Headlines News :
Home » » Kumpulan Cerita Dewasa | Mengejar Nikmat Seks di Saat Gerimis

Kumpulan Cerita Dewasa | Mengejar Nikmat Seks di Saat Gerimis

Written By Great Story on Kamis, 25 Agustus 2016 | 05.49


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Hari terasa semakin larut, sedangkan langit bertambah mendung dan menggelap sebagai tanda akan turunnya hujan. hari ini hatiku agak resah karena mas Dimas yg saya tunggu-tunggu belum juga datang menjemputku.

Nama saya Cinta, saya bekerja disebuah toko milik seorang keturunan yg kaya di kota S, bos saya bernama Liem, bertubuh gendut tapi kekar, orangnya bermata sipit dan selalu melirik kearah tempat dimana aku duduk menunggu didepan rak barang.

Dimas adalah pria yg sering datang ketoko membeli barang dan selalu menggoda aku, walaupun dia tdk membeli apa-apa, bahkan sesekali dia membeli pembalut wanita dan kemudian memberikannya kepadaku.

Akhirnya dia datang juga dibawah hujan rintik tepat pada pukul 21.00, tepat ketika toko mau tutup, dia langsung menuju kearahku, menatap dan berkata kalem,

“Saya mau beli kondom” dengan wajah kalem, kemudian dia tertawa kecil melihat wajahku yg memerah. ”memangnya buat siapa mas Dimas?” jawabku , “Buat kamu dong..” sahutnya langsung.

Wajahku langsung memerah saat itu juga sambil mencubit tngannya yg berada diatas tanganku. Aku langsung berjalan cepat ke arah meja bosku dan mengambil tas kecilku sambil pamit untuk pulang.

Aku menarik dan menggandeng tangan Dimas, dan mengajaknya ke motor yg dia parkirkan didepan parkiran kami, motornya mas Dimas adalah motor laki, Tiger 2000, tempat duduknya licin sekali sehingga kalau Cinta dibonceng selalu saja terpeleset ke bawah.

Hari ini Dimas kelihatan kalem sekali, rambutnya diklimis menarik dan senyumannya yg penuh arti seakan memiliki rencana kejutan, apa lagi hujan grimis yg membasahi wajahnya membuatnya terlihat gagah dan menggairahkan hari ini.

Dimas menyalakan mesin dan aku naik keatasnya, seperti biasanya dalam perjalanan saya selalu memegang ke belakang supaya tdk terpeleset kedepan tapi hari ini entah kenapa saya tdk lagi berpegangan dan membiarkan tubuhku terseret kebawah sehingga pantat kami beradu menjadi satu dan dadaku menempel erat dipunggungnya.

”Ih …mas Dimas, kapan kapan tempat duduknya digantiin sama yg nggak licin aja, habis Cinta kan cape kalo pegangan kebelakang terus”, seruku rada merengek. “sapa yg suruh pegang ke belakang ….ha ah ah” katanya sambil tertawa. Dimas memang orangnya periang, dan sering tertawa bahkan terbahak jika mendengar sesuatu yg lucu.

Akhirnya kuberanikan melingkarkan tanganku di pinggangnya sambil mempererat tekanan didadaku, entah kenapa hari itu saya ingin sekali memeluk mas Dimas, terasa hangat disuasana yg gerimis dan dingin itu.

Aku kos dikota S begitu pula dengan mas Dimas, dia juga anak kos, bahkan kesayangan ibu kosnya sehingga tdk direlakan pindah walaupun mas Dimas sekarang sudah mapan kerjanya. Hari sudah larut malam, kami tiba di kos pukul 22 malam, maklum mas Dimas nyetirnya pelan lagi pula gerimis bikin takut tergelincir.

“Waduh kosnya mas Dimas udah Dikunci nih”, katanya sambil melihat Jam tangan Akhirnya kutawarkan untuk tidur di kosku saja, karena memang ibu kos tdk tinggal di tempat kos kami, sambil menggandeng mas Dimas dari parkiran ke dalam kamar kostku. “Stt…” bisik ku ketika mas Dimas hendak mengucapkan kata. “Semuanya pada tidur entar tergangu ” kataku kemudian.

Kubuka kunci dan kami pun berada didalam kamar kosku yg berukuran cukup luas, tdk ada kamar mandi didalamnya akhirnya akupun berjalan dengan tubuh basah kuyub menuju lemari dan mengambil selembar handuk bersih dan melemparkannya ke arah mas Dimas kemudian ke ranjang dan merapikannya.

Betapa kagetnya ketika kurasakan ada dua belah tangan tiba-tiba mendekap pinggangku dari belakang, dan kurasakan wajahnya menempel di leherku dan mengeluarkan nafas hangat yg menyapu sela-sela telingaku. Aku hanya bisa membetulkan pakiaku sambil mendesah “mass….”.

Tanpa kusadari aku menatap ke cermin didepanku kudapatkan memang ternyata badanku telah benar-benar basah kuyub sehingga bentuk tubuhku tercetak melekat pada baju menonjolkan payudaraku yg berukuran 34B dan mancung kedepan.

Tiba tiba pula dia mengangkat tubuhku sehingga bisa kulihat cahaya matanya yg berkilat dengan butiran2 air yg ada diwajahnya, benar-benar mempesona dan membiusku sehinga aku tdk memberotak sedikitpun ketika dia mulai membawa dan membaringkanku diatas ranjang kamarku.

Dia berdiri sambil menatapku sedangkan tangannya telah berusaha membuka kancing kemeja yg kugunakan, tangan kirinya membelai pipiku dan sesekali menyingkirkan ranbutku yg sepanjang bahu dari leherku.

Akhirnya ketakberdayaanku semakin membuat dia berani menurunkan wajahnya dan mengecup lembut bibirku, kemudian menciumi leherku membuat tubuhku mengelinjang pasrah. Dan setelah beberapa saat tanpa kusadari dia telah berhasil melepaskan kancing kemejaku dan kemudian terasa tangannya masuk kedalam baju dalamku dari arah pusar membuka keatas baju dalam yg kugunakan sampai keleherku dan kemudian dia meremas-remas kedua payu daraku sambil terus menjelajahi permukaan leherku membuat darahku berdesir kencang dan panas mengalir disekitar kemaluanku.

“eh………..hhhh…..”, desahku yg disambut dengan kuluman bibir mas Dimas.

Tak terasa basah sudah seluruh tubuhku menahan gejolak dari rangsangan mas Dimas, sedang kakiku sudah tdk tahan saling menggesek-gesekkan untuk menenangkan gejolak pada bagian memekku yg terasa sedikit gatal dan jengah karena tdk disentuh sedikitpun olehnya.

Sampai akhirnya terasa sebuah tangan kekar menyelusup diantara celana dalamku dan menggesek-gesekkan memekku dengan lembut, sementara dia melepaskan pangutan dibibirku membuat lenguhan ku kini bisa terdengar

“Oh…..”, teriakku kecil begitu tangan kekar itu berhasil menemukan tonjolan kecil klitorisku.

Terasa ingin melonjak begitu kemaluanku yg dari tadi dianak tirikan kini akhirnya terjamah juga oleh tangan mas Dimas.

“Mas …. ” bisikku sambil memegang erat tangannya sembil menatap wajahnya,
“Ouww……”, teriakku begitu dia menggesek keras dibibir memekku, kucubit kecil tangannya sambil menatap wajahnya yg menatap pandangan pasrah wajahku, tak terasa BHku telah terlepas dan mulutnya sekarang bergantian mengulum kedua payudaraku, dan terus menerus merangsangnya dengan menggigit-gigit kecil di ujungnya, membuat pinggangku turun naik melengkung menerima rasa geli yg sangat, sampai akhirnya kekagetanku terkuak begitu kurasakan aliran darahku semakin mendesir desir dikepalaku dan lagi kulihat di cermin pemandangan mas Dimas sedang mengocok sendiri kontolnya sambil terus merangsang memek dan mengulum payu daraku.

“Aduh massss……..hhhmmm”, aku sudah tdk tahan lagi seakan mau meradang seluruh tubuhku. mataku terbelalak begitu mendadak kurasakan dua buah jari mas Dimas masuk keliang memekku dengan cepat, membuat aliran darahku terhenti sejenak menjawab kegelisahanku sedari tadi.

“masukiinn .mass …” jawabku pasrah atas pebuatan mas Dimas itu,

sementara mas Dimas menurunkan rok ku dan menurunkan celana dalam sampai lutut, dia bergerak naik keatas ranjang kami, kulihat kontol mas Dimas sekitar 16 cm dengan dia meter 2 ukuran ibu jari, dia mengarahkan pada memekku yg telah banjir dan memerah itu, sambil memandang kearahku, aku hanya menutupkan mataku sambil merasakan detik-detik benda panjang itu mulai memasuki gerbang kewanitaanku, merangsek maju perlahan memenuhi sekuruh rongga udara dan memompa udara dalam memekku terus menuju kedalah rahimku, sampai….

“Ohhh……….teruuss mass…”, bisikkku merasakan memekku telah dipenuhi oleh k0ntol mas Dimas dan menjadi semakin gerah saja. “hhh. ….” suaraku berulang dengan maju mundurnya k0ntol mas Dimas, terus meracau sambil menutup kedua mulutku supaya tdk membangunkan tetangga kos.
“ohh………hhmmmm…….hsss….”, desisan ku tdk kuat dengan hentakan-hentakan k0ntol mas Dimas yg semakin cepat sampai akhirnya aku ………“aduuuhh …mass…..oooooohhhhhhh….”, aku bangkit memeluk mas Dimas dan kakiku bergerak ingin melingkarkan ke pinggang mas Dimas meminta dia menghentikan genjotannya tapi tertahan oleh rok yg memang sampai dilututku, aku menggelinjang kian kemari, kepalaku tak kuasa menahan aliran kenikmatan itu sampai menggeleng tak tentu arah. Aku orgasme terlebih dahulu dari mas Dimas,

“Maaf mas”, kataku begitu terlepas dari rasa kecamuk diseluruh tubuhku, seprai ranjangku terlihat basah pada bagian bawah kelaminku mengalir cairan orgasmeku, terasa geli kemaluan mas Dimas di memekku, sampai akhirnya aku mengambil inisiatif untuk melepaskannya dari kemaluanku sambil berbisik, mas biar Cinta kocokin ya, kataku sambil mengocok keras k0ntol mas Dimas, terus sampai dia melenguh tak tertahankan, kutarik mangkuk kecil diatas meja riasku dan kutaruh didepan menyambut semprotan cairan sperma yg keluar berulang- ulang dari k0ntolnya.

Akhirnya mas Dimas dan saya tertidur pulas sambil berpelukan, tentu saja dengan keadaan terakhir kami, rok dan celana dalamkupun masih tetap dilututku sedang baju dalamku telah turun menutupi kembali payudaraku. Ini memang bukan ML ku dengan Dimas yg pertama, akan tetapi malam itu adalah peristiwa yg terindah yg saya alami sampai sekarang, dibalik dinginnya gerimis kota dan hentakan-hentakan mas Dimas yg perkasa membuaiku sampai ke negeri awan.

Keesokan harinya terlihat sepreiku bebercak besar air kenikmatan yg kami buat dikemaluanku semalam.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 

Copyright © 2016. Kumpulan Cerita Dewasa - All Rights Reserved