Headlines News :
Home » » Pelajaran yang Berharga

Pelajaran yang Berharga

Written By Great Story on Kamis, 28 Juli 2016 | 10.40

Perkenalkan aku Rafid keseharian aku adalah kuli panggul beras dipasar, aku baru ikut bekerja jadi kuli sudah 3 hari ini umurku 17 tahun, aku dari desa menuju kekota untuk tambahan hidup dikeluarga, dahulu aku sering membantu ayahku disawah karena musim ini lagi musim paceklik aku mencari tambahan kekota “Bandung” dan mendapat pekerjaan dikios beras pak Nurdin.

Memang dilingkungan ini bebas aku sering melihat kuli lain sedang main kartu dan beberapa wanita mangkal di area pasar, yang selalu memancing birahi kuli laen memang bayaran untuk wanita disini cukup murah karena tau sendiri kelasnya juga kuli, seperti biasa para kuli selalu menggoda.


“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau” kata salah seorang diantara mereka.

“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh” perempuan muda yang bernama Erma itu menjawab.

Erma tidak terlalu cantik, badanya bahenol usianya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya.


Ech... siapa tuh bang bocah ingusan yang duduk disebelahmu. Kata Erma.


“Iya masih ingusan, dari garut baru dua hari disini”.

Erma tersenyum genit dan mendekati Rafid yang dari tadi melihatnya.

“Kenapa jang kok kayak tidak pernah lihat perempuan aja”

“Ah enggak teh”, Rafid menjawab malu-malu.

“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mending sama saya aja”

“Apa ngutang tidak sudi, mending sama barang baru masih orisinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada disini sama mereka.”

“Awas jang jangan kena dirayu kena sipilis kamu”

“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin kedokter nggak bakalan kena sipilis sudah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Erma memaki para kuli itu dengan sedikit marah.

Rafid agak rikuh juga karena Erma menggandeng tanganya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan.

“Rafid cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berdua menyusuri gang dibelakang pasar menuju kerumah Erma yang kebetulan dekat dengan pasar.

Sampai dirumah Erma kemudian menyuruh Rafid masuk dan kemudian mengunci pintu, Rafid sedikit keheranan.

“Ayo atu jangan malu-malu, nggak papa disini mah sudah biasa kayak gini” Kata Erma.

“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya saya mau ajarin mau kan”, kata Erma sambil membelai dada Rafid yang bidang.

“Rafid hanya diam gemeteran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.

“Baju kamu dibuka aja ya” kata Erma sambil menarik kaos yang dipakai Rafid dan kemudian dia membuka resleting celana yang dipakai Rafid. Dengan nafsu Erma mencium bibir Rafid yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Erma Rafid juga mulai terbakar birahi. Erma mendorong Rafid ketempat tidur sehingga Rafid jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Erma menarik celana Rafid sehingga anak itu bugil. kontol Rafid sudah berdiri dan dengan reflek dia menutupi kontolnya itu. Erma hanya tersenyum melihatnya.

“Wah sama saya sih gak usah malu-malu sudah sering lihat kayak gitu…”

Kemudian Erma membuka bajunya, Rafid makin salah tingkah melihat ada wanita bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ketempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.

“Ahhhh aduh geli teh” Rafid mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.

“Sekarang aja ya dimasukin teteh.

“Erma memegang kontol Rafid dan mengarahkan ke memeknya. Rafid melihatnya masih dengan badan gemeteran.

“Akhhh…” Rafid mendesah saat kontolnya masuk kedalam memeknya Erma, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan dikontolnya.

“Ahhhh….. ssss enak kan,” Erma naik turun sambil meremas-remas susunya.

Rafid merem melek menikmati goyangan Erma, kontolnya serasa dipijat dan disedot didalam memek Erma, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Erma dan tanganya meremas remas seprey, baru saat Erma membimbing tanganya kesusu Erma.

“Remas… Akhhh” Rafid meremas-remas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Rafid Mulai mengemutnya persih seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Erma menegakkan badanya. Erma masih asik menggoyangkan pantatnya dan tanganya meremas-remas dada Rafid.

Rafid mulai gelisah tanganya kadang meremas susu, kadang meremas sprey dan kadang memegang pinggang Erma seolah-olah mengatur agar neneng menekan sedalam mungkin.”Aduh.. teh.. aakhh”,Rafid mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badanya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crot..crot..crot… Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Rafid terkulai lemas.

“Ya kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya” kata Erma dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.

Saat pagi hari ujang bangun dan melihat Erma yang tidur telanjang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Erma. Saat Erma merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Rafid tersenyum dan membiarkan Rafid memperlakukanya seperti itu. Rafid kemudian naik keatas tubuh Erma menindihnya dan mengarahkan kontolnya kememek Erma lalu menekanya.

“Akhh.. Ngehh”Enak kan sss… Akhh. Tekan yang dalam din… Akhh..”

Rafid menggerakan pantatnya maju mundur dan Erma menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Rafid. Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua. “aduh din… terus… Akhh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeahh… terus akhhh…”Akhh teh udin mau keluarkhh akhh teh… sss… Akhh… ngahouchh…”

“Teteh dateng din akh.. din…ouchkkhhh…” Badan mereka berdua menegang, Erma mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Rafid seperti busur panah, pantatnya menekan memek Erma dan tanganya meremas sepray dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Rafid rebahan disusu Erma dan kemudian tidur telanjang disisi Erma. Beberapa saat kemudian.

“Yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Rafid harus bayar yang murah kok cuman 20000 aja.”

Rafid hanya mengangguk tersenyum. Kemudian Erma mulai menjilati seluruh badan Rafid dada Rafid kemudian turun kebawah. Saat sampai dikontol Rafid, Erma menjilati kepala kontolnya Rafid yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.

“akhh…teh…sss. Aduh geli… Akhh..”,Rafid mendesah dan badanya gemeteran, kontolnya mulai mengeras lagi. Erma terus mengulum kontol Rafid sambil mengocoknya. Rafid menggerakan pantatnya naik turun. “Akhhh..teh…tehhhh ouch…”

Sperma Rafid muncrat dimulut Erma dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya. Erma menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Rafid sampai bersih. Setelah mandi Rafid membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi kepasar.

“Kamu baru beberapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan” Pak Nurdin menasehati Rafid.

Rafid hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi karena terlanjur ketagihan Rafid sering pergi bersama Erma dan tapa disadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Rafid tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk membayar Erma dan kemudian dia pulang kekampung dengan perasaan malu yang teramat sangat.
tags #ceritadewasa
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 

Copyright © 2016. Kumpulan Cerita Dewasa - All Rights Reserved