Headlines News :

Latest Post

Kumpulan Cerita Dewasa | Demi Boleh Ikut Ujian Kutempuh dengan Segala Cara

Written By Great Story on Minggu, 18 September 2016 | 07.56


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Demi Boleh Ikut Ujian Kutempuh dengan Segala Cara - Perkenalkan namaku Anastasia, aku saat ini masih berstatus mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di kotaku dan masih semester 4. Perlu diketahui bahwa Kisahku  ini terjadi sudah agak lama, waktu itu adalah saat-saat menjelang ujian semester. Seperti biasa, seminggu sebelum ujian semester nama-nama mahasiswa yang tidak diperbolehkan ikut ujian karena berbagai sebab seperti absen, telat pembayaran, dsb tertera di papan pengumuman di depan TU fakultas.

Hari itu aku dibuat kaget dengan tercantumnya namaku di daftar cekal salah satu mata kuliah penting. Aku sangat bingung disana tertulis absenku sudah empat kali, telah melebihi batas maksimum tiga kali, apakah aku salah menghitung, padahal di agendaku setiap absenku kucatat dengan jelas aku hanya tiga kali absen di mata kuliah itu.  Akupun protes masalah ini dengan dosen yang mengajar mata kuliah itu yaitu Pak Johan.

Pak Johan adalah seorang dosen yang cukup senior di kampusku, beliau berumur  45 tahunan, tubuhnya pendek kalau dibanding denganku hanya sampai sedagu. Diajar olehnya memang enak dan mengerti namun beliau agak kegatelan, karena suka cari-cari kesempatan untuk mencolek atau bercanda dengan mahasiswi yang cantik pada jam kuliahnya termasuk juga aku pernah menjadi korban kegatelannya.

Karena beliau kepala jurusan, beliau diberi ruangan seluas 5x5 meter bersama dengan Bu Ningsih yang juga dosen senior merangkap wakil kepala jurusan. Kuketuk pintunya yang terbuka setelah seorang mahasiswa yang sedang bicara padanya pamitan.

“Siang Pak !” sapaku dengan senyum dipaksa. “Siang, ada perlu apa?” “Ini Pak, saya mau tanya tentang absen saya, kok bisa lebih padahal dicatatan saya cuma tiga...” demikian kujelaskan panjang lebar dan beliau mengangguk-anggukkan kepala mendengarnya. Beberapa menit beliau meninggalkanku untuk ke bagian TU melihat daftar absen lalu kembali lagi dengan map absen di tangannya.

Ternyata setelah usut punya usut, aku tertinggal satu jadwal kuliah tambahan dan cerobohnya aku juga lupa mencatatnya di agendaku. Dengan memohon belas kasih aku memelas padanya supaya ada keringanan atau keringanan. “Maaf pak...tolong dong pak, soalnya gak ada yang memberitahu saya tentang yang tambahan itu, jadi saya juga gak tau pak, bukan salah saya semua dong pak” “Tapi kan dik, anda sendiri harusnya tahu kalau absen yang tiga sebelumnya anda bolos bukan karena sakit atau apa kan, seharusnya untuk berjaga-jaga anda tidak absen sebanyak itu dong dulu.”

Beberapa saat aku tawar menawar dengannya namun ujung-ujungnya tetap harga mati, yaitu aku tetap tidak boleh ujian dengan kata lain aku tidak lulus di mata kuliah tersebut. Kata-kata terakhirnya sebelum aku pamit hanyalah “Ya sudah lah dik, sebaiknya anda ambil hikmahnya kejadian ini supaya memacu anda lebih rajin di kemudian hari” dengan meletakkan tangannya di bahuku.

Dengan lemas dan pucat aku melangkah keluar dari situ dan hampir bertabrakan dengan Bu Ningsih yang menuju ke ruangan itu. Dalam perjalanan pulang dimobil pun pikiranku masih kalut. Aku sudah susah-susah belajar dan mengerjakan tugas untuk mata kuliah ini, juga nilai UTS ku 8,5, tapi semuanya sia-sia hanya karena ceroboh sedikit, yang ada sekarang hanyalah jengkel dan sesal.

Sambil tiduran aku memindah-mindahkan chanel parabola dengan remote, hingga sampailah aku pada chanel TV dari Taiwan yang kebetulan sedang menayangkan film semi. Terlintas di pikiranku sebuah cara gila untuk merayu pak Johan, mengapa aku tidak memanfaatkan sifat kegatelannyanya itu untuk menggodanya, aku sendiri kan penggemar seks bebas.

Cara ini cukup besar taruhannya kalau tidak kena malah aku yang malu, tapi biarlah tidak ada salahnya mencoba, gagal ya gagal, begitu pikirku. Aku memikirkan rencana untuk menggodanya dan merencanakan waktunya, yaitu sore jam 5 lebih, biasanya jam itu kampus mulai sepi dan dosen-dosen lain sudah pulang. Aku cuma berharap saat itu Bu Ningsih sudah pulang, kalau tidak rencana ini bisa tertunda atau mungkin gagal.

Keesokan harinya aku mulai menjalankan rencanaku dengan berdebar-debar. Kupakai pakaianku yang seksi berupa sebuah baju tanpa lengan berwarna biru dipadu dengan rok putih menggantung beberapa senti diatas lutut, gilanya adalah dibalik semua itu aku tidak memakai bra maupun celana dalam. Tegang juga rasanya baru pertama kalinya aku keluar rumah tanpa pakaian dalam sama sekali, seperti ada perasaan aneh mengalir dalam diriku. Birahiku naik membayangkan yang tidak-tidak, terlebih hembusan AC di mobil semakin membuatku bergairah, udara dingin berhembus menggelikitik kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa.

Karena lalulintas di jalan ramai dan agak macet aku baru tiba di kampus jam setengah enam, kuharap Pak Johan masih di kantornya. Kampus sudah sepi saat itu karena saat menjelang ujian banyak kelas sudah libur, kalaupun masuk paling cuma untuk pemantapan atau kuis saja. Aku naik lift ke tingkat tiga. Seorang karyawan dan dua mahasiswa yang berpapasan  denganku mencuri-curi pandang ke arahku, suatu hal yang biasa kualami karena aku sering berpakaian seksi cuma kali ini bedanya aku tidak pakai apa-apa di baliknya.

Entah bagaimana reaksi mereka kalau tahu ada seorang gadis di tengah mereka tidak berpakaian dalam, untungnya pakaianku tidak terlalu ketat sehingga lekukan tubuhku tidak terjiplak. Akupun sampai ke ruang beliau di sebelah lab. bahasa dan kulihat lampunya masih nyala. Kuharap Bu Ningsih sudah pulang kalau tidak sia-sialah semuanya. Jantungku berdetak lebih kencang saat kuketuk pintunya.

“Masuk !” sahut suara dari dalam. “Selamat sore Pak !” “Ohh, kamu Anastasia yang kemarin, ada apa lagi nih ?” katanya sambil memutar kursinya yang menghadap komputer ke arahku. “Itu...Pak mau membicarakan masalah yang kemarin lagi, apa masih ada keringanan buat saya.” “Lho...kan bapak udah bilang dari kemarin bahwa tanpa surat opname atau ijin khusus, kamu tetap dihitung absen, disini aturannya memang begitu, harap anda maklum”

“Jadi sudah tidak ada tawar-menawar lagi Pak…?” “Maaf dik, bapak tidak bisa membantumu dalam hal ini” “Begini saja Pak, saya punya penawaran terakhir untuk bapak, saya harap bisa menebus absen saya yang satu itu, bagaimana Pak ?” “Penawaran...penawaran, memangnya pasar pakai tawar-menawar segala” katanya dengan agak jengkel karena aku terus ngotot.

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung lari menutup pintu dan menguncinya, lalu berjalan ke arahnya dan langsung duduk diatas meja tepat disampingnya dengan menyilangkan kaki.  Tingkahku yang nekad ini membuatnya salah tingkah. Selagi dia masih terbengong-bengong kuraih tangannya dan kuletakkan di betisku.

“Ayolah Pak, saya percaya bapak pasti bisa nolongin saya, ini penawaran terakhir dari saya, apa bapak gak tertarik dengan yang satu ini” godaku sambil merundukkan badan ke arahnya sehingga dia dapat melihat belahan Toketku melalui leher bajuku yang agak rendah.

“Dik...kamu-kamu ini....edan juga...” katanya terpatah-patah karena gugup Wajahku mendekati wajahnya dan berbisik pelan setengah mendesah : “Sudahlah Pak, tidak usah pura-pura lagi, nikmati saja selagi bisa” Beliau makin terperangah tanpa mengedipkan matanya ketika aku mulai melepaskan kancing bajuku satu-persatu sampai kedua Toketku dengan puting pink-nya dan perutku yang rata terlihat olehnya.

Tanpa melepas pandangannya padaku, tangannya yang tadinya cuma memegang betisku mulai merambat naik ke paha putihku disertai sedikit remasan lembut. Kuturunkan kakiku yang tersilang dan kurenggangkan pahaku agar beliau lebih leluasa mengelus pahaku. Dengan setengah berdiri beliau meraih Toketku dengan tangan yang satunya, setelah tangannya memenuhi Toketku dia meremasnya pelan diiringi desahan pendek dari mulutku.

“Dadamu bagus juga yah dik, kencang dan montok” pujinya. Beliau lalu mendekatkan mulutnya ke arah Toketku, sebuah jilatan menyapu telak putingku disusul dengan gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar. Sementara tangannya yang lain merambah lebih jauh ke dalam rokku hingga akhirnya menyentuh pangkal pahaku.

Beliau berhenti sejenak ketika jari-jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa “Ya ampun Anas, kamu tidak pakai dalaman apa-apa ke sini !?” tanyanya terkrjut dan terheran-heran dengan keberanianku “Iyah pak, khusus untuk bapak...makanya bapak harus tolong saya juga ya” Tiba-tiba dengan bernafsu dia bentangkan lebar-lebar kedua pahaku dan menjatuhkan dirinya ke kursi kerjanya.

Matanya seperti mau copot memandangi kemaluanku yang merah merekah diantara bulu-bulu hitam yang lebat. Sungguh tak pernah terbayang olehku aku duduk diatas meja dengan mengakangkan kaki di hadapan dosen yang kuhormati. Sebentar kemudian lidah Pak Johan mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi Toketku.

“Uuuuhhh...!” aku benar-benar menikmatinya, mataku terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang hebat oleh sensasi permainan lidahnya. Aku mengerang pelan meremas rambutnya yang tipis, kedua paha putihku mengapit erat kepalanya seolah tidak menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku, tapi yang paling enak adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku, duhhhhh...rasanya geli seperti mau ngompol.

Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku. Setelah membuat vaginaku basah kuyup, beliau berdiri dan melepaskan diri. Dia membuka celana dan CDnya sehingga ‘terpedo’ yang dari tadi sudah sesak dalam sangkarnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Digenggamnya benda itu dan dibawa mendekati vaginaku “Bapak masukin sekarang aja yah Dik, udah ga kuat nih”


“Eiit...sebentar dong Pak, bapak kan belum ngerasain mulut saya ini, dijamin bapak ketagihan deh” kataku sambil meraih terpedonya  dan turun dari meja. Kuturunkan badanku perlahan-lahan dengan gerakan menggoda hingga berlutut di hadapannya. Kontol dalam genggamanku itu kucium dan kujilat perlahan disertai sedikit kocokan lembut. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya.

Sekarang kubuka mulutku untuk memasukkan kontol itu. Hhmm....hampir sedikit lagi masuk seluruhnya tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku. Boleh juga terpedo untuk seusia beliau, walaupun tidak seperkasa orang-orang kasar yang pernah ML denganku, miliknya cukup kokoh dan dihiasi sedikit urat, bagian kepalanya nampak seperti cendawan berdenyut-denyut. Dalam mulutku kontol itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala terpedo. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajah beliau menikmati seponganku.

Berdasarkan pengalaman, sudah banyak cowok kelabakan dengan oral sex-ku, mereka biasa mengerang-ngerang tak karuan bila lidahku sudah beraksi pada kontol mereka, Pak Johan pun termasuk diantaranya. Beliau mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu tangan.

Namun tiba-tiba di tengah kenikmatan. Terdengar suara pintu diketuk sehingga kami begitu panik. Pak Johan buru-buru menaikkan kembali celananya dan meneguk air dari gelasnya. Aku disuruhnya sembunyi di bawah meja kerjanya. “Ya...ya...sebentar tanggung ini hampir selesai” sahutnya membalas suara ketukan.  Dari bawah meja aku mendengar beliau sudah membuka pintu dan berbicara dengan seseorang yang aku tidak tahu. Kira-kira tiga menitan mereka berbicara, Pak Johan mengucapkan terima kasih pada orang itu dan berpesan agar jangan diganggu dengan alasan sedang lembur dan banyak pekerjaan, lalu pintu ditutup.

“Siapa tadi itu Pak, sudah aman belum ?” tanyaku setelah keluar dari kolong meja “Tenang cuma karyawan mengantar surat ini kok, yuk terusin lagi Dik” Lalu dengan cueknya aku melepaskan baju dan rokku yang sudah terbuka hingga telanjang bulat di hadapannya. Aku berjalan ke arahnya yang sedang melongo menatapi ketelanjanganku, kulingkarkan lenganku di lehernya dan memeluknya. Dari tubuhnya tercium aroma khas parfum om-om. Beliau yang memangnya pendek terlihat lebih pendek lagi karena saat itu aku mengenakan sepatu yang solnya tinggi.

Kudorong kepalanya diantara kedua payudaraku, beliau pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tiba-tiba aku meringis dan mendesis karena aku merasakan gigitan pada puting kananku, beliau dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu, giginya digetarkan pada bulatan mungil itu dan meninggalkan jejak disekitarnya. Tangannya mengelusi punggungku menurun hingga mencengkram pantatku yang bulat dan padat.

“Hhmm...sempurna sekali tubuhmu ini dik, pasti rajin dirawat ya” pujinya sambil meremas pantatku. Aku hanya tersenyum kecil menanggapi pujiannya lalu kubenamkan kembali wajahnya ke Toketku yang sebelah, beliaupun melanjutkan menyusu dari situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu diemut dan dihisap kuat-kuat. Tangannya dibawah sana juga tidak bisa diam, yang kiri meremas-remas pantat dan pahaku, yang kanan menggerayangi vaginaku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana.

Sebagai respon aku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga walaupun ruangan ini ber-AC, keringatku tetap menetes-netes. Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, beliau juga mengulum leherku dan mencupanginya seperti Dracula memangsa korbannya.  Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah selama beberapa hari.

Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku dimana lidah kami saling beradu dengan ganas dan liar. Lucunya karena dia lebih pendek, aku harus sedikit menunduk untuk bercumbuan dengannya. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu. Setelah tiga menitan karena merasa pegal lidah dan susah bernafas kami melepaskan diri dari ciuman.

“Masukin aja sekarang yah Pak...saya udah gak tahan nih” pintaku sambil terus menurunkan resleting celananya.  Namun belum sempat aku menjawab, dia sudah terlebih dulu mengangkat tubuhku. Wow, pendek-pendek gini kuat juga ternyata, dia masih sanggup menggendongku dengan kedua tangan lalu diturunkan diatas meja kerjanya.

Dia berdiri diantara kedua belah pahaku dan membuka celananya, tangannya memegang kontol itu dan mengarahkannya ke vaginaku. Tangan kananku meraih benda itu dan membantu menancapkannya. Perlahan-lahan batang itu melesak masuk membelah bibir vaginaku hingga tertanam seluruhnya.

“Ooohhh....acchhhhhh!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu Pak Johan. “Sakit ya dik ?” tanyanya Aku hanya menggeleng walaupun rasanya memang agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat, ya nikmat yang semakin memuncak. Aku tidak bisa tidak mendesah setiap kali beliau menggenjotku, tapi aku juga harus menjaga volume suaraku agar tidak terdengar sampai luar, untuk itu kadang aku harus menggigit bibir atau jari.

Beliau semakin cepat memaju-mundurkan terpedonya, hal ini menimbulkan sensasi nikmat yang terus menjalari tubuhku. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk sehingga Toketku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan beliau yang langsung melumat yang kiri dengan mulutnya dan meremas-remas yang kanan serta memilin-milin putingnya. Tak lama kemudian aku merasa dunia makin berputar dan tubuhku menggelinjang dengan dahsyat, aku mendesah panjang dan melingkarkan kakiku lebih erat pada pinggangnya.

Cairan kenikmatan mengucur deras dari vaginaku sehingga menimbulkan bunyi kecipak setiap kali beliau menghujamkan terpedonya, plokkk … plookkk … plookkk. Beberapa detik kemudian tubuhku melemas kembali dan tergeletak di mejanya diantara tumpukan arsip-arsip dan alat tulis. Aku hanya bisa mengambil nafas sebentar karena beliau yang masih bertenaga melanjutkan ronde berikutnya.

Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan terpedo itu ke vaginaku. Blessss …!

“Uuhhhhhh...nggghhh...!” desisku saat kontol yang keras itu membelah bibir kemaluanku. Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, Toketku serasa tertekan dan bergesekan di meja kerjanya. Pak Johan menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan ini. Sebisa mungkin aku menjaga suaraku agar tidak terlalu keras, tapi tetap saja sesekali aku menjerit kalau sodokannya keras. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap dengan pandangan kosong pada dinding kantor.

Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga Toketku yang tadinya menempel dimeja kini menggantung bebas. Dengan begitu tangannya bisa menggerayangi Toketku. Pak Johan kemudian mengajak ganti posisi, digandengnya tanganku menuju sofa. Dia menjatuhkan pantatnya disana, namun dia mencegahku ketika aku mau duduk, disuruhnya aku berdiri di hadapannya, sehingga kemaluanku tepat di depan wajahnya.

“Bentar yah Dik, bapak bersihin dulu memekmu ini” katanya seraya menempelkan mulutnya pada kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. “Sslluurrpp....sruutuuppp” dijilatinya kemaluanku yang basah itu, cairan orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu.  Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku dihisapinya selama sepuluh menitan , setelah puas aku disuruhnya naik ke pangkuannya dengan posisi berhadapan.

Kugenggam terpedo dan kuarahkan ke lubangku, setelah rasanya pas kutekan badanku ke bawah sehingga kontol beliau tertancap pada vaginaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku. 20 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian berlomba-lomba mencapai puncak.

Mulutnya tak henti-henti mencupangi Toketku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Akupun akhirnya tidak tahan lagi dengan memuncaknya rasa nikmat di selangkanganku, gerak naik turunku semakin cepat sampai vaginaku kembali mengeluarkan cukup banyak cairan orgasme yang membasahi terpedo dan daerah selangkangan kami. Semakin lama goyanganku semakin lemah, sehingga tinggal beliau saja yang masih menghentak-hentakkan tubuhku yang sudah lemas di pangkuannya.

Selanjutnya  beliau melepaskanku juga dan menyuruh menyelesaikannya dengan mulut saja. Aku masih lemas dan duduk bersimpuh di lantai di antara kedua kakinya, kugerakkan tangan kananku meraih terpedo yang belum ejakulasi. Benda itu, juga bulu-bulunya basah sekali oleh cairanku yang masih hangat. Aku membuka mulut dan mengulumnya. Seiring dengan tenagaku yang terkumpul kembali kocokanku pun lebih cepat. Hingga akhirnya batang itu semakin berdenyut diiringi suara erangan parau dari mulutnya. Sperma itu menyemprot langit-langit mulutku, disusul semprotan berikutnya yang semakin mengisi mulutku, rasanya hangat dan kental dengan aromanya yang familiar denganku.

Aku berkonsentrasi menelan dan menghisapnya berusaha agar cairan itu tidak terbuang setetespun. Setelah perjuangan yang cukup berat akhirnya sempotannya makin mengecil dan akhirnya berhenti sama sekali. Belum cukup puas, akupun menjilatinya sampai bersih mengkilat, perlahan-lahan benda itu melunak kembali. Pak Johan bersandar pada sofa dengan nafas terengah-engah dan mengibas-ngibaskan leher kemejanya.

Setelah merasa segar kami kembali memakai pakaian masing-masing. Dia memuji permainanku dan berjanji berusaha membantuku mencari pemecahan masalah ini. Disuruhnya aku besok datang lagi pada jam yang sama untuk mendengar keputusannya. Ternyata ketika besoknya aku datang lagi keputusannya masih belum kuterima, malahan aku kembali digarapnya. Rupanya dia masih belum puas dengan pelayananku.

Dan besok lusanya yang kebetulan tanggal merah aku diajaknya ke sebuah hotel melati di daerah Tangerang. Disana aku digarapnya setengah hari dari pagi sampai sore, bahkan sempat aku dibuat pingsan sekali. Luar biasa memang daya tahannya untuk seusianya walaupun dibantu oleh suplemen pria. Namun perjuanganku tidaklah sia-sia, ketika sedang berendam bersama di bathtub dia memberitahukan bahwa aku sudah diperbolehkan ikut dalam ujian.

“Kesananya berusaha sendiri yah Dik, jangan minta yang lebih lagi, bapak sudah perjuangkan hal ini dalam rapat kemarin” katanya sambil memencet putingku “Tenang aja Pak, saya juga tahu diri kok, yang penting saya ga mau perjuangan saya selama ini sia-sia” jawabku dengan tersenyum kecil Akhirnya akupun lulus dalam mata kuliah itu walaupun dengan nilai B karena UAS-nya lumayan sulit, lumayanlah daripada tidak lulus. Dan dari sini pula aku belajar bahwa terkadang perjuangan itu perlu pengorbanan apa saja.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Rame -Rame Ngesek Saat Darmawisata Sekolah

Written By Great Story on Sabtu, 17 September 2016 | 21.54


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Rame -Rame Ngesek Saat Darmawisata Sekolah - Di sekolah aku punya teman akrab namanya Nungky. Dia juga lumayan cantik, walau lebih pendek dariku, tapi dia sering banget gonta-ganti pacar. Nungky memang sangat menarik, apalagi ia sering menggunakan seragam atau pakaian yang minim… peduli amat kata guru, pesona jalan terus!

Sebut saja namaku Mila, umurku 16 tahun, kelas 2 SMA. Sebagai anak SMA, tinggiku relatif sedang, 165 cm, dengan berat 48 kg, dan cup bra 36B. Untuk yang terakhir itu, toketku memang cukup pede. Walau sebenarnya wajahku cukup manis tapi aku sudah lumayan lama menjomblo, 1 tahun. Itu karena aku amat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.

Saat darmawisata sekolah ke Cibubur inilah yang menjadi kisah menarik dalam kehidupan seksku, aku dan dia sekamar, dan empat orang lain. Satu kamar memang dihuni enam orang, tapi sebenarnya kamarnya kecil bangeeet… aku bersama Nungky sampai berantem sama guru yang mengurusi pembagian kamar, dan alhaAndien, kami pun bisa memperoleh villa lain yang agak lebih jauh dari villa induk.

Disana, kami berenam tinggal dengan satu kelompok cewek lainnya, dan di belakang villa kami, hanya terpisah pagar tanaman, adalah villa cowok. “Mil, lo udah beres-beres, belum?” tanya Nungky saat dilihatnya aku masih asyik tidur-tiduran sambil menikmati dinginnya udara Cibubur, lain dengan Jakarta. “Belum, ni baru mau.” Jawabku asal aja, karena masih malas bergerak.

“Ntar aja, deh. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Nungky. “Boleh juga tuh…” gumamku sambil bangun dan menemaninya jalan-jalan. Kami berputar-putar melihat-lihat pasar lokal, villa induk, dan tempat-tempat lain yang menarik. Pas di jalan, kami bertemu dengan Ubay, Adi, dan Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang.

“Mau kemana, Yud?” sapa Nungky. “Eh, Nungky. Gue ama yang lain mau pindahan nih ke villa cowok yang satunya, villa induk udah penuh sih.” Ubay yang menjawab. “Lo berdua mau bantu, nggak? Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih.” Pintanya memelas. “Oke, tapi yang enteng ajaaa…” jawabku sambil mengambil alih beberapa barang ringan. Nungky ikut meringankan beban Adi dan Yudi.

Sampai di villa cowok, aku bengong. Yang bener aja, masa iya aku dan Nungky harus masuk ke sana? Akhirnya aku dan Nungky hanya mengantar sampai pintu. Yudi dan Adi bergegas masuk, sementara Ubay malah santai-santai di ruang tamu. “Masuk aja kali, Nungky, Mil.” Ajaknya cuek. “Ngng… nggak usah, Yud.” Tolakku. Nungky diam aja.

“Nungky! Sini dong!” terdengar teriakan dari dalam. Aku mengenalinya sebagai suara Feri. “Gue boleh masuk, ya?” tanya Nungky sambil melangkah masuk sedikit. “Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Nungky langsung masuk, aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya.

Di dalam, anak-anak cowok, sekitar delapan orang, kalo Ubay yang diluar nggak dihitung, lagi asyik nongkrong sambil main gitar. Begitu melihat kami, mereka langsung berteriak girang, “Eh, ada cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, aku dan Nungky langsung mundur sambil tertawa-tawa.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Rame -Rame Ngesek Saat Darmawisata Sekolah - Aku langsung mengenali delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Jay, Catur, dan Roni. Semua dari kelas yang berbeda-beda. Tak lama, aku dan Nungky sudah berada di antara mereka, bercanda dan ngobrol-ngobrol. Nungky malah dengan santai tiduran telungkup di kasur mereka, aku risih banget melihatnya, tapi diam aja. Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Nungky.

“Nungkyl… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda. “Siapa berani, ha?” tantang Nungky bercanda juga. Tapi Kiki malah menanggapi serius, tangannya naik menyentuh bahu Nungky. Cewek itu langsung bergerak menghindar, sementara cowok-cowok lain malah ribut menyoraki. Aku makin gugup. “Nungkyl, bener ya kata gosip lo udah nggak perawan?” kejar Roni.

“Kata siapa, ah…” balas Nungky pura-pura marah. Tapi gayanya yang kenes malah dianggap sebagai anggukan iya oleh para cowok. “Boleh dong, gue juga nyicip, Nungkyl?” tanya Dio.Nungky diam aja, aku juga tambah risih. Apalagi pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, dan entah sengaja atau tidak, tangan Catur menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Bingung karena diimpit mereka, aku memutuskan untuk tidak bergerak.

“Gue masih perawan, Mila juga… kata siapa itu tadi?” omel Nungky sambil bergerak untuk turun dari kasur. Tapi ditahan Roni. “Gitu aja marah, udah, kita ngobrol lagi, jangan tersinggung.” Bujuknya sambil mengelus-elus rambut Nungky. Aku tahu Nungky dulu pernah suka sama Roni, jadi dia membiarkan Roni mengelus rambut dan pundaknya, bahkan tidak marah saat dirangkul pinggangnya.

“Mil, lo mau dirangkul juga sama gue?” bisik Catur di telingaku. Rupanya ia menyadari kalau aku memperhatikan tangan Roni yang mengalungi pinggang Nungky. Tanpa menunggu jawaban, Catur memeluk pinggangku, aku kaget, namun sebelum protes, tangan Feri sudah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sementara pelukan Catur membuatku mau tak mau berbaring di dadanya yang bidang. Teriakan protes dan penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain.

Ubay bahkan sampai masuk ke kamar karena mendengar ribut-ribut tadi. “Gue juga mau, dong!” Yudi dan Kiki menghampiri Nungky yang juga lagi dipeluk Roni, sementara Adi, Jay, dan Ubay menghampiriku. Berbeda denganku yang menjerit ketakutan, Nungky malah kelihatan keenakan dipeluk-peluki dari berbagai arah oleh cowok-cowok yang mulai kegirangan itu.

“Jangan!” teriakku saat Ubay mencium pipi, dan mulai merambah bibirku. Sementara Jay menjilati leherku dan tangannya mampir di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas sampai aku kegelian. Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sementara Adi menjilati pusarku. Ternyata mereka telah mengangkat kaosku sampai sebatas dada. Aku menjerit-jerit memohon supaya mereka berhenti, tapi sia-sia. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Rame -Rame Ngesek Saat Darmawisata Sekolah.

Kulirik Nungky yang sedang mendapat perlakuan sama dari Roni, Yudi, dan Kiki, bahkan Dana telah melucuti celana jins Nungky dan melemparnya ke bawah kasur. Lama-kelamaan, rasa geli yang nikmat membungkus tubuhku. Percuma aku menjerit-jerit, akhirnya aku pasrah. Melihatnya, Catur langsung melucuti kaosku, dan mencupang punggungku. Feri dan Ubay bahkan sudah membuka seluruh pakaian mereka kecuali celana dalam.

Aku kagum juga melihat dada Feri yang bidang dan harumnya khas cowok. Aku hanya bisa terdiam dan meringis nikmat saat dada bidang itu mendekapku dan menciumi bibirku dengan ganas. Aku membalas ciuman Feri sambil menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang ternyata sudah terlepas dari pelindungnya. Vaginaku terasa basah, dan gatal.

Seolah mengetahuinya, Ubay membuka celanaku sekaligus celana dalamku sehingga aku langsung bugil. Agak risih juga dipandangi dengan begitu liar dan berhasrat oleh cowok-cowok itu, tapi aku sudah mulai keenakan. “Ssshhhh…. aaaccckhh…” aku mendesis saat Adi dan Jay melumat payudaraku dengan liar “Mmmhhhhhh, toket lo montok banget, Miiiil…” gumam Jay.

Aku tersenyum bangga, namun tidak lama, karena aku langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. “Cihuy… Mila emang masih perawan…” Catur yang entah sejak kapan sudah berada di daerah rahasiaku menyeringai. “Acccckkkhh… jangan Gam…” desahku saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara. “Gue udah kebelet, niih… gue perawanin ya, Mil…” Tak terasa, sesuatu yang bundar dan keras menyusup ke dalam vaginaku, ternyata penis Catur sudah siap untuk bersarang disana.

Aku mendesah-desah diiringi jeritan kesakitan saat ia menyodokku dan darah segar mengalir. “Sakiiit…” erangku. Catur menyodok lagi, kali ini penisnya sudah sepenuhnya masuk, aku mulai terbiasa, dan ia pun langsung menggenjot dan menyodok-nyodok. Aku mengerang nikmat. “Ssshh… terusss… yaaa, acccckh! Acccckh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Accckkkhh…”

Sementara pantat Catur masih bergoyang, cowok-cowok lain yang sudah telanjang bulat juga mulai berebutan menyodorkan penis mereka yang sudah tegang ke bibirku. “Gue dulu ya, Mil… nih, lu karaoke,” ujar Ubay sambil menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Aku agak canggung dan kaget menerimanya, tapi kemudian aku mulai mengulumnya dan mempermainkan  lidahku menjelajahi barang Ubay.

Ia mendesah-desah keenakan sambil merem-melek. Sementara Jay masih menikmati buah dadaku, Adi nampaknya sudah mulai beranjak ke arah Nungky yang dikerubuti dan digenjot juga sama sepertiku Bedanya, kulihat Nungky sudah nungging, ala doggy style, penis Dana tengah menggenjot mEmeknya dan toketnya yang menggantung sedang dilahap oleh Kiki, sementara mulutnya mengoral penis Yudi. Nungky nampak amat menikmatinya, dan cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Rame -Rame Ngesek Saat Darmawisata Sekolah.

Beberapa saat kemudian, kulihat Dana orgasme, dan kemudian Ubay yang keenakan barangnya kuoral juga orgasme dalam mulutku, aku kewalahan dan hampir saja memuntahkan cairannya. Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, ternyata Catur sudah orgasme dan menembakkan sper-manya di dalam vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, untuk beberapa menit, kukira ia tidur, tapi kemudian ia bangun dan menciumi pusarku dengan penuh nafsu.

Kini, vaginaku sudah diisi lagi dengan penis Jay. Penisnya lebih besar dan menggairahkan, sehingga membuat mataku terbelalak terpesona. Jay menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai menggenjotku, rasanya nikmat sekali seperti melayang. Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongkahan pantatku turut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi milik mereka.

“Accckkkhh…. ssshh… terus, teruuusss sayaaang… accckh, nikmat, aaacchhh…” erangku keenakan. Toketku yang bergoyang-goyang langsung ditangkap oleh mulut dan tangan Ubay. Ia memainkan puting susuku dan mencubit-cubitnya dengan gemas, aku semakin berkelojotan keenakan, dan meracau tidak jelas, “Accckkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue milik luu… aacccccckhh…!!” “Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Jay sambil mencengkeram pantatku dan mempercepat goyangan penisnya.

Ubay juga semakin lahap menikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seolah ingin menelannya bulat-bulat, dan sebelum aku sempat meracau lagi, Catur telah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami saling berpagutan penuh gairah, meMilitkan lidah dengan sangat liar, dan klimaksnya saat gelombang kenikmatan melandaku sampai ke puncaknya.

“Aaacccckkhh…. gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme. Jay menyusul beberapa saat kemudian, dan vaginaku benar-benar banjir. Tubuh Jay langsung jatuh dengan posisi penisnya masih dalam jepitan vaginaku, ia memeluk pinggangku dan menciumi pusarku dengan lemas. Sementara aku masih saja digerayangi oleh Catur yang tak peduli dengan keadaanku dan meminta untuk dioral, dan Ubay yang menggosok-gosokkan penisnya ditoketku dengan nikmat.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Rame -Rame Ngesek Saat Darmawisata Sekolah - Beberapa saat kemudian, Catur pun orgasme lagi. Catur jatuh dengan posisi wajah tepat di sampingku, sementara Ubay tanpa belas kasihan memasukkan penisnya ke vaginaku, dan menggenjotku lagi sementara aku berciuman penuh gairah dengan Catur. Selang beberapa saat Ubay orgasme dan jatuh menindihku dengan penis masih menancap, ia memelukku mesra sebelum kemudian tertidur.

Aku sempat mendengar erangan nikmat dari arah Nungky, sebelum akhirnya benar-benar tertidur kecapekan, membiarkan Jay dan Catur yang masih menciumi sekujur tubuhku. Selama tiga hari kami disana, kami selalu melakukannya setiap ada kesempatan. Sudah tak terhitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun aku menikmati itu semua. Bahkan, bila tak ada yang melihat, aku dan Nungky masih sering bermesraan dengan salah satu dari mereka.

Seperti saat aku berpapasan dengan Catur di tempat sepi, aku duduk di pangkuannya sementara tangannya menggerayangi dadaku, dan bibirnya berciuman dengan bibirku, dan penis-nya menusuk-nusukku dari bawah. Sungguh pengalaman yang mendebarkan dan penuh nikmat—tubuhku ini telah digauli dan dimiliki beramai-ramai, namun aku malah ketagihan.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Aku Hipersex

Written By Great Story on Jumat, 16 September 2016 | 21.05


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Cerita Sex - Aku Hipersex - Mas Sonny adalah suamiku yang pertama, orangnya sangat penyabar sekali jadi dia tidak mempermasalahkan aku memiliki suami lagi karena dia juga tau kalau aku hyper Sex. Dan bahkan mas Sonny juga pernah melihatku disetubuhi oleh mas Dino suamiku yang kedua didepan matanya. Namun mas Sonny diam saja, karena dia tak mampu memuaskan aku. Begitu halnya dengan mas Dino, suamiku yang kedua, sifatnya sama persis dengan mas Sonny, hampir gak ada bedanya.

Hyper Sex adalah sebutan yang cocok buatku, karena aku selalu meminta lebih dengan pacar-pacarku dulu. setiap kali aku berhubungan Sex degan pacarku, aku gak mau jika hanya bermain sekali, minmal aku minta maen sampai 5-6 kali baru aku bisa merasakan kepuasan yang sangat nyata. Kalau pacarku tidak kuat mengatasi birahi Sex ku yang tinggi, aku mencari lagi cowok yang dapat membuatku mencapai kepuasan.

Sampai akhirnya pacar-pacarku tidak ada yang bisa memuaskan nafsu Sex ku akhirnya aku mensiasati dengan menikah dengan dua laki-laki agar nafsu Sex ku yang liar bisa tersalurkan dan terpuaskan. Aku baru bisa merasa puas jika aku disetubuhi oleh kedua suamiku bergantian. Namun hal itu jarang pernah terjadi karena kesibukan kedua suamiku yang sering keluar kota secara bergantian. Jadi gak pernah dua suamiku dirumah secara bersamaan.

Suatu hari aku diajak oleh mas Sonny ke tempat kerjanya karena ada acara kantor. Aku yang tak pernah ikut mas Sonny kemana-mana pun sekejap merasa canggung. Sesampainya disana, suasananya sangat ramai sekali, mas Sonny yang bertemu dengan teman-temannya pun meninggalkanku. Aku yang merasa bingung mau ngapain lalu menolah kanan dan kiri dan akhirnya aku melihat mbak Tiara dan aku langsung nyamperin mbak Tiara di tempatnya berdiri. mbak Tiara ini adalah istri dari jhoni teman kantor mas Sonny. Dan ...

“Eeeehh…mbak Tiara, sendirian ya??” tanyaku membuka percakapan. “Eeehh..mbak Andien, enggak kok, sama papahnya, tuuh disana” jawabnya. “Waah sama donk mbak, aku juga ditinggal sama papahnya disana” jawabku sambil menunjuk arah mas Sonny.  “Mbak Andien tambah seksi ajah yaaah” ucap mbak Tiara. “Aaaahhh enggak mbak, biasa aja kok mbak, dari dulu badanku segini-segini aja kok, gak pernah berubah” jawabku.

“Aaaahhh tapi mbak Andien seksi banget kok, aku iri liat penampilan mbak Andien” kata mbak Tiara. “mbak Tiara bisa aja” jawabku. “Apa siih rahasianya biar bisa awet seksi gitu mbak??” tanya mbak Tiara. “Minum Air liur burung” bisikku sambil mendekat ke telinganya. “ Burung apa Mbak” kejarnya penasaran. “Burung.. Burungnya Mas Sonny” bisikku kubuat serius. “AccchhH! Mbak guyon!” jawab mbak Tiara.

“Betul jeng, ini betul lho jeng” jawabku. “Itukan biasa Mbak” kata mbak Tiara. “Biasa gimana, kalau sekedar ML terus selesai ya biasa jeng tapi ada caranya ” jelasku. “mbak Tiara ngetot dengan Dik Jhony berapa kali seminggu?” lanjutku. “Paling sekali ya kadang dua kali Mbak ” jawabnya. “Pas ngetot apa saja yang mbak Tiara lakukan ?” tanyaku lagi. “Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus selesai ya sudah begitu aja ” jawabnya.

“ Lho ya sudah gimana to mbak?, mestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan apakah mbak Tiara selalu dapat mencapai puncak ?” “Itulah Mbak masalahnya, saya sering ditinggal menggantung ” jawabnya sambil menerawang. “ Terus” tanyaku. “Ya kalau sudah begitu paling saya yang uring-uringan dan biasanya cuma bisa melampiaskan ke pekerjaan rumah Mbak ” terusnya.

“Nah itulah jeng bedanya, Mbak dengan Mas Sonny selalu mencapai puncak bahkan berkali-kali lho ” jawabku. Kulihat wajahnya nampak takjub dan kelihatan rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya. “Jeng ML itu kalau dilakukan dengan benar dan senang hati bisa membuat kita awet muda, karena kerja hormon-hormon dalam tubuh kita jadi optimal ” lanjutku menjelaskan bak seaorang dokter.

“Oooh itu to Mbak rahasianya.. !” celetuknya. “Makanya saya bilang, meskipun Mbak kasih tau kan mbak Tiara belum tentu bisa.. Bahkan..” jelasku sengaja memancing reaksinya. “Bahkan apa Mbak.?” Tanyanya nggak sabar. “Bahkan kalau mbak Tiara, Mbak suruh belajar sama Mas Sonny juga belum tentu mau” lanjutku sambil berbisik. “Ahh Mbak” jawabnya sambil mencubit lenganku.

Cerita kami berakhir dengan berakhirnya acara arisan, sebelum pergi mbak Tiara sempat berbisik sewaktu-waktu mau konsultasi kujawab ya kapan saja. Bahkan kubisiki nanti belajar langsung aja ama Mas Sonny. Seminggu setelah itu ketika itu jam 7 malam, Dino baru datang dari Jakarta sedang aku lagi ada tamu jepang jadi aku bermaksud memberi blow job Dino sedang Mas Sonny masih malas-malasan didekat kami berdua.

Tiba-tiba telepon berdering, karena aku dan Dino sudah hampir telanjang maka Mas Sonny yang mengangkat telepon. “Halo selamat malam” salam Mas Sonny, aku nggak tahu apa jawaban disebelah sana. “Ya benar, mau bicara dengan Mbak Andien..? Sebentar ya, dari siapa? Tiara! Oh mbak Tiara, Tiara Jhony ?” tanya Mas Sonny.

Mendengar itu aku bangkit, Dino terpaksa melepaskan dekapannya padaku. Sebenarnya skenario ini aku yang buat, karena aku ingin Tiara dapat main kerumah sehingga kuminta Mas Sonny menugaskan Jhony keluar kota untuk supervisi selama 3 hari. “Halo mbak Tiara kok tumben nelpon malam-malam ” sapaku memulai percakapan. Kami ngomong panjang lebar sampai akhirnya menyinggung pembicaraan kami di arisan dulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Sonny, atau melihat saja kami yang mempraktekkannya berdua.

Tiara semakin penasaran, masa aku dan Mas Sonny mau bercinta dilihat orang lain, kujawab bahwa aku hanya bisa kalau orangnya itu Tiara, lain tidak lagian cuma sebatas cara- cara pemanasan. Tiara rupanya mulai panas akhirnya kuulangi lagi tawaranku dan jawabannya.

“Iya Mbak BT nih anak-anak sudah pada tidur, Mas Jhony dinas luar ” jawabnya. “Ya sudah to main aja ke rumah, kami semua sedang nggak ada kegiatan kok lagian masih sore ” jawabku. “Tapi Mbak,” “Apa?” “Aku malu sama Mas Sonny, ..” jawabnya. “ Nggak papa kami cuma berdua kok, jangan kuatir nanti pulangnya kami antar” jawabku. “ Baiklah Mbak tapi janji lho.. nggak usah dipraktekin sama aku.. ” pintanya mengakhiri pembicaraan.

Setelah itu kami tutup pembicaraan, rumah mbak Tiara kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Dino bersabar dan sembunyi di kamar sementara aku dan Mas Sonny yang akan menerima Tiara. Rencana ini pernah kuutarakan sebelumnya sama suami-suamiku. Kira-kira 25 menit kami menunggu ada orang memencet bel pintu pagar, Mas Sonny yang saat itu cuma pakai piyama tanpa dalaman yang membukakan pintu.

“Malam Mbak,” sapa Tiara begitu masuk pintu rumah diiringi Mas Sonny. mbak Tiara pakai baju agak ketat sehingga dadanya yang membusung kelihatan samar tapi saya yakin laki-laki manapun akan penasaran ingin tahu isinya, apalagi dengan kancing depan dan belahan dada yang agak kebawah sedang bawahan ia pakai celana jean tampak seksi sekali bokongnya.

“Malam, wah.. mbak Tiara nggak nyangka lho kalau bisa main kerumah nggak kesasar kan ?” tanyaku. Setelah menyilahkan mbak Tiara duduk kami ngobrol ngalor-ngidul sampai juga akhirnya menyinggung masalah ranjang, Mas Sonny dapat melihat air muka mbak Tiara yang jengah tahu kalau ia juga mulai terpancing birahinya.

Karena omongan kami yang merangsang saraf telinga mbak Tiara dan kami tetap tidak mengatakannya secara vulgar, tanpa terasa jam menunjukkan angka 9 malam, mbak Tiara semakin gelisah. “Mbak sudah malam nih aku mau mohon pamit ” pintanya tapi matanya nampak sayu. “Jangan dulu katanya pingin belajar rahasianya Mbak ” jawabku sambil memandang Mas Sonny penuh arti. “Ah Mbak.. Malu ach sama Mas Sonny ”. Aku mendekati Mas Sonny dan kucium dia dibibirnya dengan mesra dan lembut.

“Nggak papa kan Mas?” pintaku Mas Sonny mengangguk sambil memelukku, kami berciuman, dan saling raba di depan mbak Tiara, sementara mbak Tiara kulihat merah padam mukanya melihat adegan kami, meskipun demikian aku melakukannya dengan halus dan hati-hati sekali. “Beginilah kami melakukannya mbak, ” kataku menjelaskan seperti dosen aja. “Ah.. Mbak, Tiara jadi bingung nih.., Tiara pulang aja ya Mbak ” pintanya tapi nggak beranjak.

“Ayolah.. nggak papa” kami berpelukan mendekati mbak Tiara yang mulai kayak cacing kepanasan. Mas Sonny tahu keadaan segera mendekat sehingga duduk berdampingan di sofa panjang yang diduduki Tiara, terus dipegangnya kedua tangan mbak Tiara, mbak Tiara menunduk malu-malu. “Mbak.. Tapi cuma sebatas cara pemanasan aja lho Mbak ” pintanya sambil memandangku. “Ya, Mas cuma akan memperlihatkan cara pemanasan saja sama jeng Tiara ” jawab Mas Sonny sabar.

Perlahan disentuhnya dagu mbak Tiara dipandangnya matanya dalam-dalam penuh perasaan, mendapat perlakuan seperti itu dari Mas Sonny mbak Tiara memejamkan mata, perlahan Mas Sonny mencium bibirnya tanpa melumatnya.

Acchh! mbak Tiara mendesah, diulanginya ciuaman itu oleh Mas Sonny dengan menempelkan bibirnya agak lama, mbak Tiara mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Sonny dan Mas Sonny mulai meningkatkan aksinya, tangannya berpindah ke bawah ketiak Tiara dan menarik badan mbak Tiara kepelukannya.

Semua ini dilakukan di sofa ruang tamu, sambil duduk bedempetan. Mas Sonny mulai meraba dada mbak Tiara yang membusung, dan mbak Tiara mulai mendesah-desah mereka masih berciuman saling lumat dan saling hisap. Setelah hampir sepuluh menit mereka saling raba Mas Sonny meningkatkan aksinya dari meraba bagian luar terus melepas kancing atas baju mbak Tiara jari-jari tangannya mulai menyisir pinggiran BHnya menuju ketengah.

mbak Tiara melenguh seperti sapi disembelih begitu tangan Mas Sonny mancapai putingnya dan menjepitnya dengan dua jari. Sementara itu mulut Mas Sonny mulai merambat ke bawah ke arah belahan dadanya yang sekal. Tanpa disadarinya tangan kanan Mas Sonny telah menyelinap ke punggung mbak Tiara dan melepaskan kait BHnya, maka tampaklah buah dada mbak Tiara yang kencang dan menantang, tanpa membuang kesempatan langsung Mas Sonny melumat putingnya.

mbak Tiara mulai tak dapat mengendalikan diri, dia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang bagian depan Mas Sonny dan mulai melakukan pijatan-pijatan halus mulai dada, pusar dan terus ke bawah pusar. Tanpa menolak Mas Sonny malah memberi kesempatan pada mbak Tiara menyorongkan badannya, sambil mulutnya tetap bergelayut di puting mbak Tiara, tapi tanggannya sudah mulai menarik resleting celana jeannya.

mbak Tiara tak henti-henti mendesah, perlahan aku ke saklar lampu kukecilkan sehingga suasana tampak redup dan makin romantis. mbak Tiara sudah meluruskan kakinya di sofa sambil kepalanya bersandar di tanganan sofa, sementara tinggal mengenakan CD warna merah, Mas Sonny belum melepaskan piayamanya dengan posisi diatas mbak Tiara tapi batangnya sudah nampak mengacung karena diurut-urut mbak Tiara.

Perlahan Mas Sonny menggigit pinggiran CD Tiara dan menariknya kebawah hingga telanjang. mbak Tiara masih tenang mungkin karena melihat Mas Sonny tidak melepaskan piyamanya. Mas Sonny mulai mejilati perut mbak Tiara turun ke arah pusar terus menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan mbak Tiara, diperlakukan begitu mbak Tiara meracau tak karuan.

“Aduh Mas.. Mbak aku nggak tahan.. oh Mas Sonny ” Aku memberi kode pada Dino, saat itu Mas Sonny telah membenamkan mukanya di selangkangan mbak Tiara, menjilati klitorisnya yang sudah demikian basah, mbak Tiara dengan posisi membuka kedua pahanya pinggulnya terganjal pegangan kursi sehingga sekarang kepalanya berada dibawah.

Dengan posisi ini maka nampaklah gundukan bukit venus yang indah dan merekah merah sehingga memudahkan untuk penetrasi. Perlahan Mas Sonny mundur dan Dino yang telah telanjang bulat maju dengan palkon siap serbu, mbak Tiara masih tenggelam dalam kenikmatan yang didapatnya hampir satu jam dicumbu Mas Sonny, tidak menyangka bahwa ada pergantian posisi dibawah.

Dino langsung mengenggam penisnyanya dan mengarahkan ke lubang surga mbak Tiara, dengan presisi Dino menghentak dan bles..! “Acchh Mas aku nggak mau.. nggak mau ” sambil meronta tapi secepat kilat aku membelai dan mengulum putingnya, sedang Dino langsung mengunci kaki mbak Tiara maka Tiara hanya bisa mendesis dan mau berontak tapi karena serangan rasa nikmat yang luar biasa ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Acchh Mbak.. Mas.. Kalian curangggg aduhh.. Ohhhh.. Kenapa ini ohh.. Ohh.. Mbak aku nggak tahan.. Nggak ta.. Hhaan.. ”jerit mbak Tiara sambil mengejang nafasnya memburu seluruh otot-otot badanya meregang pertanda orgasme sampai. Dino mengimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan dan teratur bahkan dibiarkannya mbak Tiara menikmati orgasmenya yang pertama yang hampir membuatnya tak sadarkan diri.

Setelah nafas mbak Tiara aga teratur perlahan Dino mulai memompa karena itu perlahan Tiara mulai membuka matanya dan.. Mbak kok bukan Mas Sonny.. !” teriaknya panik sambil mau berontak tapi kuncian Dino dan kocokan-kocokan palkon Dino di memeknya membuat dia tak berdaya. “Gimana Mbak? Aku nggak mau Mbak, aku mau sama Mas Sonny saja, ” teriaknya lagi.

“Tenang jeng, tenang..!” kucoba menenangkannya, sambil kukedipi Mas Sonny untuk siap-siap menggantikan posisiku. Mas Sonny mendekat dan mulai melumat puting mbak Tiara yang sebelah kiri sementara tangan kirinya meremas- remas puting yang sebelah kanan. Mendapat serangan bertubi-tubi dari bawah dan atas mbak Tiara menjadi naik birahi lagi.. “Acchh.. Mbak, Mas gimana ini kok begini to, accchh nikmat Mbak.. Tiara nggak tahan Mas, ayo terus Mas.. Yang keras.. ” ceracaun mbak Tiara mengejang lagi menapaki orgasmenya yang kedua.

Dinopun tampak mulai berkerenyit dahinya dan makin keras kocokannya, pertanda mau mencapai orgasme maka cepat-cepat aku tarik sementara Mas Sonny langsung menggantikan posisi Dino mengocok memek mbak Tiara dengan penisnya tanpa memberi kesempatan pada mbak Tiara untuk mengatur nafas. Kucium dan kukulum kepala penis Dino di depan Tiara sambil mengocok- ngocok batangnya.. Dan.. Creett.. Crett.. Cret.. Kuminum sperma Dino yang tumpah dimulutku. mbak Tiara melihat semua itu sambil mendelik menahan nikmat karena kocokan Mas Sonny.

Setelah hampir setengah jam mereka saling genjot akhirnya mulai ada tanda- tanda Mas Sonny dan mbak Tiara akan mencapai puncaknya dan.. “Aaaccchh Mas aku nggak kuatttt.. Aku.. ” begitu teriak mbak Tiara menapaki orgasmenya yang ketiga. Mas Sonny memberi kesempatan untuk mengambil nafas sambil sesekali masih mengocok memek mbak Tiara pelan-pelan.

“Sini Mas.. Sini Mas..” pinta mbak Tiara pada Mas Sonny sambil tangannya menggapai-gapai. Mas Sonny mengakhiri kocokannya dan mencabut penisnya dan menyorongkannya ke mulut mbak Tiara, sambil tetap tiduran terlentang di sofa dikulumnya penis Mas Sonny yang sudah bengkak dan berenyut-denyut.

Akhirnya.. Crett.. Crett.. Crett Muncratlah sperma Mas Sonny di mulut mbak Tiara, mbak Tiara menelannya sambil membeliakkan mata, mungkin belum biasa tapi kemudian dijilatinya sisa-sisa sperma diujung penis Mas Sonny. Setelah itu mereka bertiga istirahat mengatur nafas, sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang mereka alami. mbak Tiara mengerling padaku. Waktu itu sudah jam 11 malam.

“Mbak Andien nakall..!” rengeknya manja, sambil memukul bahuku. “ Lho kan jeng mbak Tiara sendiri yang keterusan.. ” jawabku. “Ahh Mbak ni lho, Tiara jadi malu ama Mas Sonny.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?” tanyanya sambil mengerling ke Dino. “Suami keduaku mbak! Dino” jawabku. “mbak Tiara mau pulang..?” tanyaku lagi. “Ya deh Mbak, sudah malam nih nanti anak-anak mencari” jawabnya.

Aku dan Dino mengantar mbak Tiara pulang sedang Mas Sonny tunggu rumah, di jalan mbak Tiara berterimakasih sama Dino, katanya baru kali ini dia mengalami multiorgasme yang selama ini hanya angan-angan saja. mbak Tiara bahkan berani mencium Dino di depanku saat ia turun dari mobil. Setelah mengantar mbak Tiara pulang aku mendapat ciuman istimewa dari Mas Sonny dan Dino katanya mereka tak pernah membayangkan akan ada wanita lain, karena sebenarnya selama ini mereka sudah merasa cukup dengan pelayananku.

Tapi hadirnya mbak Tiara membuat mereka tambah bahagia. Dan selama tiga hari mereka berdua selalu dapat memuaskan mbak Tiara bahkan saat hari terakhir mbak Tiara minta nginap dirumah dan mereka main sampai empat kali. Sebagai isteri aku tetap gelisah melihat keperkasaan mereka berdua, namun hadirnya mbak Tiara dapat sedikit mengobati kegelisahanku.

Sampai saat ini sudah hampir satu tahun aku mbak Tiara, Dino dan Mas Sonny melakukan ini. mbak Tiara tambah rajin memelihara dirinya dan ia makin berbinar ia sangat menyenangi Mas Sonny walau demikian kami semua bahagia dan senang di setiap waktu.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Belajar Ngeseks dengan Kakak Kandungku

Written By Great Story on Kamis, 15 September 2016 | 07.05

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Belajar Ngeseks dengan Kakak Kandungku – Namaku Hartono, Cerita ini yang saya alami ini terjadi sekitar 8 tahun lalu. Pada saat itu saya masih berumur 20 tahun dan kakak saya berumur 27 tahun. Sejujurnya libido sex saya besar sekali, dan juga berkeinginan untuk ML. Namun hal itu tidak berani saya lakukan karena rasa takut akan akibat yang nantinya terjadi. Oleh karena itu, saya sering melampiaskan dengan onani sambil menonton film porno di kamar.

Kakak pada saat itu masih berpacaran, Lumayan cantik, Kulitnya putih, badannya tidak terlalu tinggi, mata besar serta buah dadanya yang berukuran sedang. Sebesar telapak tanganku, kira-kira ukurannya 34 B. Pagi itu papa dan mama membicarakan masalah liburan keluarga bersama kami. Rencananya mereka ingin pergi berlibur ke Negeri Sebelah. Saya dan kakak senang akhirnya kami sekeluarga bisa pergi berlibur bersama-sama karena selama ini kami tidak pernah ke luar negeri bersama.

Seminggu kemudian kami pun berangkat ke luar negeri  menggunakan Air asia. Perjalanannya menghabiskan waktu 3 jam. Setibanya kami di tempat tujuan, kami langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Papa dan mama sekamar, sedangkan saya dan kakak juga sekamar. Pada malam harinya, kulihat kakak sudah tertidur pulas.

Mungkin karena kecapean dan aku pun sedang mempersiapkan diri untuk beristirahat. Pada waktu hendak menuju tempat tidur, handphone kakak bergetar, kulihat ada SMS yang masuk. Karena rasa ingin tahu, saya membuka isi SMS itu yang ternyata dari pacar kakak. Kubaca SMS yang dikirim dari pacar kakak isinya hanya ucapan selamat malam dan mimpi indah. Namun di bagian bawah SMS itu terdapat kata yang membuatku kaget.

Di bagian akhir SMS itu tertulis “ Sayang nanti kalau kamu pulang, qt ngentot lagi yach ? Nanti akan aku buat kamu orgasme berkali-kali dech...hehehe….Enak nikmat rasanya..” Setelah kubaca isi SMS itu aku kaget bukan main. Tak kuduga kakak sudah pernah ML bersama pacarnya. Aku simpan kembali handphonenya.

Aku akan menanyakannya besok pagi pikirku dalam hati. Keesokan harinya, waktu aku bangun kakak baru keluar dari kamar mandi. Kakak baru bangun yah ? kataku. Ia habis pipis nih, katanya. Sewaktu ia naik ke tempat tidurnya, aku pun memberanikan diri untuk menanyakan hal semalam yang kubaca dari handphonenya. "Kak, ada yang ingin Hartono tanyain pada kakak" kataku, “Ada apa ?” jawabnya.

“Apa kakak sudah pernah ML sama pacar kakak ?” Mendengar pertanyaanku, muka kakak tiba-tiba pucat. Ia terdiam sejenak, lalu ia kerkata dengan perlahan, " ya Hartono kakak sudah pernah ML dengan pacar kakak. Koq kamu tahu ?" tanyanya. "iya kak tadi malam handphone kakak bergetar dan tidak sengaja aku baca isi SMS dari pacar kakak. Hartono minta maaf yah." "Iya-iya ngak apa koq."

Lalu aku melanjutkan bertanya "Kak enak yah ML ?" dia menjawab "pertama kali sih sakit dan perih karena kakak masih perawan, tapi setelah itu rasanya enak banget. Kamu jangan ngomong ke papa sama mama yah." "Iya" jawabku sambil memperhatikan kakak berbicara. "Kak bisa jelaskan ke aku gimana cara ML itu ?" tanyaku, "Susah untuk di jelaskan nih. Emang kamu belum pernah coba yah?" tanyanya. "Belum pernah kak," jawabku.

"Mau kakak ajarin ?" jawabnya. Mendengar kakak berbicara itu aku kaget. "Loh kak mana bisa kita gituan ?" Jawabku. "Emang sih sebenarnya ga bisa, itu kan sama aja hubungan terlarang, bisa-bisa dosa. Tapi kalau kamu mau tahu rasanya gimana yah harus coba prakteknya. Gimana ?" tanyanya. "Tapi kalau kakak nanti hamil gimana donk ?" tanyaku. "Kan bisa pakai kondom ? jadi ga bakal hamil deh."

"Kamu nanti pergi beli kondomnya di mini market yang ada di luar hotel yah. Ntar malam kakak ajarin." Jawabnya. "Iya kak nanti aku beli." Jawabku. Kami pun segera bersiap untuk pergi bersama papa dan mama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Malaysia.

Setelah makan malam di luar hotel papa, mama dan kakak sudah kembali ke kamar, tapi aku menyempatkan diri pergi ke mini market untuk membeli kondom dulu baru balik ke kamar. Sesampainya di kamar, kulihat kakak baru selesai mandi dan masih mengenakan handuk untuk menutupi bagian tubuhnya. "Kamu dari mana ?" tanyanya.

"Dari mini market kak, kan tadi pagi di suruh beli kondom," jawabku. "Oh iya kakak sampai lupa. Papa dan mama sudah tidur ?" tanyanya. "Rasanya sudah kak, soalnya tadi sewaktu aku ketuk pintu kamarnya ga ada yang bukain." "Kamu pergi mandi sana, perintahnya." "Iya kak," jawabku.

Sehabis mandi, aku juga mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Sewaktu keluar dari kamar mandi, kulihat kakak sudah berada di atas tempat tidurnya sambil membuka bungkus kondom yang baru kubeli tadi. "Kemari naik ke tempat tidur kakak," perintahnya. "Iya kak," jawabku. "Sekarang kamu lihat yah baik-baik tubuh kakak".
Belum sempat aku menjawab, kakak sudah membuka handuk yang tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya. Sentak aku kaget dan terdiam melihat tubuh kakakku yang begitu mulus serta buah dadanya yang menggantung dan kulihat vaginanya yang tidak di tumbuhi oleh bulu.

Mungkin kakak juga memotong bulu nya, pikirku dalam hati karena aku juga memotong bulu yang berada di sekitar burungku. Masih asyik melihat tubuh kakak, tiba-tiba kakak berkata “ sini kamu remas atau apakan buah dada kakak terserah kamu deh". Dengan hati-hati aku memegang buah dada yang berukuran 34 B itu.

Begitu aku memegang buah dada nya, Nampak wajah kakak yang sedang menikmati sentuhanku. Kesempatanku untuk mempraktekkan aksi pemain video porno yang aku sering nonton di kamar. Pikirku dalam hati. Sambil memegang, aku sedikit meremas dan memutar-mutar puting susunya.

"ooooooOh…uuuuuumm…" suara yang keluar dari mulut kakak. Semakin bersemangat aku beraksi mendengar suara kakak yang terangsang. Aku langsung mencium dan mengisap puting susu nya. Sesekali aku gigit kecil putingnya. Sungguh nikmat rasanya. Rupanya ini rasanya mengulum buah dada, pikirku dalam hati. Namun aku tak mau pikirkan itu, aku lanjutkan aksiku dengan meremas buah dada sebelahnya..tiba-tiba ia menarik kepalaku.

"Kakak sudah basah, sini buka handuk kamu". Aku pun membuka handuk yang menutupi sebagian tubuhku. Melihat burungku yang sudah berdiri tegang, kakak tersenyum dan langsung menarik tubuhku sampai aku tertidur di ranjang. Tiba-tiba dia sudah berada di dekat selangkanganku dan sudah memegang burungku . aku merasakan sensasi yang belum pernah kurasakan.

Sambil memegang kakak berkata "sekarang kamu rasakan gimana enaknya di emmut.." Tangannya langsung mengocok burungku sambil sesekali lidahnya ia permainkan di sekitar kepala burungku..ohhhhh…eeeenakkkk sekali, "kak…jangan berhenti…" kataku. Semakin bersemangat ia beraksi setelah mendengar eranganku, tiba-tiba burungku ia masukkan ke dalam mulutnya sambil mengisap dan mengocoknya.

Mukaku terasa begitu panas. Setelah kakak puas memainkan burungku, kakak menyuruhku untuk membelai vaginanya. Aku patuh dengan perintahnya. Begitu ku belai, ia tersentak dan memegang dadanya sendiri. Ku coba menggerakkan tanganku di daerah klitorisnya. Ia pun seperti keenakan dengan tindakanku.

Semakin bersemangat aku bermain di sekitar klitoris kakak. Kucoba mainkan dengan lidahku sambil sesekali aku gigit klitorisnya dan menghisapnya..sensasi ini sungguh luar biasa…jantungku berdetak kencang… "Oooohhhhh..eeeennnak sekali…kamu buat kakak basah sekali Hartono. Sering nonton bokep yah ?" tanyanya. "Iya kak.." jawabku sambil tersenyum. "Pantesssss…" jawabnya.

"Sini burungmu, kakak pakaikan kondom. Kakak sudah ga tahan". Selesai memakaikan kondom, kakak menyuruhku berbaring. Ternyata dia suka dengan posisi Women on Top. Begitu aku berbaring, ia memegang burungku dan berusaha untuk memasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah basah karena aksiku tadi. Begitu burungku menyentuh bibir vaginanya, ia mendesah.

Acckhhhhh….acccchhkk… dan masuklah burungku ke dalam vaginanya. Dia pun menggerakkan badannya turun naik dengan lincah sambil sesekali memutarkan pinggulnya. Sungguh nikmat rasanya.. "kkkak enak banget kakkkk.." rasanya seperti di jepit-jepit "kakkkk..enakk ouuuhhh…ohhhhh…. mendengar suaraku kakak semakin memompa tubuhnya yang sedang berada di atasku.." acckh…akkh…enakk…ohhh….

"Aku sudah mau nyampai Hartono.." accckh… semakin ia percepat gerakannya… 2 menit kemudian kakak pun orgasme. "Ackhhh…aaakuu…datangggg…accchhh…" kurasa cairan panas yang mengalir turun di sekitar burungku. Kupikir itu adalah cairan milik kakak karena orgasme tadi..ia pun tersenyum melihatku.

Lalu aku dengan berani meminta kakakku untuk mengganti posisi. Sekarang aku mau ia nungging alias Doggy Style. Ia pun tersenyum dan menuruti kata-kataku. Begitu ia sudah nungging kulihat vaginanya dari belakang, sungguh nikmat melihat vaginanya karena daging di sekitar bibir nya begitu tebal.

Perlahan ku masukkan burungku ke dalam vaginanya, oh…hangat sekali..yang ini lebih enak di bandingkan waktu kakak mengemut burungku..dengan kaku ku gerakkan maju mundur pantatku..dia pun mencoba menuntunku dengan menggerakkan pantatnya maju mundur..

Lama kelamaan gerakanku mulai stabil dan tidak kaku lagi.. sesekali aku meremas buah dada kakak yang Nampak menggantung dari belakang sambil kucium pundak dan lehernya..ia pun mengerang dengan hebat serta semakin liar menggerakkan pantatnya.

"Nikmat sekali kakkk…acckhh…" ku pegang pinggulnya sambil ku maju – mundurkan pantatku..sesekali ku dorong keras-keras pantatku sehingga burungku masuk lebih dalam lagi ke vaginanya.."accckhhh enak…kamu pinter juga yah…Hartono..ahh..desahan kaka."

10 menit lamanya burungku berada di dalam vaginanya, dan kurasa spermaku akan keluar..kupercepat gerakanku dan sepertinya kakak mengerti kalau aku akan orgasme, diapun makin mempercepat gerakan pantatnya.. akh…akh..akh.kak….ohhhh….ouhhh…akkuu… suudahh.. mauu ..oh.. keluarrrrr…serasa kaki, lutut, paha dan pinggangku terkunci dan kakak langsung mencabut burungku dari vaginanya dan dengan cepat ia membuka kondom yang terpasang di burungku.

Ia pun langsung mengocok dan memasukkan burungku ke dalam mulutnya…croot…ccrrooott….kurasa badanku tersentak beberapa kali…sungguh nikmat rasanya….begitu selesai kakak mengeluarkan sperma yang ada di dalam mulutnya. Aku pun langsung berbaring di tempat tidur..kami melewati malam yang indah di Malaysia.

Ia pun dengan wajah kecapean berkata, "gimana enak kan rasanya ??" "Iya kak rasanya enak banget..terima kasih…sering-sering yah kalau bisa.." sambi tersenyum kakak mencubitku dan berkata "enak aja..nanti kita lihatlah gimana," jawabnya. Kami pun melewati liburan dengan bahagia bersama papa dan mama.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Di Toilet Kereta Kuentot Mbak Rani

Written By Great Story on Rabu, 14 September 2016 | 07.58


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Di Toilet Kereta Kuentot Mbak Rani - Hari ini aku berangkat kuliah pagi-pagi karena akan menemui salah satu dosen untuk konsultasi perkuliahan, dan setiap hari aku naik kereta api. Sebelumnya perkenalkan namaku Raditberumur 22 tahun, menurut banyak sahabat cewekku aku ini orangnya berwajah menarik, supel, ramah, dan lumayan tinggi (sekitar 173 cm) sehingga banyak yang tertarik denganku.

Aku mahasiswa semester lima di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau. Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman – teman lamaku.

Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen kencing (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tidak ada batang selotnya tapi akhirnya teratasi dengan diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang. Saat itu di stasiun kota M naiklah Suami istri muda dan anaknya yang masih balita. Aku terperangah karena sang suami tidak ganteng dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sekitar 170 cm (lebih tinggi suaminya sedikit).

Tapi yang paling membuatku heran adalah meski tinggi tapi tubuhnya montok dengan payudara yang ukurannya besar juga, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping. tubuh bagus itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus. Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberRanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tidak boring selama perjalanan.

“Mbak, mau ke kota apa?” sambil tersenyum ramah aku menegurnya. “mau ke ke kota Y karena mertua sakit dik. Adik sendiri?” jawabnya sambil tersenyum mRanis. “oh, aku juga sama mbak tapi karena aku emang kuliah di kota Y. Oy a nama mbak siapa? Kenalkan namaku Radit” kuulurkan tangan untuk berjabat tangan. “aku Rani dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.

Perbincangan pun mengalir dengan hangat hingga kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku mbak Rani orangnya ramah dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus.

Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis. Mbak Rani mulai salah tingkah dalam duduknya saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wRanita di ranjang. Dari pertanyaan – pertanyaanku mbak Rani bukan tipe wRanita yang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini.

Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti ke kamar kecil. Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku. Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tapi lumayanlah.

Kudekati mbak Rani perlahan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan CDnya kuberRanikan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tapi ketika mbak Rani menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam. “mbak, jangan teriak ya kumohon. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plisss…” kataku sambil menampakkan wajah memelas.

Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca – kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura – pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, “kena kau” batinku. “Radit udah pernah ciuman?” tanyanya. “sudah mbak,kenapa mbak?” balasku dengan wajah polos. “coba cium aku dit” perintahnya.

Aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya. “ciuman Raditmantap juga ya” aku hanya tersenyum pura – pura malu. “sekarang coba rangsang aku dit semampumu tapi hanya sebatas sampai leher saja” dalam hati aku bersorak.

Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya. “Aaahhg…sssttt…eeeenggghh…” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher. Kujilat dan kucium lehernya, harum parfumnya membuatku bersemangat. “Uuuugghh…. aaaahhhh…. eeemmghh….sssstttt… dit enak dit… terus dit… aaaaaahhh…eeeeennnggghh… dit jangan ada bekasnya…” bisiknya. Aku sadar bahwa mbak Rani takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku.

Terlambat buat mbak Rani untuk merespon karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas – remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan. “didit…aaaaahhhhgg…kamu nakal… ssssttt….eeeennggghh…” rancaunya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak Rani alami begitu kuat. Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala.

Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 36C (WOw besar cuy…), seketika itu pula kubuka kancin bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin – pilin putting kirinya. “Aaaaaaahhhh…eemmnggh… dit… kamu apakan putingku…uuggghh…” erangnya sambil bersandar di dinding. “Geli dit… aaaaaggghh… dit… cukup … ssstt…dit…enak banget…mmmnngghh..melayang aku rasanya…aaahhh…” rancaunya makin keras.

Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak Rani dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir. “mmmpphh…nnnggghh…ssslllurrpp…” yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi. Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak Rani terjepit antara tubuhku dan dinding. Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan mbak Rani makin lembab, disini aku lagi – lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak Rani termangu.

“lho dit kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya dit..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya .. lanjutin dong ampe mbak keluar..” pintanya. “ya mbak..tapi sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih” rayuku. “jangan dit, aku sudah bersuami…” tolaknya. “cuma digesek – gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku juga keluar biar sama – sama enak. Boleh ya mbak? Plisss……” rengekku sambil mulai kembali membelai – belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus – elus si boy yang sedari tadi menganguk – angguk karena sudah tegang.

Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh. “cuma digesek – gesek aja ya ga lebih…” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset. “makasih ya mbak Rani sayang” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak Rani dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).

Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama – sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak Rani mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang vaginanya. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan vaginanya makin membanjiri penisku, tanpa mbak Rani sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok.Blesss... Ugh meski sudah pernah melahirkan tapi vaginanya masih ketat menjepit penisku.

Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam vaginanya. “aaaaauuuuhhh….dit kok dimasukin??!! cabut dit!! aku udah bersuami!!” perintahnya tapi tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab vaginanya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak.

Posisiku yang sedikit menindih mbak Rani membuatnya tidak bisa berkutik. Pada awalnya mbak Rani terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat mbak Rani akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku. Kugoyang pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang.

“auuuhh…dit..kamu apakan vaginaku?? enak banget… eeemmmggghhh…sssttt…dit…aku udah ga tahan… aaaahhh…aku ingin keluar…” rintihnya kira – kira 15 menit setelah kemasukan penis. “keluarin saja mbak Rani sayang…enggghh..vagina mbak enak sekali..” pujiku sambil mempercepat goyanganku. “Dit…aku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh… ssssttt..uuunngghh..” lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan. Suuurrr….Suuuurrrr.. penisku merasakan siraman air surganya. “dit..nikmat sekali sayang…makasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya??” ucapnya sambil kembali menciumku.

“sebentar lagi mbak… masih boleh kan kugoyang??” tanyaku. “boleh dong sayang…kamu sudah membuatku melayang…sekarang nikmati tubuhku semaumu…tapi sekarang kamu yang duduk ya dit…” katanya sambil berganti posisi. Mbak Rani sekarang duduk dipangkuanku berhadapan. “sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang… Radithaus ga??? mau minum susu??” tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.

Ternyata mbak Rani membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kadang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak Rani makin bersemangat dan kembali terangsang. “Aaaahhh…dit….penismu enak sekali..uunggghh…eemmmhhhgg…”rancaunya. “vagina mbak juga enak…ssssttt…. aahh…mbak..enak mbak… bentar lagi…” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak Rani.

Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak Rani juga merasakan yang sama karena vaginanya makin ketat menjepit penisku dan rintihannya makin sering dan merangsang. ” dit…aku ingin keluar lagi…enak banget dit…aaahhh…sssttt..” baru saja mbak Rani berkata seperti itu aku sudah tidak tahan ingin orgasme. “mbak aku keluar!!! aaaahhh ….eeengggghh…ssstttt…uungggghh…” lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya. Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak Rani juga orgasme. “aaahhh… dit!!!! aku keluar sayang!!!” segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan.

Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak Rani berbisik “terima kasih ya sayang…Raditsudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan.” “mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam???” tanyaku ragu. “tenang saja…aku sedang tidak subur…” ucapnya tersenyum dan menciumku singkat. Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak. Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing – masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Y.

Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak Rani kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata “kapan – kapan lagi ya” sambil mengedipkan mata. Kujawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain

Written By Great Story on Selasa, 13 September 2016 | 07.13

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain - Malam Perayaan menyambut ulang tahun negara, warga lingkungan tempat tinggal Dion mengadakan malam hiburan berupa organ tunggal sampai subuh. Kebetulan waktu itu adalah hari Sabtu malam minggu. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi. Mula-mula berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa lepas mengikuti irama musik.

Menjelang subuh pada lagu terakhir, Tia (ISTRI DION) berjoget dengan seorang pria, sedangkan Dion berjoget dengan Sindy, seorang ibu rumah tangga yang tinggal satu tempat kost tapi berjarak beberapa pintu dari kamar mereka.  Sindy 31-an tahun adalah istri seorang karyawan swasta yang bekerja dengan shift. Walau sudah berumur tapi penampilan Sindy selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yang seksi dan pandai bermake up.

Sepintas Tia melirik pada Dion yang sedang berjoget dengan Sindy. Terlihat Dion sedang tertawa dengan Sindy sambil berjoget. Sindy meliuk-liukkan pinggul bulatnya dengan bentuk pantat yang padat dan besar. Rok span ketat memperlihatkan pantat seksinya yang merangsang pada saat bergoyang. Lalu Tia kembali berjoget dan tertawa dengan pasangannya. Setelah acara usai, semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek.. Sesampai di rumah, setelah mandi air hangat, Tia dan Dion segera ke tempat tidur.

“Bagaimana tadi, sayang?” tanya Dion sambil memeluk Tia. “Apanya?” tanya Tia kembali sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Dion. “Tadi waktu kita di tempat pesta” jawab Dion sambil mengecup bibir mungil Tia. “Aku benar-benar gembira…” kata Tia tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap selangkangan Dion.

“Harusnya lingkungan kita lebih sering melakukan acara seperti tadi ya. Jangan cuma setahun sekali…” kata Dion. Satu tangannya masuk ke balik kimono Tia. Buah dada Tia diremas-remas dengan lembut. Tia tidak mengenakan pakaian dalam di balik kimono itu.

“Hmmmmm.. Kenapa begitu?” tanya Tia sambil mencium pipi Dion lalu mengecup bibirnya. Tangannya masuk ke balik celana Dion. Menggenggam batang kejantanan Dion yang mulai mengeras. Mengocok-ngocoknya dengan pelan.

“Ya… kita kan bisa bergembira dengan tetangga. Jarang sekali ngumpul bareng tetangga,” ujar Dion sambil melepas tali kimono yang dikenakan Tia. Sambil membaringkan kepalanya di samping dada Tia, dijilatnya salah satu puting buah dada Tia sambil tangannya yang lain meremas buah dada yang lain. “Oooohh sayaang…” desah Tia pelan sambil memejamkan matanya. Tangannya meremas dengan erat batang kejantanan Dion.


Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Tia, tangan Dion yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut lalu disusupkan ke selangkangan Tia. Setelah jari-jarinya menyentuh bulu kemaluan Tia yang tipis, diusap dan diremasnya gundukan di selangkangan itu. Tia terpejam sambil mendesah pelan.

Jari-jari tangan Dion lalu menyusuri belahan di selangkangan itu dan menyelusup ke dalamnya. Jari tengahnya menggesek-gesek dinding bagian dalam Meki Tia pelan. Lalu jari jempolnya menggesek-gesek itil Tia. “Ooooooooooohhh sayaaaaaang…” desahan Tia mulai mengeras sambil menggerakkan pinggulnya.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain - Jari jempol Dion terus menggosok-gosok itil Tia dan jari tengahnya terus menggesek-gesek dinding dalam bagian atas Meki Tia sampai cairan Meki Tia keluar membasahi jari tengah Dion. “Ooooooohhh…” desah Tia sambil satu tangannya memegang tangan Dion yang sedang bermaik di Mekinya. “Enak, sayang?” tanya Dion lalu melumat bibir Tia.

Lalu jari tengah Dion dikocok-kocokkan di Meki Tia. Tanpa menjawab pertanyaan Dion, Tia membalas ciuman Dion dengan hebat sambil menjepitkan pahanya dan menggoyangkan pinggulnya menahan kenikmatan ketika jari tangan Dion keluar masuk lubang Mekinya.

“Buka pakaiannya dong, sayang,” bisik Tia ke telinga Dion. Dion bangkit dan melepas seluruh pakaiannya. Penis Dion terlihat sudah berdiri dengan kerasnya. Batang Penis yang ditumbuhi bulu-bulu pendek. Urat-uratnya melingkari batang Penis dengan kepala yang membulat merah mengkilat.

Melihat itu, Tia segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya Penis Dion, Lebih kurang dua genggaman tangannya. Lalu dikocok-kocok perlahan. Cairan bening terlihat keluar dari lubang kepala Penis Dion. Ujung lidah Tia menjilati cairan tersebut. Lidahnya menyusuri belahan bulatan kepala Penis Dion yang memerah mengkilat.

“Ooooooohhhh sayaang…” desah Dion sambil meremas rambut Tia. Sambil melirik ke arah Dion lalu mulut Tia mengulum batang Penis Dion yang besar dan berurat-urat itu. Clop … Clop … Clopp … Terdengar suara kuluman mulut Tia pada Penis Dion. “Oooooooohh… Enak sayaaaang… Ooooooooohhhh…” desah Dion sambil memegang kepala Tia lalu memompa pelan Penisnya di mulut Tia.

“Gantian, sayang…” bisik Tia sambil melepas kulumannya menatap Dion. Dion tersenyum. Dibaringkannya tubuh Tia. Setelah meletakkan bantal sebagai alas kepala agar Tia dapat melihat Dion menjilat dan mengemut Mekinya, lalu Dion juga berbaring dengan mengangkat kedua kaki Tia yang dikangkangkannya lebar-lebar.

Tia mendesah panjang saat lidah Dion dengan lincahnya bermain dan menjilati kelentit Meki Tia. “Oooooooooohh sayaaaaaaang.., Terusssss…” desah Tia. Apalagi ketika jari Dion masuk ke lubang Mekinya sambil lidahnya tak henti menjilati kelentit Tia. Gerakan pinggul Tia makin keras mengikuti rasa nikmatnya. Tak lama kemudian tangan Tia dengan keras meremas rambut Dion dan mendesakkan kepala Dion ke Mekinya. Lalu..


“Oooooooohhh… Enak, sayaaaaaaang.., Sssssssssshh…” jerit kecil Tia terdengar ketika Tia mencapai puncak kenikmatan. Dion segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu. Walau mulutnya masih basah oleh cairan Meki Tia, Dion langsung melumat bibir Tia. Tiapun langsung membalas ciuman Dion dengan hebat.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain - Sambil tetap berciuman, tangan Tia membimbing Penis Dion masuk ke dalam belahan Mekinya. Bless… Bless… Bless… Penis Dion dengan cepat langsung keluar masuk Meki Tia. “Meki kamu legit, saying… Enak…” bisik Dion sambil sedikit membungkuk ke tubuh Tia. Dengan berjongkok dan kedua kakinya mengangkang mengapit kedua kaki Tia yang melingkari pahanya, kedua tangannya mengalasi kepala Tia.

Dengan sedikit mengangkat kepala Tia agar ia dapat melihat batang Penis Dion yang keluar masuk Mekinya dengan pelan. Tia tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya. Pantatnya diangkat-angkat mengikuti irama goyangan pantat Dion yang maju mundur.

“Memang kenapa?” tanya Tia. “Aku gak pernah bosan menyetubuhi kamu…” bisik Dion sambil terus memompa Penisnya. Tia tersenyum. “Kalau wanita lain rasanya bagaimana?” tanya Tia lagi. “Aku gak pernah bersetubuh dengan wanita lain kok” jawab Dion.

Tia tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Dion sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Penis Dion. Kedua kakinya diangkat menjepit pinggang Dion.

“Aku mau tanya, sayang…” kata Tia. “Apa?” tanya Dion. “Tubuh Mbak Sindy, tetangga kita itu, bagus tidak?” tanya Tia lagi. “Ah pertanyaan kamu ada-ada saja…” kata Dion tak menghiraukan sambil terus memaju mundurkan pantatnya dengan cepat. Nafasnya memburu. “Aku serius, sayang… Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Tia. “Tadi kamu lihat belahan buah dadanya gak?” tanya Tia lagi.

Dion mengangguk. Pantatnya dengan cepat naik-turun dan batang Penisnya dengan cepat juga keluar masuk Meki Tia. Semakin basah. Batang Penisnya dilumuri lender keputih-putihan banyak sekali. Tia tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggul, matanya terus melihat batang Penis Dion keluar masuk mengocok Mekinya.

Lalu kedua tangannya menngapit dan menekan pantat Dion agar tertancap lebih dalam di Mekinya. “Jujur aja. Iya, tubuhnya bagus. Tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya”. “Marah?” tanya Dion kemudian lalu menghentikan gerakannya. Tia tersenyum lagi. Kedua tangannya terus menekan pantat Dion agar batang Penisnya masuk lebih dalam sambil ia tetap menggoyang-goyang pinggulnya.

“Jangan berhenti dong, sayang… Goyang terusss… Mmmmmhh…” kata Tia. “Aku gak marah kok. Justru aku suka mendengarnya… ” kata Tia lagi. “Kenapa suka?” tanya Dion heran. “Tadi waktu aku lihat kamu berjoget dengan Mbak Sindy, gak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Tia.

“Tiba-tiba aku membayangkan kamu bersetubuh dengan Mbak Sindy…” lanjut Tia lagi “Lho kenapa begitu?” tanya Dion. “Gak tahu…” kata Tia. “Kamu cemburu?” tanya Dion. “Gak sama sekali. Justru sebaliknya, aku pengen banget liat kamu bersetubuh dengan Mbak Sindy…” kata Tia.

“Kamu lagi horny kali tadi ya…?” tanya Dion tanpa menghentikan gerakan Penisnya. Sambil tersenyum diliriknya Tia. Lalu dengan menunduk, dikecupnya bibir Tia pelan. Tia kembali tersenyum. Setelah beberapa lama memompa Penisnya, Dion mengejang, gerakannya bertambah cepat.

“Aku mau keluar, sayaaaaang… Ooooooohh…” bisik Dion. “Tahan sebentar, sayang.. Aku juga mau keluar…” bisik Tia sambil mempercepat gerakan pinggulnya. Diangkat-angkatnya pinggul dan ditekannya pantat Dion lebih dalam. Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Dion.

“Aaaaaaaaaaahhhhhhh… Aku keluar, sayaaaaaang…” jerit Tia dengan keras. “Oooooooohh… Nikmat banget sayaaaaaang… Oooooooooohh…” jerit kecil Tia ketika mencapai orgasme.Selang beberapa detik, Dion juga semakin mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya. Creeett… Creeett…  Creeett…  Air mani Dion menyembur dengan kencang di dalam Meki Tia.

“Aaaaaaaaarrghhhh… Sayaaaaaang…” Dion mendesakkan Penisnya dalam-dalam ke Meki Tia.. Tubuh kedua mereka lemas saling berpelukan sementara Penis Dion masih berada di dalam Meki Tia. “Mau gak kalau aku minta kamu maen dengan Mbak Sindy? Aku serius…” kata Tia sambil memeluk pundak Dion.


“Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu?” tanya Dion. “Aku gak tahu, sayang. Yang jelas ada perasaan horny aja waktu membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Sindy…” jawab Tia. “Mau kan, sayang?” tanya Tia memaksa. “Kalaupun aku mau, bagaimana caranya, sayang…?” kata Dion sambil mengecup bibir istrinya. “Nanti aku yang atur…” kata Tia sambil tersenyum.

Dion juga tersenyum sambil mencabut Penisnya dari Meki Tia, lalu bangkit dan menarik tangan Tia. Setelah bersih-bersih di kamar mandi, merekapun kemudian tidur.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain - Banyak cara yang dilakukan Tia agar Sindy bisa dekat dan akrab dengannya dan Dion. Hal itu membuahkan hasil. Sindy sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun sekedar ngobrol. Sampai suatu malam Tia mengundang Sindy datang ke rumahnya. Sindy datang dengan gaun terusan selutut dengan motif bunga-bunga berwarna merah muda. Belahan buah dadanya yang putih bersih terlihat jelas di sela lekukan krah yang turun sampai ke dadanya.

Ia terlihat sangat cantik dan elegan. Kakinya yang putih mulus terpampang dengan indah. Rambut tergerai panjang. Sambil tiduran di karpet ruang tengah, Tia dan Sindy berbincang-bincang tentang arisan lingkungan. Mereka terlihat akrab. Cemilan dan minuman turut dihidangkan Tia. Dion ikut duduk di karpet bersandar ke sofa, di samping Tia.

Sesekali matanya melirik ke arah kaki Sindy yang ditekuk. Sindy yang tiduran dengan gaun terusan itu, membuat gaunnya tertarik ke bawah dan pahanya yang padat, putih dan mulus mengundang mata Dion untuk menikmatinya.

“Mas Agung sudah pergi kerja kan, Mbak?” tanya Tia sambil bangkit dari tidurannya tiba-tiba. “Sudah dari tadi dong. Dia dapat bagian shift malam hari ini. Seminggu ini sih” ujar Sindy. “Eh ada apa nih undang saya malam-malam gini?” tanya Sindy kemudian. “Gak ada apa-apa kok, Mbak…” kata Tia.

“Aku cuma pengen ngajak Mbak nonton film yang baru aku beli” kata Tia sambil melirik kepada Dion. Dion membalas dengan senyuman. “VCD begituan ya?” tanya Sindy bersemangat. Dia langsung bangun dari tidurannya. Tia tersenyum sambil melirik Dion.

“Cepatlah putar!” ujar Sindy tidak sabar. Dion bangkit dari duduknya lalu merangkak menuju ke VCD player. “Sindy suka film yang mana?” tanya Dion sambil menyodorkan beberapa keping VCD porno. Setelah memilih, Sindy segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya. Dion segera memutarnya. Awalnya mereka bertiga menonton film itu tanpa banyak bicara. Tia duduk berdampingan dengan Sindy, sementara Dion duduk di belakang mereka.

“Udah ada yang bangun, ya?” tanya Tia tiba-tiba sambil tersenyum melirik ke arah selangkangan Dion. “Hehehehehe… Lumayan” jawab Dion senyum-senyum. “Lumayan apanya?” tanya Sindy sambil matanya ikut melirik ke arah selangkangan Dion yang mulai menggembung. Dion tersenyum lalu menutupi kakinya dengan bantal.


“Mbak Sindy seberapa sering begituan dengan Mas Agung?” tanya Tia kemudian kepada Sindy. “Ah, jarang sekali… Mungkin karena dia capek…” kata Sindy sambil matanya terus melihat adegan pemain yang sedang bersetubuh di video.

Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video. “Sini dong…” kata Tia tiba-tiba melambai ke arah Dion sambil matanya berkedip memberi isyarat. Dion beringsut mendekati Tia. Diambilnya posisi di tengah-tengah Tia dan Sindy. “Ada apa sih…?” tanya Dion. “Duduk dekat sini aja…” kata Tia dengan suara manja. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain.

Setelah dekat, dengan sengaja tangan Tia segera masuk ke dalam celana pendek Dion. Lalu digenggam dan ditariknya keluar Penis Dion yang sudah tegang itu dari balik celana. Diremasnya pelan. Dion kontan kaget. Tapi refleks, badannya menunduk ke belakang dan kedua kakinya perlahan merenggang. Diambilnya satu bantal sebagai alas kepalanya Lalu tiduran.

Tia menarik turun celana pendek Dion sampai ke pahanya. Lalu sambil duduk nonton, tangannya terus mengocok dan meremas batang Penis Dion. Jari jempolnya menggesek-gesek kepala Penis Dion yang telah membulat besar berwarna kemerahan. Mengkilat karena cairan yang keluar dari lubang di kepala Penisnya itu.

Sindy yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan. Antara rasa malu, rasa ingin melihat dan rasa ingin memegang bercampur baur jadi satu. Batang Penis Dion yang panjang, besar dan berurat-urat itu sungguh membuatnya terangsang dengan cepat. Matanya bergantian melirik ke arah layar TV dan ke arah batang Penis Dion yang keras sedang dikocok oleh Tia.

“Udah pengen ya?” tanya Tia kepada Dion dengan suara yang agak dikeraskan. Lalu ia menunduk dan mencium bibir Dion. Lalu mulutnya mendekat ke batang Penis Dion yang tegak teracung. Dijilatinya kepala Penis itu. Dihisap kuat-kuat dan kembali dijilatinya. “Oooooohhhhhhhhh…” Dion mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Sindy.

Sindy yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dion. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Mata Sindy tiba-tiba meredup dan bibirnya terbuka. Tiba-tiba seperti tersadar lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar keras ketika berpandangan dengan Dion.

Tia melirik ke arah Dion dan Sindy bergantian sambil tersenyum. Lalu dengan tanpa ragu-ragu, Tia menarik celana Dion lebih ke bawah. Lalu kembali dikocoknya pelan. Dion mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Sindy yang jelas kelihatan gelisah. Sindy berulang-ulang mengganti posisi duduknya. Dari kaki yang diluruskan menjadi disilangkan. Kemudian ditekuk.


“Mbak suka gak sama barang lelaki yang gede panjang?” tanya Tia sambil tersenyum menatap ke arah Sindy. “Hmmmmm… Iya… Iya… Suka dong…” kata Sindy menatap Tia. Matanya melirik ke tangan Tia yang sedang mengocok dan meremas batang Penis Dion. Batang Penis yang panjang, besar dan berurat-urat. Sekitar dua genggaman tangan Tia, pikirnya.

“Kalau yang kayak gini suka gak, Mbak?” tanya Tia sambil matanya mengisyaratkan agar Sindy memegang Penis Dion. “Ah, kamu ada-ada aja… Ya aku suka banget…” kata Sindy senyum-senyum sambil kembali mengubah posisi duduknya. “Sini dong, Mbak…” ajak Tia. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain.

Sindy beringsut duduk semakin dekat ke arah Dion. Kepala Penis Dion terlihat begitu mengkilat dan kemerahan. Sindy sungguh semakin terangsang sekarang. Meliat Sindy yang sedang terdiam memperhatikan tangannya sedang mengocok dan meremas batang Penis Dion, Tia tersenyum. Tangannya meraih tangan Sindy, lalu ditariknya ke arah Penis Dion. Sindy diam menuruti kemauan Tia.

“Coba pegang, Mbak…” kata Tia. Tangannya membimbing jari-jari Sindy menggenggam Penis Dion. Penis Dion terasa hangat dan berdenyut di tangan Sindy. Nafas Sindy memburu. Ada desiran yang menuntun tangannya perlahan meremas Penis Dion. Jari jempolnya spontan mengelus kepala Penis Dion. Digosok-gosoknya cairan kental yang keluar membasahi kepala Penis Dion yang besar membulat kemerahan itu. Sementara Tia melepaskan celana pendek Dion keluar dari kedua kakinya. Dion tersenyum sambil melirik ke arah Tia. Tia juga tersenyum lalu duduk mundur menjauh.

Tanpa diduga tangan Dion meraih dagu Sindy. Lalu dengan segera mengecup bibirnya dan melumatnya dengan hangat. Satu tangannya yang lain merengkuh pinggang Sindy dan menariknya tiduran di sampingnya. Sindy yang sudah terangsang gairahnya langsung berbaring dan membalas ciuman Dion dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok Penis Dion. Tangan Dion segera menyusup ke balik bawahan gaun terusan Sindy.

Disingkapkannya rok Sindy sampai ke pinggul. Ditelusurinya paha Sindy. Elusan tangannya segera menyelusup ke pangkal paha. Lalu jarinya diselipkan ke balik celana dalam Sindy. Reflex Sindy merenggangkan kedua pahanya dan mengangkat pantatnya. Memberi keleluasaan untuk tangan Dion masuk ke selangkangannya. Belahan di sela pahanya terasa hangat.

“Ssssssshhhhh… Oooooohhh…” desah Sindy pelan sambil menggelinjang ketika jari tangan Dion menyusuri belahan Mekinya yang sudah sangat basah. “Ooooooooooohhh…” desah Sindy tambah keras ketika jari Dion masuk lubang Mekinya. Dion menggesek-gesekkan jarinya ke dinding bagian atas di dalam Meki Sindy. Pinggulnya digoyang-goyangkan karena nikmat. Lidah Dion masuk lebih dalam ke rongga mulut Sindy dan membelit menggesek-gesekkan ke dinding mulutnya. Dihisap dan dilumatnya bibir Sindy.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain - Sementara Tia sengaja menjauhkan diri dari mereka. Tia mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang ia sukai. Tia tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Tia yang terdengar memburu. Ketika tangan Dion mulai mencoba melepas pakaiannya, Sindy tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Tia.

Tapi ketika dilihatnya Tia tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Sindy melanjutkan bercinta lagi. Sindy sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Dion merangkul pinggulnya dan satu tangannya yang lain meremas buah dada Sindy, Sindy terpejam dan meremas tangan Dion yang sedang meremas buah dadanya. “Oooooo000hhhhhh… my god” desah Sindy seiring dengan jilatan dan pagutan Dion di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Sindy.

Sambil berbaring Dion mengangkat pinggul Sindy dan kedua kaki Sindy diletakkan di pahanya. Lalu ia melepaskan celana dalam Sindy. Sesaat Sindy tampak canggung. Dion bangun dan segera melepas bajunya. Dion yang setengah berlutut begitu, Sindy dapat melihat batang kejantanan yang keras, panjang dan besar di selangkangan Dion berdiri mengacung dengan kepala Penis yang begitu bulat menantang untuk dimasukkan ke dalam belahan Mekinya yang sudah sangat basah. Perut Dion yang ramping dan berotot sungguh merangsangnya.

Dion menunduk dan mencium bibir Sindy. Lalu kedua tangannya membuka kancing gaun Sindy. Sambil mengangkat tubuh Sindy agar bangun, bibir mereka terus berpagutan. Satu tangan Sindy melingkari leher Dion dan tangan yang lain kembali mengocok batang Penis Dion dengan lebih cepat. Setelah melepas semua kancing dan kaitan gaun itu, dari kepala Sindy, Dion menariknya sehingga Sindy sekarang telanjang bulat. Mata Sindy terpejam sayu. Bibirnya terbuka. Ia tak memperdulikan Tia lagi. Ditariknya tangan Dion sambil ia membaringkan tubuhnya ke belakang.

Kembali Dion menunduk menindih tubuh telanjang Sindy. Jilatan lidah Dion pada puting buah dada Sindy membuat Sindy menggelinjang merasakan nikmat yang amat sangat. Ia juga merasakan sensasi yang sangat besar karena sedang bercumbu dengan seorang pria sambil diamati oleh wanita lain. Dion menghisap putingnya dengan kuat, Sindy meremas rambut Dion dan membenamkan kepalanya di bulatan buah dadanya yang putih bersih itu.

Buah dada Sindy begitu kenyal dan besar. Dengan putingnya yang coklat kemerahan, Dion begitu cepat terangsang untuk melumatnya lama-lama. “Oooooohh… Ooooooooohh Dion…” desah Sindy ketika jilatan lidah Dion turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya. Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat itu. Tia tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang sedang bergumul mesra dengan Sindy. Nafasnya makin memburu waktu melihat Dion dan Sindy berganti posisi.

Dion berbaring dan Sindy menindih tubuhnya dari atas sambil mengangkangkan pahanya tepat di mulut Dion. Penis Dion dihisap sambil dikocok oleh Sindy dan Dion menjilat serta mengemut bibir Meki Sindy dengan buas. “Ooooooohhhhh Dion…” Sindy berulang-ulang menjerit sambil menengadahkan kepalanya. Pantatnya ditekan ke bawah dalam-dalam. Membenamkan wajah Dion di selangkangannya.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain - Tanpa terasa tangan Tia menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan Mekinya sendiri. Tia sangat menikmati ketika Dion mengangkat-angkat pantatnya memompa Penisnya ke dalam mulut Sindy. Saat Sindy menghisap dengan kuat Penis Dion, kontan Dion mengerang kuat. Tak tahan dengan pemandangan itu, Tia segera melepaskan semua pakaiannya. Dengan duduk telanjang dan mengangkang, ia mengocok-ngocok Mekinya dengan jari sambil mengamati persetubuhan Dion dengan Sindy di dekatnya.

“Aaaaaarggghhhh… Sindy…” teriaknya sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Nafas Tia semakin memburu. Satu jarinya semakin cepat keluar masuk Mekinya sendiri ketika melihat Dion dan Sindy kembali berganti posisi.

Sindy tetap di atas. Sambil mengangkangi pinggang Dion, perlahan satu tangannya memasukkan batang Penis Dion ke dalam belahan Mekinya. Sambil memeluk Sindy agar terbaring di atas tubuhnya, ia mulai menyetubuhi Sindy. Satu tangannya memeluk punggung Sindy dan tangan yang lain memeluk pinggul Sindy. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Tia bertambah naik.

“Ooooooooohh… Ssssssshh…” desis Sindy ketika Dion dengan cepat mengangkat-angkat pantat dan mengeluar masukkan Penisnya di Meki Sindy dari bawah. Lalu dikecup dan dihisapnya dengan kuat bibir Dion. Matanya terpejam dan pinggulnya dimaju mundurkan dengan cepat pula. Tak tahan dengan gesekan batang Penis Dion yang terasa penuh di dalam belahan Mekinya, Sindy menyusupkan wajahanya ke samping sambil menghisap kuat-kuat leher Dion.

“Gimana rasanya, Mbak?” tanya Dion sambil mengelus rambut Sindy. “Oooooooooohh… Enak bangeeeet, Dion… Oooooohhh enak bangeeeet…” jawab Sindy sambil meremas rambut Dion. Sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Dion.

Setelah sekitar 15-an menit mereka bersetubuh disaksikan Tia, sampai akhirnya Sindy memeluk tubuh Dion kuat-kuat. Mekinya didesakkan ke Penis Dion dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang. Diremaskan dengan kuat rambut Dion. Dihisapnya juga dengan kuat leher Dion. “Oooooooohh… Oooooooooooohh….” desah Sindy terkulai lemas setelah mendapat orgasmenya yang pertama.

Sementara Dion masih terus mengangkat-angkat pantatnya menggenjot Penisnya di Meki Sindy dari bawah. Sambil mencium bibir Sindy, dibalikkannya tubuh Sindy. Lalu dengan berjongkok mengangkang, diletakkannya kedua paha Sindy menimpa pahanya. Dion menunduk dan mencium kembali bibir Sindy. Spontan Sindy melingkarkan kedua kakinya di pinggang Dion. Kedua tangannya menekan pantat Dion kuat-kuat.

Sekarang Dion dengan cepat lebih leluasa mengocok-ngocokkan batang Penisnya kembali ke dalam Meki Sindy. Sindy kembali mendesah dan menjerit-jerit saat batang Penis Dion menyentuh ujung rahimnya. “Ooooooohhhh… Oooooohhhh Dion…” jeritnya ulang-ulang tanpa henti. Terasa ngilu dan geli yang sangat merangsang Mekinya untuk kembali mengalami orgasme. Ditariknya Dion ke arah tubuhnya sambil memeluknya dengan erat. Kedua kakinya turun menjepit kaki Dion. Seakan-akan Sindy tak ingin melepaskan Dion sampai ia mencapai orgasmenya yang kedua. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Gairah sex Istriku Bangkit Melihat Aku Bercinta dengan Wanita Lain.

Ia juga memaju mundurkan pantatnya dari bawah. Gerakannya makin cepat ketika Dion mengatakan ia akan keluar. “Oooohhhh… Aku mau keluar Sindy… Aku mau keluar Sindy…” teriak Dion ulang-ulang.
Sindy dapat merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat akan keluar dari Penis Dion. Batang Penis itu terasa semakin membesar di dalam Mekinya. Mekinya terasa semakin penuh oleh batang Penis Dion yang lebih besar daripada Penis suaminya. Saat Dion akan menarik Penis dari Mekinya, Sindy menahan pantat Dion.

“Di dalam aja… Ooooohhhh“ bisiknya pelan ke telinga Dion. “Aaaaaarggggghhhhh… Aku gak tahan…” tiba-tiba Dion mendesah kuat. “Aaaaaaaaaargghhhhhh… Aku keluaaaaaaar… Oooooohhhh… “ Dion membenamkan batang Penisnya dalam-dalam ke Meki Sindy. Dipeluknya tubuh Sindy dan dilumatnya bibir Sindy dengan kuat. Tiba-tiba Sindy yang merasakan sensasi kenikmatan yang dirasakan Dion juga tak dapat menahan orgasmenya yang kedua.

“Ooooooooohhhhhh… Dion… Oooooohhhhh… “ desahnya dengan kuat. Ditekannya pantat Dion ke bawah dan diangkat-angkat pantatnya ke atas. Ujung batang Penis Dion mendesak rahimnya dengan kuat. Sungguh ngilu dan geli yang amat sangat sehingga ia tak dapat menahan kenikmatannya datang lagi. Sehingga pada saat sperma hangat Dion menyembur ke dalam rahimnya, kontan Sindy tak dapat menahan orgasmenya yang kedua. Berdua mereka berbarengan keluar.

Tubuh Dion lemas terkulai di atas tubuh telanjang Sindy. Tapi batang Penisnya masih tetap mengeras di dalam Meki Sindy. “Penisku masih keras. Sekarang kamu ya sayang?” tanyanya kepada Tia. Tia yang melihat mereka sedang terkulai bertindihan lemas segera beringsut menghampiri. Diusapnya pantat Dion. Pakaiannya sudah dari tadi ia lepaskan.

“Masih kuat, sayang?” bisik Tia ke telinga Dion. Dion segera mencabut Penisnya dari Meki Sindy lalu bangkit berjongkok. Batang Penisnya memang masih keras berdiri walau ia sendiri sudah mengalami orgasme barusan. Sindy duduk sambil tersenyum memperhatikan mereka berdua.

“Aku masih kuat, sayang…” kata Dion lalu berbaring dan menarik tangan Tia. Diciumnya bibir Tia. Tia segera menaiki tubuh Dion. Ia duduk mengangkangi selangkangan Dion. Sambil memeluk pinggangnya, Dion menggesek-gesekkan batang Penisnya ke belahan Meki Tia. Lalu Tia menekan pantatnya membenamkan batang Penis Dion ke dalam Mekinya.

“Oooooohhh sayaaaang…” desah Tia dengan kuat. Ditengadahkannya wajah dengan mata terpejam. Sambil menunduk mencium bibir Dion, diangkat-angkatnya pantat mengocok batang Penis Dion dengan cepat. Tiba-tiba ia teringat Sindy. “Gimana, Mbak? Enak?” tanya Tia kepada Sindy sambil tersenyum. Sindy tersenyum. Lalu sambil duduk ia berpakaian.

“Aku bisa ketagihan, lho…” kata Sindy. “Penis Dion enak banget…” lanjutnya sambil tersenyum manis ke arah Dion. “Kapan saja Mbak pengen, datang aja ke sini…” kata Tia tersenyum pula.
“Makasih, Tia. Aku pulang dulu ya,” kata Sindy sambil mengecup pipi Tia yang sedang bersetubuh dengan Dion. Diciumnya juga bibir Dion. Tia menggangguk. Sesaat mereka terdiam sambil melihat Sindy menutup pintu.

Sampai saat ini, sudah berpuluh kali Sindy bersetubuh dengan Dion di depan mata Tia. Tia bukan biseks. Tia hanya merasakan suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Tia sendiri. Dan menurut Tia juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Dion selalu bersetubuh hanya berdua dengan Sindy.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus
 

Copyright © 2016. Kumpulan Cerita Dewasa - All Rights Reserved