Headlines News :

Latest Post

Tampilkan postingan dengan label Cerita Tante. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Tante. Tampilkan semua postingan

Kumpulan Cerita Dewasa | Tante Meiti yang Kesepian

Written By Great Story on Minggu, 11 September 2016 | 08.20

Cerita Dewasa - Tante Meiti yang Kesepian - Biasanya aku dipanggil Broery. Aku punya pekerjaan sampingan sebagai guru les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan.les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan.
Temanku Putri namanya, memintaku untuk memberikan les privat kepada adiknya yang masih duduk dibangku SMP.

Keluarga Putri adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa aku panggil Tante Meiti, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Meiti adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat aku percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Putri murid aku bernama Meisya, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Meiti selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

Dalam satu minggu, aku harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Meisya, walaupun sudah aku tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Meisya cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Meiti malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

Setiap aku selesai mengajar, Tante Meiti selalu menunggu aku untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya aku tangkap menyelidik bentuk badan aku yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan aku mengajar Meisya, hubungan aku dengan Tante Meiti semakin akrab.

Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga aku mengajar Meisya, aku datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Aku mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, aku berinisiatif menunggu Meisya, minimal selama waktu aku mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Meiti datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Meisya sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu aku tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Meiti tetap minta aku menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan aku.



Ketika Tante Meiti memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya aku, ternyata Tante Meiti telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Meiti masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut aku mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran buah dadanya kira-kira 36B.

Mula-mula aku tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Meisya. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Meiti mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang aku mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, aku hanya terdiam, sambil berkhayal entah kamana.

“Broer, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Meiti.

“Agh.. Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab aku.

“Yah.. lebih dewasa Dong..!” tegasnya.

Lalu, tiba-tiba tangan Tante Meiti sudah memegang tangan aku duluan, dan tentu saja aku kaget setengah mati.

“Broer.. mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.

“Loh.. tolongin apalagi nih Tante..?” jawab aku.

“Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.

Astaga, betapa kagetnya aku mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Meiti yang memiliki rambut sebahu. Aku benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus aku, bahkan ibu murid aku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Meiti ini, karena selama ini aku menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.

“Wah.. aku harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya aku sambil bercanda.

“Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

Lalu akhirnya aku terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas buah dadanya yang masih montok itu. Tante Meiti juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Meiti menarik aku ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju aku, pertama-tama dia melepas kemeja aku sambil menciumi dada aku. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s aku. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan aku.

“Wah.. Broer, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda.

“Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab aku.

Dalam keadaan aku berdiri dan Tante Meiti yang sudah jongkok di depan aku, dia langsung menurunkan celana dalam aku dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan aku ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini aku merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan aku, kemudian aku mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

Sekarang gantian aku yang ingin memuaskan si Tante. Aku membuka bajunya dan kemudian aku melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks aku menjadi semakin besar. Aku langsung menciumi buah dadanya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Meiti terlihat senangnya bukan main. Lalu aku membuka BH hitamnya, dan mulailah aku menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

“Oghh.. aku merindukan suasana seperti ini Broer..!” desahnya.

“Tante, aku belum pernah gituan loh, tolong ajarin aku yah..?” kata aku.

Karena aku sudah bernafsu sekali, akhirnya aku mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian aku membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu aku mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

“Ogh.. Broer, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah.

Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya aku rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan aku yang sudah mulai basah dan begitupun mulut aku yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Meiti sekarang meminta aku untuk memasukkan batang kemaluan aku ke dalam lubang kemaluannya.

“Broer.. ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.

“Wah.. aku takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya aku.

“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan aku.

Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi aku, dan akhirnya aku nekad memasukkan kemaluan aku ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, aku melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.

“Ahh.. dorong terus Dong Broer..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.

Mendengar desahannya, aku menjadi semakin nafsu, dan aku mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan aku asyik meremas-remas buah dadanya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Meiti mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

Dan kemudian kami berganti posisi, aku di bawah dan dia di atas aku. Posisi ini adalah idaman aku kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan aku ini memang tidak salah, benar-benar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan aku tetap sibuk meremas buah dadanya lagi.

“Oh.. oh.. nikmat sekali Broery..!” teriak si Tante.

“Tante.. aku kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata aku.

“Sabar yah Broer.. tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.

Akhirnya aku tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani aku di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.

“Arghh..!” teriak Tante Meiti.

Tante Meiti kemudian mencakar pundak aku, sementara aku memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan aku.

Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, aku akhirnya bangun. Aku memakai baju aku kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Meiti dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran aku yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, aku langsung memeluk Tante Meiti dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas buah dadanya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir aku, dan memeluk aku dengan erat.

“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.

“Agh.. Tante bisa aja deh..!” jawab aku sambil menciumi bibirnya kembali.

Karena sudah terlalu nafsu, aku mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Meiti, kali ini aku langsung membuka celana dan baju aku kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.

“Um.. dorong lebih keras lagi dong Broer..!” desahnya.

Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut aku sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan aku kepada si Tante, sementara itu tangan aku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat aku jangkau.

“Broer.. mandi yuk..!” pintanya.

“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin aku yah..?” jawab aku.

Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi aku duduk di atas closed, dan kemudian aku menarik Tante Meiti untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.

“Hm.. nikmat sekali jilatanmu Broer.. agghh..!” desahnya.

“Broer.. kamu sering-sering ke sini Broer..!” katanya dengan nafas memburu.

Setelah puas menjilatinya, aku angkat Tante Meiti agar duduk di atas aku, dan batang kemaluan aku kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat aku akhirnya “KO” kembali. Aku mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Meiti kemudian menjilati kemaluan aku yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

Setelah selesai mandi, aku pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan aku amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Putri teman sekampus aku, apalagi Meisya murid aku itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

Selepas pengalaman itu, aku menjadi lebih berani pada wanita, dan menikmati persetubuhan dengan beberapa wanita setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayar.

Kumpulan Cerita Dewasa | “Maaf Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Namaku “Ricky“. Dalam kisahku ini aku ingin berbagi pengalamanku pertamaku dalam dunia seks saat aku masih duduk kelas 1 Sekolah lanjutan pertama dan aku masih ingat betul ceritanya. sekarang ini aku menetap dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Aku saat ini kuliah di salah satu universitas ternama diJateng.

Saat Aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayah ku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Bambang. Dia orang yang sangat kaya raya. Rumah nya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota.

Rumahnya berlantai dua dan di lengkapi juga kolam renang yang yang lumayan besar. Om Bambang orang nya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Mita. Dia mempunyai anak yang masih kecil.

Tante Mita rajin merawat tubuh nya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi di tunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B menjadikan para pria terbelalak melihatnya. Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang wanita.

Sesampainya dirumah Om Bambang. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku di sambut oleh Om Bambang dan istrinya. Om Bambang menjabat tanganku sedangkan Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu.

Setelah itu Aku berkeliling rumah dan melihat-lihat kolam renangnya, aku sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang luxnya. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar, ada wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputar kan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.

Sore Rick …., sapa Om Bambang saat datang menghampiri ku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu Aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante Mita dengan baluatan piyama menghampiri ku.

“Ricky kamu suka nggak ama rumah ini” “Suka banget Tante, kayak nya aku bakal kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa Renang”

“Kamu suka Renang, yuk kita Renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas” Wacchhhhh… kebetulan Aku bisa Renang ama Tante bahenol. Sebab waktu bertemu pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu Renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan Aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-String.

“Huhuuk k k… aku terbatuk-batuk. Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang” kataku “Enak aja kamu, Tapi Om bilang kamu suka bercanda?” “Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini?”

“Iccchhhh ini sudah biasa Rick … Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante lho …” “Benar Tante… Tapi akung Aku lupa bawa celana Renang”

“Achhh… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu.Nanti aku suruh bi’ Inem suruh beli buat kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan diri. Dengan malu malu Aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku.
“Ayoooo  cepetttt … Malu ya ama Tante ? nggak apa apa…. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu.” Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  -  Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang Aku takutkan kepala adikku kelihatan  kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung Aku berenang bersama Tante.

Setelah puas berenang aku naik dan segera kekamar mandi yang besar. Aku masuk disana ketika Aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggal kan semua yang tertinggal ditubuh ku dan Aku membilas dengan air dingin.

Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget dan spontan berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku kaget , spontan segera aku menghadap ke belakang. “Ecchhhhhhh… Maaf ya Ricky aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih”
Wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.

“Maaf… Juga Tante… aku yang  salahk” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang Aku lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya payudara Tante. “Tante tutup dong tirainya, akukan malu”

Segera ditutup tirai itu. Setelah itu dengan  keras shower Aku hidup kan seolah olah aku sedang mandi. Kemudian mencoba aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya.

Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoles kan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu.Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambil dia memejamkan mata.

Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Creeet  creet creett … Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku Renang tadi. Yang aku kaget kan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya. Wowww …. Aku tercengang waktu dia melorot kan CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.
“Ricky koq lama banget mandinya. Hayo ngapain di dalam” Kemudian aku mengeluarkan kepala ku saja di balik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali.

“Ricky malu ya, nggak usah malu aku kan masih Tantemu. Nggak papalah? “Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar” “Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu.”
Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah beberapa menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku.

Dia melihatku cuma senyum manis. Aku ter tunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake cd model g-string. Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.

“Sudah nggak malu ya…, anu Ricky aku mau minta tolong” “Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Ricky berdiri” Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante. “Begini aku minta Ricky meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”

Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu.  “Pucuk dicinta ulam tiba. “Mau nggak…? “Mau Tante.” Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan di segala tubuh nya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku

“Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai. “Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng” Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.

“Ricky berhenti sebentar” Akupun berhenti lalu dia mencopot cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan syur itu.

“Ricky Penismu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.” Lalu dia menyuruh aku mengolesi dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagihan disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.

“Ricky terus remas… Uhhhhhhhuhh remes yang kuat Rick” “Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Tante Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina. Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar sperti kena strum ketika tanganku menyentuh gundukan itu.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya.
“Ricky pijatanmu enak bangettttt… Terusrrr…Rickkkk” Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.

“Makasih banget ya Rick atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”
“Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Ricky”

Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang.Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.

“Den, Ricky, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan.

“Sudah ganti sana cd ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Ricky masih amatir” dia menggodaku. Sesudah melewati dalam beberapa hari akupun hampir sering mandi bersama Tante. Hingga pada suatu hari

Pas lagi pipis didalam kamar mandi, mataku spontan langsung tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun itu. Ketika kuambil.., ternyata dildo yang berwarna hitam..! Lalu.. secara diam-diam Tante Mitatiba-tiba masuk kekamar mandi. Saat itu aku sedang kaget, aku dipeluk dari belakang secara lembut.

Tangan kiri Tante Mita langsung saja meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan yg kutemukan tadi, sedangkan tangan kanannya meremas kontol-ku. “Ini mainan aku Ricky, kalau lagi kesepian.. ditinggal suamiku selama ini” bisiknya tepat di telingaku.Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan derasnya..“Tapi jauh lebih enakan jika ada yg asli Ricky..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa disaat dia mulai menjilati leher sekitar telingaku. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilatiku dia berusaha membuka celanaku dari belakang secara perlahan.

“Hhh.., jangan Tante..!” aku berusaha mengingatinya. Kenapa Ricky..? uch….. slurp.. slurp.., nggak suka ya. Ricky.?” desahanya sambil tetap menciumi dan menjilat leherku.Hhh.., Rickyy masih perjaka  tante..!” kataku.

“Ahh.. masak iya sih.. ayo dong sayang.. ntar Tante ajarin deh..klo gtu, nikmat kok Ricky.. mau ya Ricky..?”katanya “Tapi tante.. ”teriakku. “Ayo ikut kekamar Tante aja yach biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Dia menuntunku dari kamar mandi sampai dipinggir ranjang kamar tidurnya, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara itu tangan dia kembali berusaha membuka celanaku.

Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan berpayudara montok. Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke kontolku jg. Dia mengurut kontolku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohhhhhhhhhh..?” desahku.

“Kamu tetap berdiri, ya Ricky.. jangan rebah..!” dia bilang ke aku sambil tersenyum manis. Aku mengangguk saja. “Kontol kamu.. Rickyn.. enak banget.. ucccch…!”tak di duga dia langsung menghisap kontolku bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

“Ohhhhhh..?” desahku keenakan. “Hhmm.. uchhh,,,,slurp.. slurp..aaahhh! Aachh.. slurp.. slurp..!” Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulut nya, dan kedua tangan nya mengelus-elus pantat dan biji kontolku.

“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Tante..!” kataku disaat dia memainkan kontolku dengan bernafsu. Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus dan akhirnya diapun seperti kelelahan.

“Hmm.. yesss …. kontol kamu enak banget Ricky..” katanya sambil menjilat bibir nya yang dibasahi lendir. Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat merangsang saat itu. “Udah lama aku tak ngisap kontol seenak ini, Sayyang..”

“Tante..”panggilku. “Jangan panggil aku Tante dong..” desisnya sambil terus memainkan kepala kontol ku,” Panggil Mit.. aaaaahh.. aja ya.. ssssssssssstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk sepertilayannya lidah ular berbisa. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membukakan baju dia. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 34C. dan Ternyata dia memang tak memakai BH. Jadi sekarang cuman memakai CD-nya aja.

“Ayo, hisap dong Ricky..” desahnya. Aku tak mau menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara montok nya yang bulat berisi itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas perlahan dan memainkan putingnya. Tante mengerang dan menjatuhkan diri keranjang.

“Aahhccc.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Ricky.. aaaccchh.., hiissaapp.. putingku oohh.. oohh..!” desahnya. Aku yang dengan semangat 45 menghisap sesuai perintah dia. Sesaat kugigit lembut putingnya. “Aaahh.. eeeeennakk..! Hhh.. sedot terus.. ssttttttcc.. yang.. kuatttt.. akunkk..aahh..!” jeritannya sambil menggelinjang kuat.

Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa tante. Tangan kananku mulai bergerak ke memek nya yang masih juga tertutup CD. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap diantara gua kecil nikmat, kerasa sekali beceknya di dalam memek tante..

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Tante sadar ada benda asing yang menggesek memek dia. Apalagi saat jariku bagian klitoris memek nya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di area klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti juga saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,”Ya.. Say.. terusshh.. akunku.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.

Aku bermain cukup lama di putingnya. Menggigit ringan, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut sampai agak keras. Kadangkala hidungku juga kumainkan di putingnya. Nafas Tante Mita semakin memburu. Tentu saja untuk masalah nafas, aku lebih kuat darinya karena aku rajin berolahraga menjaga stamina.

Kurasakan celana dalamnya telah basah. Aku akan membuatnya semakin terangsang dan semakin menginginkan persetubuhan. Perlahan cumbuanku turun ke lehernya. “Ergh,” kudengar lenguhannya. Wah, lehernya sensitif nih, pikirku. Dengan intensif aku mencumbunya di leher. Bergerak ke tengkuk hingga membuatnya semakin erat memelukku dan mencumbu telinganya.

“Rickyyyyyy..” rintihnya. Telinganya juga sensitif. Aku bersorak. Semakin banyak titik tubuhnya yang sensitif, semakin bagus. Lalu tanganku meraba punggungnya. Membuat gerakan berputar-putar dan seolah menuliskan sesuatu di punggungnya. Tante Mita semakin bergairah.

“Kaaaa.. mu.. Naaaa kal. Kamu pin.. Pintar sekali membuatku.. Bergairah..” jawabnya terputus-putus. Nafasnya semakin memburu. Tanganku kembali mencoba merangsang vaginanya. Kali ini kakinya agak terbuka. Aku berhasil memasukkan jariku dan menyentuh vaginanya.

“Aahh..” Tante Mita semakin terangsang. Kakinya terbuka semakin lebar. Kini aku sangat leluasa merangsang vaginanya. Jariku masuk menemukan klitoris dan membuatnya makin hebat dilanda badai birahi.

Entahlah, aku sangat tenang dalam melakukannya. Semakin intensif aku merangsang titik-titik lemah tubuhnya, aku semakin tenang. Aku seperti maestro yang sangat ahli melakukan tugasnya. Wah, rupanya aku berbakat dalam menyenangkan wanita, pikirku sampai tersenyum sendiri.

Tante Mita semakin dilanda birahi. Tangannya kini tidak malu-malu melepas kancing celanaku dan mencari penisku. Setelah menemukannya di balik celana dalamku, dia meremas dan mengocoknya. Aku semakin terbakar. Kami sama-sama terbakar hebat.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Perlahan aku melepas turun celana dalamnya. Tidak perlu dilepas. Aku menatap matanya meminta persetujuannya. Mata Tante Mita nanar. Dia sangat kehausan dan sudah pasrah menerima apa pun perbuatanku.

Perlahan penisku menembus liang vaginanya tanpa kondom. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Benar-benar jauh lebih nikmat dibandingkan dengan memakai kondom. Aku berani tanpa kondom karena aku yakin dengan kesehatan Tante Mita.

Aku mulai melakukan tugasku. Mendorong masuk, menarik keluar, memutar, memompa kembali dan kami bercinta dengan dahsyat. Suara penisku yang mengocok vaginanya terdengar khas. Aku mengerahkan segenap kekuatanku untuk menaklukkannya. Tetapi benar-benar tanpa kondom membuatku penisku lebih sensitif hingga belum begitu lama, aku sudah merasakan di ambang orgasme.

Segera kuhentikan aksiku. Kucabut penisku dan aku menenangkan diri. Kami berciuman. Aku tak mau birahi Tante Mita surut. Setelah agak tenang aku kembali memasukkan penisku. Kali ini aku tidak menggebu dalam memompa penisku. Aku memilih menikmatinya perlahan-lahan.

Setiap sodokan aku lakukan dengan segenap hati hingga menghasilkan desahan dan rintihan nikmat Tante Mita yang sudah dua bulan tidak merasakan nikmatnya bercinta. Gelombang badai birahi kembali melanda. Keringat kami bercucuran, lumayan untuk membakar lemak.

Kami memang sedang berolahraga, olahraga paling nikmat sedunia. Making love. Bercinta sangat baik untuk tubuh. Tidak hanya tubuh, tetapi pikiran juga jadi fresh. Secara teoretis, ada semacam zat penenang yang dihasilkan tubuh saat kita bersenggama, dan zat itu membuat kita sangat nyaman.

Aku heran juga dengan diriku yang ternyata cukup kuat bercinta tanpa kondom. Penisku terasa agak panas. Aku belajar menahan nafas dan sesekali saat kurasakan aku hendak mencapai puncak, aku menghentikan kocokanku. Cukup sulit memang menahan orgasme. Aku berusaha seperti menahan kencing.

Dan usahaku berhasil. Setidaknya aku bisa bercinta cukup lama mengimbangi Tante Mita yang perlahan tapi pasti semakin menuju puncak. Muka tante Mita semakin kemerahan. Wajahnya yang mungil tampak sangat cantik ketika sedang dilanda birahi.
“Tante Mita cantik sekali.. Hebat juga ketika bercinta..” bisikku. Lidahku kembali mencumbui payudaranya yang semakin penuh dengan keringat. “Aaarrrrrrg.., kamu juga.. Enak sekali, Ricky..” cercaunya.

Tante Mita bolak-balik memejamkan mata, membuka mata dan menggigit bibirnya. Nafasnya sangat tidak teratur. Ngos-ngosan dan rambutnya semakin acak-acakan terkena keringat. Wah, pemandangan yang seksi sekali saat seorang wanita bercinta.

Sebenarnya aku ingin mengubah posisi lagi. Aku ingin lebih lama bercinta. Tetapi aku agak khawatir juga. Sudah cukup lama kami di dalam ruangan ini. Aku khawatir pembantu nanti tiba-tiba mengintip atau mencuri dengar. Aku khawatir karena pembantu cukup punya kecerdasan untuk berpikir yang tidak-tidak.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - “Maaf  Tante.. Sudah Melangkah Jauh Sekali  - Dari bahasa tubuh Tante Mita, aku yakin orgasmenya sudah semakin dekat. Gerakan tubuhnya semakin cepat. Cengkeraman tangannya di punggungku kurasa telah melukai punggungku. Terkadang giginya bergemeretak menahan nikmat. Dia tampak sekali berusaha untuk tidak menjerit.

“Agh.. Arrhhk.. Aku sudah ham.. pir..” rintihnya. Tanganku meraih bra Tante Mita dan meletakkannya di mulutnya supaya dia bisa menggigit bra itu. Daripada menjerit, lebih baik menggigit bra sekuatnya. Penisku semakin gencar menghunjam vaginanya. Sodokanku semakin kuat dan temponya kupercepat.

Aku belajar untuk sama-sama mencapai orgasme dengan Tante Mita walaupun menurutku sangat sulit untuk bisa orgasme bersamaan. Setidaknya, aku berencana membiarkannya orgasme terlebih dulu, baru aku menyusul. “Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Dikit lagi..” erang Tante Mita agak tidak jelas karena sambil menggigit bra.

Aku menjaga semangat dan menjaga penisku agar tetap kuat bertempur. Kurasakan penisku juga semakin panas. Aku juga sudah mendekati puncak. Aliran sperma dari bawah sudah merambat naik siap menyembur.

Gerakan Tante Mita semakin menyentak-nyentak. Untung meja di ruangan itu adalah meja kayu yang kosong. Kalau seandainya ada buku atau ballpoint pasti sudah berantakan terlempar.
Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh Tante Mita bergetar hebat. Menghentak-hentak dan tangannya mencengkeram sangat-sangat-sangat-kuat. Dia memelukku sangat erat. Dari mulutnya keluar semacam raungan yang tertahan.. Seandainya ini di kamar hotel, pasti dia sudah menjerit sepuasnya.

“Aargghh.. Ssttttttttttttt..” Aku merasakan ada cairan hangat meleleh keluar. Tidak seberapa banyak tetapi membuat penisku semakin panas. Tante Mita orgasme sementara aku juga sudah semakin dekat. Inilah saatnya. Aku mempercepat kocokanku. Cepat.. Dan aku mencabut penisku.
Crotttt..!! Srr.. R.. Srr.. Srr.. Spermaku berhamburan muncrat di perut dan dada Tante Mita. Ah.., nikmat sekali mencapai puncak. Perjuanganku tidak sia-sia. Aku yang selama ini rutin berlatih menahan kencing, melatih otot-otot perut dan penisku, sukses mengantarkan Tante Mita menggapai orgasmenya. 

Tante Mita segera mencari tissue dan membersihkan ceceran spermaku. Kurang dari semenit kemudian dia sudah memakai bra dan kemejanya kembali. Celana dalam dan roknya tinggal merapikan saja. Aku pun tinggal merapikan celanaku. Beberapa saat kami berpandangan. Ada rona puas di wajah Tante Mita. Dia tersenyum manis..

“Maaf  Tante.. Sudah melangkah jauh sekali..” kataku. “Ya! Kamu tidak sopan sekali, tadi!” katanya bergurau tetapi dalam nada agak tegas. Kami pun tertawa bersama. Aku memeluknya. Mencium dahinya. Merapikan rambutnya yang agak basah terkena keringat. 

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Birahiku Terpuaskan oleh Dua bocah Ingusan

Written By Great Story on Sabtu, 10 September 2016 | 21.12


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Birahiku Terpuaskan oleh Dua bocah Ingusan - Aku terpesona saat melihat anak Anita yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy sungguh keren anak sahabatku ini. Demikian pula si Albert temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi subur. Mereka aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

Kuperhatikan mata si Albert agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti apapun yang sedang aku lakukan, saat aku jalan, saat aku ngomong, saat aku mengambil sesuatu. Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam aku ini, tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah seksual. Dan si Wawan sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung, nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.

Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Albert yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk cerita tentang peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh birahi yang selalu mendebarkan jantung dan hatiku. Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap kemerahan menahan gejolak birahi mengingat masa laluku itu. Tiba-tiba aku ada ide untuk menahan kedua anak ini.

“Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara aku masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, aku tawarkan makan siang pada mereka. Tanpa konsultasi dengan temannya si Albert langsung iya saja. Aku tahu mata Albert ingin menikmati sensual tubuhku lebih lama lagi. Si Wawan ngikut saja apa kata Albert. Sementara mereka buka komputer aku ke dapur mempersiapkan masakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Albert sudah berada di belakangku. Dia menanyaiku,

“Tante dulu teman kuliah mamanya Wawan, ya.

Ah, pandangannya itu membuat aku gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa aku juga merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Nafsu birahiku? Aku tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Kusambar Bibir Albert dan mendarat di bibirku. Kini kami sudah berpagutan dan kemudian saling melumat.


Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih kepalanya serta mengelusi rambutnya. Dan tangan Albert mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku untuk kemudian meremasi payudaraku. Dan aku mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat kerinduan birahi menggauli anak muda 22 tahun di bawah usiaku. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan panas yang mengganjal. Pasti kontol Albert sudah ngaceng banget.

Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Albert mengerang. Dengan tidak sabaran aku dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalaku bibirnya sudah mendarat ke ketiakku. Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Aku merasakan nikmat di sekujur urat-uratku. Albert menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke dadaku. Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya dengan penuh nafsu. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.

Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Aku tak mampu mengelak dan aku memang tak akan mengelak. Birahiku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat nafsuku telah melanda dan menghanyutkan aku. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa nikmat birahiku. Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Albert langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan nafsu besarnya yang kurang sabaran tangannya memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap vagina, bibir dan kelentitku. Aku jadi ikutan tidak sabar.

“Albert, Tante udah gatal banget, nih”.“Copot dong celanamu, aku pengin menciumi kamu punya, kan”.

Dan tanpa protes aku melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kontolnya yang ngaceng berat langsung mengayun kaku seakan mau nonjok aku. Kini aku ganti yang setengah jongkok, kukulum kontolnya. Dengan sepenuh nafsuku aku jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Aku merasakan precum asinnya saat Albert menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Aku raih pahanya biar arah kontolnya tepat ke lubang mulutku.

“Tante, aku pengin ngentot memek Tante sekarang”.

Aku tidak tahu maunya, belum juga aku puas mengulum kontolnya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga nonokku terbuka. Kemudian dia tusukkannya kontolnya yang lumayan gede itu ke memekku. Aku menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan lebih, suamiku nggak nyenggol-nyenggol aku. Yang sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku.

Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kontol Albert tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak muda ini maunya serba cepat. Aku rasa sebentar lagi spermanya pasti muncrat, sementara aku masih belum sepenuhnya puas dengan entotannya. Aku harus menunda agar nafsu Albert lebih terarah. Aku cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, aku berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Aku pengin dan mau Albert nembak nonokku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku. Biasanya aku akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini.

Albert tidak perlu menunggu permintaanku yang kedua. kontolnya langsung di desakkan ke memekku yang telah siap untuk melahap kontolnya itu.

Nah, aku merasakan enaknya kontol Albert sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kont*lnya. Ruang dapur jadi riuh rendah.
Selintas terpikir olehku, di mana si Wawan. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kont*lnya yang sudah demikian keras dan berirama Albert berteriak.


Kemudian kulihat Wawan muncul menuju ke dapur dan melongo melihat aku dan albert. Tanpa banyak kata kutarik Wawan dan melepaskan celenanya untuk segera kukerjain kontolnya. Aku melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Wawan mencopoti celananya sendiri dan lantas meraih kepalaku dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu, untuk kemudian ditariknya mendekat ke kontolnya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya. kontol Wawan nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.

Saat bibirku disentuhkannya aroma kontolnya menyergap hidungku yang langsung membuat aku kelimpungan untuk selekasnya mencaplok kontol itu. Dengan penuh kegilaan aku lumati, jilati kulum, gigiti kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya. Tangan Wawan terus mengendalikan kepalaku mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kontolnya menekankan batangnya atau pelirnya agar aku menjilatinya.

Duh, aku mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana si Albert terus menggenjotkan kontolnya keluar masuk menembusi nonoknya sambil jari-jarinya mengutik-utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah aku mengalami cara macam itu. Oke, suamiku adalah lelaki konvensional. Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja.

Sehingga saat aku merasakan bagaimana perbuatan teman dan anak sahabatku ini aku merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat melanda aku.  Aku benar-benar jadi lupa segala-galanya. Aku mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kontol dan jari-jari tangan Albert dan mengangguk-anggukkan kepalaku untuk memompa kontol Wawan.

“Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kontolku. Enak, kan? Sama kontol Oom enak mana? N’tar Tante pasti minta lagi, nih”.

Dia percepat kendali tangannya pada kepalaku. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kontol Wawan sudah sangat kuyup. Sesekali aku berhenti sessat untuk menelan ludahku.

Tiba-tiba Albert berteriak dari belakang, “Aku mau keluar nih, Tante. Keluarin di memek atau mau diisep, nih?”.

Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Albert yang nampak sudah kebelet mau muncratkan spermanya, aku buru-buru lepaskan kontol Wawan dari mulutku. Aku bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan mulutku tepat di ujung kontol Albert yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kont*lnya untuk mendorong agar air maninya cepat keluar.

Air mani Albert muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung aku kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula. Kemudian dengan jari-jarinya Albert mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku yang langsung kulumati jari-jarinya itu.

Ternyata saat Wawan menyaksikan apa yang dikerjakan Albert dia nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kontolnya. Dan beberapa saat sesudah kontol Albert menyemprotkan air maninya, menyusul kontol Wawan memuntahkan banyak spermanya ke mulutku. Aku menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Aku merasakan rasa yang berbeda, sperma Albert serasa madu manisnya, sementara sperma Wawan sangat gurih seperti air kelapa muda.


Dasar anak muda, nafsu mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat aku istirahat mereka mengajak aku ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau aku masih mengagungkan ranjang pengantinku yang hanya suami saja yang boleh ngentot aku di atasnya. tapi mereka menggelandang aku memaksa menuju kamarku. Aku ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Wawan menjemput satu tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya. Dia tusukan kontolnya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan sperma untuk menyesaki memekku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah dengan penuh irama.

Aku merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan aku langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik turun menjemput tusukan-tusukan kontol legit si Wawan. Sementara itu Albert menarik tubuhku agar kepalaku bisa menciumi dan mengisap kontolnya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya birahi yang nikmatnya tak terperi. Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Albert. Jilatan lidah dan kuluman bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Albert.

Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Albert kuraih ke atas ranjang sehingga satu kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Albert meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku. Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal kontolnya yang keras menggembung. Aku menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk ngocok kontol Albert. Duh, aku kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Aku menjadi kesetanan menjilati kontol Albert.

Ini semakin membuat aku liar tak terkendali. Sementara di bawah sana Wawan yang rupanya melihat bagaimana aku begitu liar menjilati kontolAlbert langsung dengan buasnya menggenjot nonokku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,

“Tante, nonokmu enak, Tante, nonokmu aku entot, Tante, nonokmu aku entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak ya, kontolku, enak Tante, kontolku?”.

Aku juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku. Aku tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kontol Albert semakin kencang. Naik-naik pantatku menjemputi kontol Wawan semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.

Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan birahiku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang kontol yang masih semakin kencang menusukki nonokku. Dan aku memang tahu bahwa Wawan juga hendak melepas spermanya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan birahiku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.

Sementara Albert yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar aku mempercepat kocokkan kontolnya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga aku merasakan pedihnya. Dan saat puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kontolnya dengan kecepatan tinggi hingga spermanya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.
Aku yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki sperma yang tercecer di tubuhku untuk aku jilat dan isap guna mengurangi dahaga birahiku.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Janda Muda Cina yang Haus Seks

Written By Great Story on Kamis, 08 September 2016 | 05.06

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot – Janda Muda Cina yang Haus Seks - Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di kota S. Pada saat itu,setelah aku menetap di tempat kost-kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja namanya Sin Tia. Usianya saat itu baru menginjak 29 tahun dengan status janda Tionghoa beranak satu. Perkenalanku semakin berlanjut. Saat mandi sore, Aku melihat Sin Tia sedang duduk-duduk di kamarnya sambil nonton TV. Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan. Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang diperbuatnya di kamarnya.

Dengan hanya memakai handuk, aku mencoba menggoda Sin Tia. Dia terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku. Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku. Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku. “Awas kau.. entar kuperkosa baru tahu..” gertaknya. “Coba kalau berani..” tantangku penuh harap.

Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuang-buang kesempatan itu. Aku meraih tangannya, Sin Tia tidak menolak. Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir. Ternyata, wanita cantik ini sangat agresif.

Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basa-basi, ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya. “Ohhhhh my godddd.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh.

Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku. “Uf.. Ssssshhhhh.. Auhhhhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya. Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya. “Oh.. Enaaakkkk..” teriakku kenikmatan.

Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku. “Oooohhhhh.. tahann.. ssssssshh. Uhhhh .. aku mau kkeluaar.. Ohhhhh..” Seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Sin Tia berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot – Janda Muda Cina yang Haus Seks.

Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Sin Tia tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya. Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Sin Tia melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya.

Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak. “Ohh….. Ted ….. Teruss Tedddddd.. Terusssssssss..” desahnya.

Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur.

Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya. “Oh…. Yessss … teruss.. Ted.. Aduhh.. Nikmatnyaaaaaaaa.”

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra. “Teddddd.. ohhhhh.. teruss sayangg.. Ohhhhhhhh.”

Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi. “Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Terusssssss.. Teruuuuuuuuuuss..” teriakannya semakin merintih.

Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak. “Aduhh…… teeddddd …..Akku.. keluuaarr.. Ohhhhhhhhhh.. Oh.. Croot.. Croot.”

Ternyata Sin Tia mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot – Janda Muda Cina yang Haus Seks - Sin Tia masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Blessss..“Ohhhhhhhhhh.. enakk..” Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Sin Tia. “Ohhhhh.. Sin Tiaa.. sayangggggg.. enakkkkkkk.”

Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Sin Tia yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya. “Ohhhh.. Tedddd.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..” Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Sin Tia.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah. “Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.

Aku hanya pasrah. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Sin Tia dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya. “Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakkkkkk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.

“Oh.. Sin Tia.. terus goyang sayangggggg..” teriakku memancing nafsunya. Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.

“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..” Ternyata Sin Tia telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma.

Kemudian aku membalikkan tubuh Sin Tia, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut. “Ohhhhh.. Sin Tia.. Nikmatnyaaaaaa.. Aku keluuarr..” Crott.. Crott.. Crott...

Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Sin Tia. “Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.” Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Sin Tia memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku.

Kemudian, tanpa kukomando, Sin Tia berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya. Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Sin Tia terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku.

Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli. “Ohhhhh.. Sin Tiaaaa.. Geli..” desahku lirih. Namun Sin Tia tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina Sin Tia membuatku bergairah kembali.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot – Janda Muda Cina yang Haus Seks - Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu. “Oh.. Ted.. nikmat.. yaaaaa.. Ohhhhhhh..” desisnya. Sin Tia menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.

“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak. Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya. “Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya. “Ted.. Akuuuuuuukk … ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”

Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir semua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya.

Kuakui, Sin Tia merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya. Sin Tia terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara. “Oh.. Sin Tia.. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Sin Tia terus mempercepat gerakan kepalanya.

“Au.. Sin Tia.. Aku.. Keluuarr.. Ohhhhhhhh..” Croott.. Croott.. Croot.. Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara Sin Tia seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar. “Terimakasih sayang..” ucapku..

Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku. “Ted.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.

Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Sin Tia mengulum penisku.

Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Perjakaku Jadi Pemuas Birahi Tante Messy

Written By Great Story on Jumat, 02 September 2016 | 08.10


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Perjakaku Jadi Pemuas Birahi Tante Messy - Menginjak semester tiga, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Hal ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah “hunting” yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman. Untuk ukuran kota B, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam.


Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Dimas, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama.

Bapak kosku mempunyai seorang istri, Tante Messy namanya, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 166 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Messy cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 35 tahun. Maklumlah, Tante Messy rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.

“Dino, kamu masih ada kuliah hari ini?”, tanya Tante Messy suatu hari.

“Enggak tante…”
“Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?”
“Oh, bisa tante…”

Tante Messy tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Messy.

Di sepanjang jalan Tante Messy banyak mengeluh tentang Om Rudi yang semakin jarang di rumah. “Om Rudi itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana…”Tiba-tiba tangan Tante Messy menyentuh paha kiriku dengan lembut.

“Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki… tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli.”

Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Messy menatapku dengan tersenyum. Tante Messy terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Messy tersinggung atau disangka kurang ajar.

Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Messy tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi. Setelah sampai di rumah, Tante Messy langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Messy langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka.
Jelas Tante Messy sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.

“Dino sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante Messy mulai manja. Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Messy secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Messy sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah.

Tidak berapa lama kemudian Tante Messy keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Messy dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Messy hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.

“Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Messy dan mulai memijit daerah punggungnya.

“Tante, bagian mana yang sakit…” tanyaku berlagak polos.“Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Dino pijit ya…” kata Tante Messy sambil tersenyum nakal.

Aku terus memijit punggung Tante Messy, sementara itu aku merasakan Kontolku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Messy dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita.

Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting ikuti saja naluri…

“Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” kataku sambil mengelus pundaknya.

Tante Messy menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Messy sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk.

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Perjakaku Jadi Pemuas Birahi Tante Messy - Tante Messy bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Messy dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut.

Jantungku berdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Messy. Sekarang tubuh Tante Messy tertelungkup di tempat tidur tanpa selemba benangpun… sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya.

Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Messy mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.

“Mmhh… ohhhh … Din… kamu nakal ya…” katanya.
“Tapi tante suka khan…?”
“Mmhh.. yaaahhhhh terusin Din… terusin… tante suka sekali.”

Namun tante tak tinggal diam kemudian membalikkan tubuhku serta menaiki aku dan tangannya memainkan kontolku sementara dia melumat bibirku. Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Messy.

Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Messy.

Kukecup leher Tante Messy dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Messy pandai merawat tubuhnya.

Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.

“Tante seksi sekali…” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah.
“Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Din… lihat tuh burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante Messy sambil tersenyum memperhatikan Kontolku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas.

Aku mulai menjilati payudara Tante Messy sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Messy tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan kontolku.

Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Messy seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Messy. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Messy yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya.

Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Messy. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah. “Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Messy saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah.


Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Messy terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya.

“Aduuh.. Dinnnnn… enak sekali sayangggg… iya sayanggggg … yang itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayanggggg … iya… gitu sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya.

Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Messy mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.


“Dinnnn ... Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh… sayaaang… Dinnnn …. terus jilat itu Din… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…” bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya.

Beberapa saat tubuh Tante Messy meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.

“Dino.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini…” katanya perlahan sambil membuka mata.

Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Messy, kubelai rambut Tante Messy lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Messy sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba Kontolku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.

Emut kontol Dino sayang… sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya…” katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante Messy mulai menjilati Kontolku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala Kontolku dengan lidahnya.

Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh Kontolku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Messy mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya Kontolku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung.

Kurasakan permainan oral Tante Messy sungguh luar biasa, sementara dia mengulum Kontolku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan Kontolku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Messy. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali….

“Tante… Dino pengen masukin ke punya tante… ” kataku sambil mencoba melepaskan Kontolku dari mulutnya. Tante Messy mengangguk setuju, lalu ia membiarkan Kontolku keluar dari mulutnya.

“Terserah Dino sayang… keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante… tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini….”

Perlahan kurebahkan Tante Messy disebelahku, Tante Messy langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan Kontolku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan dan tampaklah lubang vagina Tante Messy yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras.

Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu…. Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Messy mulai menggerak-gerakkan pinggulnya,

“Dino sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap…”

Kuarahkan Kontolku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang Kontolku ke dalam vagina Tante Messy yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan Kontolku. Rupanya Tante Messy menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum…..

“Ini pengalaman pertama ya Din….”
“Iya tante….” jawabku malu-malu.

“Tenang aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang Kontolku. Diarahkannya kepala Kontolku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan…masuklah kepala Kontolku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah…. sensasinya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh Kontolku ke dalam vagina Tante Messy,
Aaaaah.. nikmatnya. “Aaahh…Din.. eemh…” Tante Messy berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 35 tahun vagina Tante Messy masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram Kontolku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas Kontolku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya….

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Perjakaku Jadi Pemuas Birahi Tante Messy - Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Messy juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar….

Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa… maklumlah ini pengalaman pertamaku… kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orDinme.

“Tante…Dino sudah hampir keluar…. aaah…uuh…” kataku berusaha keras menahan diri.
“Terusin aja Din… kita barengan yaa…. tante juga udah mau keluar… aahh… Dino… tusuk yang kuat Din… tusuk sampai ujung sayang… mmhh….”

Kata-kata Tante Messy membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan Kontolku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.

“Aduuh…Dino udah nggak tahan lagi…” aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan Kontolku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Messy. Sementara itu Tante Messy juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua.

“Ayoo Din… tante juga mau…ahhhh…ahhh kamu ganas sekali……. aaaahhh…. Dinnnn…. sekarang Din…. keluarin sekarang Din… tante udah nggak tahan…mmmhhh”.

Tante Messy juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku. Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat…

“Tante…aaaa…aaaagh….Dino keluaaaar…..aagh..” aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Messy. Bersamaan dengan itu Tante Messypun mengalami puncak orDinmenya,

“Dinooooo…. aduuuh……tante jugaa….aaaah… I’m cumming honey… aaaahh…..aah….”

Kami berpelukan lama sekali sementara Kontolku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Messy. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa…. aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya.

Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik Kontolku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Messy yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Messy. Tak lama kemudian Tante Messy membuka matanya dan tersenyum padaku,
“Gimana sayang…enak?” katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.

“Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali “making-love”. Soalnya waktu “fore-play” tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini.

Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Din…?” Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Messy membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat.

Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan Kontolku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Messy dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih Kontolku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Perjakaku Jadi Pemuas Birahi Tante Messy - “Sudah siap tempur lagi sayang…? Sekarang tante mau di atas ya…?” katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya Kontolku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar Kontolku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Messy yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Messy duduk diatas badanku dengan Kontolku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.

“Aahh…Dino… penismu mentok di ujung memek tante … uuh…. mmhh… aahhh” katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Messy perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat Kontolku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya.

Pantat Tante Messy terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga Kontolku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Messy. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Messy makin bergairah.

Gerakan Tante Messy makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya… seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol…

“Dino… tante sudah mau keluar lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…”
“Ayoo tante… Dino juga udah nggak tahan…”

Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Messy menekan seluruh berat badannya ke bawah dan Kontolku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan… Tangan Tante Messy mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat.

Setelah beberapa saat akhirnya Tante Messy merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Messy karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar… Tante Messy seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.

Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Messy, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang “horny” dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Messy dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Messy pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Messy yang “horny”, dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta.

Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Messy tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rudi pergi  mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Messy justru mengharapkan Om Rudi sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Messy.

Pernah suatu malam setelah Om Rudi berangkat keluar kota, Tante Messy masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur.

Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Messy sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Messy baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Messy belum merasa puas.

Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Messy menanggapi tantangan Kontolku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah.
“Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.

Karena aku rasa Tante Messy sudah sangat “horny”, tanpa banyak basa-basi dan “foreplay” lagi aku langsung menancapkan batang Kontolku ke dalam vagina Tante Messy dan kami bergumul dengan liar selama hampir 3 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Messy diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Messy membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Messy diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi.

Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya udara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Messy entah berapa kali.

Yang jelas setelah selesai, Tante Messy hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Messy.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus

Kumpulan Cerita Dewasa | Demi Ijin Dan Naik Jabatan, Istriku Rela Digoyang Atasan (2)

Written By Great Story on Senin, 29 Agustus 2016 | 06.08


Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Cerita Dewasa - Demi Ijin Dan Naik Jabatan, Istriku Rela Digoyang Atasan - Dalam hati Fian mengumpat mendengar usul yang ditawarkan oleh temanku Darsa, usul gila yang dengan cepat disetujui oleh Pak Sabar atasannya, dan kedua teman yang juga memegang jabatan manager. Hari itu, Kantor Fian menerima kunjungan pimpinan pusat yang menetapkan kantornya sebagai cabang perusahaan dengan kinerja terbaik, memberikan bonus liburan dan berhak untuk menggunakan cottage milik perusahaan yang ada disalah satu pesisir pulau jawa. Tentunya ditambah bonus sejumlah uang.

Namun di antara berbagai kegembiraan itu mungkin Fian lah orang yang paling berbahagia. Ya,,, atas bantuan Pak Sabar, Fian disetujui oleh pimpinan pusat untuk menempati bangku pimpinan yang sebelumnya ditempati oleh Pak Sabar. Sabar sendiri atas prestasinya diminta untuk membantu pusat. Setelah rombongan pusat meninggalkan ruangan, Pak Sabar langsung mengangkat gelas yang hanya diisi air mineral mengajak bawahannya untuk bertoast ria.

Walau bagaimanapun ada kebanggaan atas penghFianan yang diberikan. Namun Pak Sabar dengan berat hati menyampaikan bahwa dirinya tidak dapat ikut serta dalam liburan itu, karena telah memiliki janji tersendiri dengan istrinya untuk sebuah liburan di pulau dewata. Fian tidak begitu peduli dengan keabsenan Pak Sabar, toh dirinya tetap dapat mengikuti liburan rombongan kantor bersama istrinya. Dan ini dapat menjadi kado bulan madu bagi istrinya yang baru dinikahi 3 bulan lalu.

“Tapi apakah Pak Sabar tetap tidak mau ikut rombongan walaupun nantinya kami mengadakan sebuah game dengan perjanjian yang menarik?,” celetuk Darsa.
“Perjanjian?, emang kalian udah bikin perjanjian apa?” Tanya pak Sabar sambil menatap Darsa dan Fian bergantian.
Seperti halnya Pak Sabar, Fian yang tidak pernah membuat perjanjian apapun tentang liburan pada Darsa, pun dibuat bingung.

“Ya, sebagai ucapan terimaksih, Saya dan Fian ingin mengusulkan sebuah permainan, untuk membuang kejenuhan atas rutinitas kita, bagaimana jika nanti selama liburan disana kita membebaskan pasangan kita untuk dirayu oleh sesama kita,” papar Darsa.

“Maksudmu?,” Tanya Pak Sabar meminta penjelasan yang lebih mendetil.
“Ya,,, bagi mereka yang beruntung, mungkin dapat dilanjutkan dengan rayuan diatas ranjang, dan atas dasar perjanjian awal tentunya kita tidak boleh melarang untuk ‘penuntasan akhir’ atas usaha kawan kita,”
“Saya pikir permainan ini bisa menjadi referensi kepuasan bagi kita, yang setau saya selalu setia dengan istri masing-masing, tentang ‘cita rasa’ dan ‘varian kenikmatan’ dari wanita selain istri kita,” tambahnya.

“Gila,, bagaimana mungkin usul itu meluncur dengan lancar dari mulut Darsa, apalagi dengan membawa-bawa namaku,” Hati Fian mengumpat. Namun ketika dirinya ingin menampik usul Darsa, Fian melihat wajah Pak Sabar yang berbinar sambil menganggukkan kepalanya tanda setuju.
“Kenapa perjanjian ini harus mengatasnamakan balas budi, sialan,” hati Fian kembali mengumpat ketika menyadari sulit baginya untuk mengelak dari permainan ini.
“Yang bener Meennn,,, pastinya loe juga ngajak istri loe yang alim itukan?,” seru Munaf memastikan Darsa mengajak istrinya yang biasa menggunakan busana tertutup lengkap dengan penutup kepalanya. Darsa mengangguk pasti.

Sesaat Fian terdiam, Cut Marina istri sahabat karibnya itu memang memiliki daya tarik tersendiri dari tubuhnya yang selalu tertutup, wajah putih bersih, berdagu lancip dan hidung yang mancung.

“Uuuugghhh,,,benar-benar tawaran yang menggiurkan, terlalu sayang untuk dilewatkan, tapiii,,,” Kini justru Fian yang bingung.

Mungkinkah, dalam liburan ini dirinya dapat mencumbu tubuh Marina, atau bahkan kalau memungkinkan dapat sedikit berkenalan dengan selangkangan wanita yang menjadi fantasi seksnya sebelum menikah dengan Haryanti, istrinya.

“Tapi, agar permainan ini semakin seru, kita tidak boleh memberitahukan istri-istri kita tentang permainan ini, disamping untuk menghindari timbulnya pertengkaran suami istri, saya rasa ada tantangan tersendiri bagi kita untuk dapat menikmati tubuh target kita,” ucap Darsa dengan tatapan tajam ke arah Fian, dihias senyum penuh makna.

Fian bingung dengan tatapan itu, muncul pertanyaan besar di kepalanya, apakah Darsa yang menjadi temannya sejak bangku SMP itu memang menjadikan istrinya sebagai target utama dalam permainan ini. Sekilas Fian teringat pernyataan Darsa dihari pernikahannya, yang mengakui keindahan tubuh istrinya, saat melototi tubuh Haryanti yang dibalut kebaya transparan yang sangat ketat dengan puring tipis yang hanya menutupi bagian dada.

“untuk Pak Sabar, sepertinya kita harus memberikan persyaratan tambahan, bapak hanya boleh mengajak simpanan bapak,”
“Hahahaha,,,”

celetukan itu kontan membuat Pak Sabar terbahak tertawa, Fianpun tersenyum kecut mengingat istri sah Pak Sabar, Bu Monica yang merupakan aktifis arisan ibu-ibu pejabat. Sebenarnya, Bu Monica, istri pak Sabar yang telah memasuki umur 40-an, masih terbilang cantik dan selalu tampil seksi dengan pakaiannya yang selalu mengekspos daerah terlarang, dan pastinya masih sangat layak pakai. Hanya saja yang membuat tidak kuat adalah mulutnya yang selalu aktif mengkritik setiap sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya. Alias cerewet.

Mungkin itulah sebabnya Pak Sabar memilih sebuah hubungan rahasia dengan Sintya, resepsionis kantor yang terkenal montok dan murah hati kepada kaum lelaki dalam hal berpakaian, dan tentunya lebih penurut dibandingkan Bu Monica.

“Tidak, tidak,,, Pak Sabar silahkan saja mengajak kedua istrinya, dengan tetap merahasiakan hubungannya dengan Sintya bukankah kita melakukan permainan ini dengan diam-diam, karena bisa saja saya berhasil mendapatkan tubuh Bu Monica dengan meminjam kamar kalian, dan pastinya Pak Sabar tidak bisa melarang saya untuk melakukan itu, bukan begitu Pak Sabar?” papar Darsa.

Pernyataan Darsa sontak membuat Fian, Munaf dan Aditya terkejut, kata-kata Darsa sudah kelewat batas, meskipun dirinya memang memiliki hasrat yang sama untuk menunggangi tubuh montok istri Pak Sabar itu, tapi tidak selayaknya hal itu diungkapkan langsung dihadapan Pak Sabar, yang nota bene adalah atasannya.

“Whuahahaha,,, saya selalu suka dengan ide gilamu, Darsa, silahkan nikmati Monica sepuasmu bahkan kalau kau juga ingin mencicipi Sintya silahkan saja, tapi jangan salahkan saya bila nanti membuat istrimu yang alim itu terkapar oleh ku,” jawaban Pak Sabar membuat Darsa tersenyum kecut. ternyata tidak hanya Darsa yang tersenyum menyambut tawaran Pak Sabar tetapi juga Aditya, Munaf dan tentu saja Fian.

“OK,,, jika semua memang semua telah sepakat, ada baiknya kita mempersiapkan istri-istri kita untuk menyambut pertempuran yang panjang besok lusa,” Pak Sabar menyudahi rapat tambahan para pimpinan itu dengan tertawa terbahak.

“Tunggu pak, saya hanya ingin memastikan, perjanjian ini hanya berlaku saat liburan sajakan?” semua tersenyum dengan pertanyaan Aditya yang sedari tadi lebih banyak diam dan hanya mengangguk-agukkan kepala.

Melinda, gadis remaja yang dinikahi Aditya hampir berbarengan dengan hari pernikahan Fian itu memang seorang gadis lugu yang dinikahinya satu bulan setelah gadis itu lulus dari bangku SMU. Pastinya Aditya tidak berbeda dengan Fian yang merasa keberatan dengan permainan yang diusulkan Darsa, karena mereka sendiri masih belum puas mengayuh tubuh istri mereka.

“Itu Pasti, permainan kita ini cukuplah menjadi skandal saat liburan, karena tentunya kita tidak ingin rumah tangga kita ataupun rumah tangga rekan kita berantakan,” pungkas Darsa sambil merapikan beberapa berkas yang ada dihadapannya.

Fian yang duduk santai di depan TV rumahnya sesekali menatap istrinya yang tengah menyiapkan makan malam mereka.

“Ada-ada saja permintaan Pak Egar itu, komentar dan sikapnya selalu saja bikin orang emosi,” keluh istrinya sambil meletakkan piring berisi ikan Nila yang baru digoreng.
“Ada apalagi dengan Pak Egar, Dia masih sering menggodamu,” Fian memandangi tubuh semampai yang berjalan menuju freezer disampingnya. tubuh Haryanti terbilang langsing dengan pinggul yang bertaut serasi dengan bongkahan pantat montok yang selalu bergetar mengiringi tiap langkah kakinya.

“Sungguh aku gak relaaa,,,” bibir Fian mendesah pelan ketika teringat obrolan dikantornya tadi siang, bagaimana mungkin dirinya membiarkan tubuh indah itu ditunggangi oleh teman-teman sekantornya.

“Apa? Bicaramu selalu saja pelan, bagaimana aku bisa mendengar,”
“Oh,,, Tidak,, aku hanya memanggilmu,” Fian memeluk istrinya dari belakang, membaui rambut tergerai yang masih sedikit basah, tangannya mengelus lembut bongkahan pantat yang selalu saja membuatnya bergairah.

Telah sering Fian ingin mencoba lubang bagian belakang yang ada ditengah-tengah pantat itu, sebuah seks anal, tapi Haryanti selalu saja menolaknya, dengan berbagai macam alasan, jijik, jorok, takut sakit, dan puluhan alasan lainnya.

“Sayang,,, aku masih terlalu capek hari ini, aku tidak yakin dapat melayanimu malam ini, bahkan mungkin aku akan langsung tertidur ketika menyentuh kasur,” keluh Haryanti saat Fian meremasi payudaranya.

“Hahaha,,, Tidak sayang, aku hanya ingin menawarkan sebuah liburan kepadamu, apakah kau bisa mengambil cuti untuk beberapa hari kedepan? Bukankah kau belum mengambil cuti tahun ini,” Fian mencoba mengingat-ingat, bahkan pada saat perkawinan mereka, tepat tiga bulan yang lalu Haryanti tidak dapat mengambil jatah cutinya, semua gara-gara ulah pak Egar manager personalia salah satu Bank swasta tempat Haryanti bekerja.

“Liburan? Kemana? Kapan?,” Wajah Haryanti langsung berbinar, mungkin inilah kesempatan untuk sesaat melepas semua rutinitas yang melelahkan.

“Aku yakin kali ini pasti bisa mendapatkan jatah cutiku,” sambungnya cepat, seakan takut Fian menarik kembali tawarannya.
“Besok lusa kantorku mengadakan liburan kesalah satu villa di pesisir pantai, rasanya sangat sayang bila kita melewatkan kesempatan itu, hitung-hitung kita dapat berbulan madu dengan gratis,”

“Bersama rombongan kantormu?,” dahi Haryanti mengerut, dirinya memang telah lama ingin menghabiskan waktu hanya berdua dengan suaminya. Ingin sekali Haryanti mencoba beberapa busana yang menantang, memperlihatkan keindahan tubuhnya dalam berbagai balutan busana yang sengaja dibelinya untuk bulan madu, tapi hanya di depan Fian.

Fian membaca rona kecewa pada wajah cantik itu. “Kau boleh mengenakan apapun yang kau mau, bahkan kau boleh melakukan apa saja disana,” Fian bingung sendiri dengan kalimat yang dilontarkannya, kenapa ia justru begitu takut Haryanti tidak bisa ikut dalam liburan kantornya.

“Tapi aku malu, disana banyak teman-temanmu,,,”
“Kenapa harus malu, mereka Cuma teman-teman sekantorku, bahkan beberapa dari mereka sudah pernah menginap dirumah kita, Ayolah sayang,,,”
“Tapi,,, apakah nanti aku boleh mengenakan hadiah yang diberikan Sintya pada saat perkawinan kita?” Haryanti bertanya dengan pelan, takut mengundang kemarahan Fian.

“Hadiah dari Sintya?” Fian mencoba mengingat-ingat hadiah apa yang telah diberikan oleh staff yang menjadi istri simpanan Pak Sabar itu.
“Owwgghh,,, dua lembar pakaian renang One Piece dan two piece, kenapa pula Sintya menghadiahkan pakaian semacam itu diacara pernikahan,” Fian mengumpat, jika Haryanti menggunakan itu maka tak ubahnya seperti menjajakan tubuhnya untuk dijamah dan dilahap teman-temannya.

“Yah,, mungkin kau bisa menggunakan salah satunya, dan menurutku one piece tidak terlalu jelek untukmu,” timpal Fian cepat, One piece lah pilihan terbaik dari yang terburuk.

Fian merinding ketika Haryanti menyambut usulnya dengan wajah yang tersenyum. Ruangan menjadi senyap, masing-masing sibuk dengan pikirannya. Tidak ada lagi percakapan serius hingga mereka selesai makan dan beranjak ke tempat tidur.

Paginya Fian melahap roti selai kacang dengan sedikit enggan, matanya terus memandangi tubuh Haryanti yang dibalut seragam biru muda dengan list putih disetiap sisinya. Sungguh tubuh yang mempesona, apalagi seragam itu melekat ketat, wajarlah bila banyak lelaki yang menggoda.

Tapi, heeyy,,, kenapa Haryanti mengenakan seragam yang lebih ketat dari hari-hari biasanya, tidak salah lagi itu adalah seragam yang telah lama dikeluhkannya karena sudah terlalu kecil untuk membalut tubuhnya yang semakin montok. Seragam itu telah lama tidak digunakannya.

Bahkan rok yang sudah terlalu kecil itu berhasil mencetak dengan indah segitiga celana dalam yang membalut bongkahan pantat yang padat, dan lebih tinggi beberapa sentimeter dari rok yang biasa dikenakannya.
“Mas, sebenarnya aku tidak yakin bisa mendapatkan cuti untuk liburan besok,” suara Haryanti mengagetkan lamunan Fian,
“Memangnya kenapa?”
“Ya, kau tau sendiri bagaimana sikap dan tingkah laku Pak Egar, aku tidak mau dia mengambil kesempatan atas permohonan cutiku ini,” ucap Haryanti sambil mengangkat roknya lebih tinggi untuk mengenakan stocking, hingga Fian dapat melihat celana dalam yang dikenakan istrinya, dengan cepat birahinya terbakar.

“Ayolah sayang, aku rasa kau bisa sedikit menggodanya untuk mendapatkan izin itu, dan aku yakin kau dapat melakukannya,” kalimat itu mengalir dari mulutnya dengan dada yang bergemuruh, paha jenjang yang mulus siapa yang tidak tergiur bila kaki indah itu melenggang dengan seksi. Fian bingung dengan perasaan yang menyesak didadanya, entah kenapa dirinya kini justru ingin sekali memamerkan keindahan itu kepada teman-temannya.

“Baiklah sayang, semoga aku bisa melakukannya, tapi kau harus tau aku melakukan ini semua hanya untukmu,” ucap Haryanti yang telah siap dengan sepatu hak tinggi. Jemari lentiknya mengambil kunci mobil Yaris yang tergeletak disamping tv.

Di kantor Fian tidak dapat bekerja dengan tenang, pikirannya dihantui berbagai misteri yang akan disuguhkan dalam liburan mereka nantinya. Di ruang sebelah, dari dinding pemisah ruangan yang keseluruhan menggunakan kaca, Fian tersenyum melihat Aditya, keponakan Pak Sabar yang tampak asyik berbincang dengan Sintya.

Tampaknya pemuda yang masuk dalam lingkungan kerjanya dengan jalan KKN itu mulai berusaha menggoda Sintya, wajar saja karena dalam liburan nanti dirinya memiliki kebebasan penuh untuk mendapatkan tubuh bahenol dari simpanan pamannya itu. Pukul 15.30, Fian yang melirik jam di ruangan, merasakan waktu berjalan dengan sangat lambat.

“Heeii,,heii,,heeiii,,Apakah kalian sudah siap dengan liburan esok,” teriak Darsa ketika melewati pintu kacanya yang terbuka.

Fian mendapati sesosok tubuh semampai terbalut jilbab putih dibelakang Darsa. Melemparkan senyum termanis dengan lesung pipit yang mengapit dikedua pipinya, matanya berbinar indah, dengan raut muka yang penuh keramahan dan keakraban. Ya,,, sebuah senyum yang selalu saja membuat hati Fian tak berkutik.

Cut Marina, dokter muda istri sahabatnya itu memang memiliki sejuta pesona bagi dirinya. Fian sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin gadis kalem dan lembut itu justru memilih Darsa yang terkadang urakan, untuk menjadi teman hidupnya.

“Untuk liburan besok, Aku dan Marina telah mempersiapkan semuanya, dan aku harap kau dan istrimu juga begitu,” ucap Darsa sambil memeluk pundak istrinya.
“Aku harap kau mengajak Haryanti, karena liburan ini pasti akan sangat menyenangkan,” sambung Marina, Darsa mengedipkan matanya ke arah Fian sambil menyeringai.

“Ya pasti liburan ini akan sangat menyenangkan,” balas Fian yang tersenyum kecut.
Seandainya Marina tau, Darsa suaminya telah mempersilahkan kepada mereka untuk berlomba mendapatkan tubuh indahnya.

“Apa kau benar-benar merelakan wanita alim itu disantap oleh teman-temanmu,” bisik Fian, setelah Marina meninggalkan mereka untuk mengambil beberapa barang di ruang kerja Darsa.
“Justru itu, aku sangat ingin melihat semuanya terjadi, tentunya tanpa membuatnya marah, dan aku rasa kau bisa membantuku,” Fian tercengang dengan jawaban sahabatnya sejak di bangku SMP itu.
Dengan langkah santai Darsa menggamit pinggul Marina melangkah keluar.

Tepat didepan pintu, tanpa diduga Darsa meremas pantat istrinya yang dibalas tatapan tajam Marina yang marah atas ulah suaminya. Fian mencoba mencoba memejamkan matanya di atas sofa di ruang tamu rumahnya.

“Uuuggghhh,,,” Fian menghela nafasnya, minggu ini benar-benar hari yang melelahkan bagi batinnya.
Haryanti dan Marina, dua sosok wanita yang memiliki kesempurnaan tubuh yang sering diimpikan dan dimiliki kaum hawa.

Haryanti dengan gayanya yang riang dan supel membuat semua lelaki berlomba untuk berakrab ria dengannya sambil mengagumi setiap lekuk bagian tubuh yang sempurna. Sedangkan Marina, sosok wanita kalem dengan senyum yang menawan dan mata yang teduh, membuat para lelaki merasa betah untuk berlama-lama mencumbu keindahannya.

Hanya saja bagi Fian, Marina memiliki arti lebih dari sekedar seorang wanita yang ramah, di balik tubuhnya yang selalu tertutup oleh gaun putih khas seorang dokter, Marina memang memiliki mistery yang begitu besar.

Sayup-sayup dirinya mendengar suara mesin mobil memasuki halaman rumahnya. Tak lama terdengar suara Haryanti yang bersenandung riang, memasuki rumah. Fian terjaga dari lamunannya.

“Sayang, aku telah mendapatkan cuti seperti yang kau mau,” seru Haryanti riang, mengecup kening Fian yang tengah tiduran.
“Oh yaa?,,, bagaimana cara kau mendapatkannya, bukankah itu tidak mudah?,”
“Ya, seperti yang kau katakan tadi pagi, aku harus sedikit menggodanya,” Haryanti mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

“Untuk mendapatkan cuti yang kau inginkan, aku harus melepas dua kancing bagian atas blazer ku ketika memasuki ruangannya, bahkan ketika duduk di depannya aku sengaja melipat kedua pahaku untuk memberikan Pak Egar sedikit tontonan yang menarik, berharap orang tua itu dapat langsung memberikan izinnya.”

“Lalu?” sambar Fian cepat dengan suara yang dibuat sesantai mungkin. Matanya menatap rok Haryanti yang semakin tertarik keatas ketika istrinya itu duduk disampingnya, pikirannya mecoba membayangkan suguhan apa saja yang telah diberikan istrinya.

“Dan seperti katamu, tidak mudah untuk mendapatkan izin itu, orang tua itu justru semakin ngelunjak ketika aku mengajukan permohonan cuti, dia memintaku untuk menemaninya mengobrol disofa diruangannya, dan tahu kah kau apa yang dilakukannya selama obrolan itu terjadi,” Haryanti berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.

“Dia mulai berani meraba pahaku ini, bahkan berulangkali mencoba memasukkan jemarinya kedalam rok sempit yang jelas tidak akan cukup untuk tangan gemuknya, meski aku tau usahanya sia-sia, aku tetap menepis ulah usilnya itu,” Haryanti mencoba menutup ceritanya sambil mengecup bibir suaminya. Dengan sangat bernafsu Haryanti meneguk minuman dingin milik Fian yang ada di depannya.

“Baiklah, Banyak persiapan yang harus kulakukan untuk besok, dan aku tidak ingin ada barang penting yang tertinggal nantinya,” Haryanti beranjak dari duduknya, meski wajahnya sedikit pucat karena kelelahan setelah bekerja sehari penuh, namun wanita cantik itu terlihat begitu bersemangat menyambut liburan.

Sementara Fian sibuk mengingat-ingat sosok tambun Pak Egar, dengan jari-jari tangan yang juga dipenuhi lemak. Tubuhnya yang pendek membuat pria paruh baya itu semakin membulat. Namun seberkas noda yang mengering pada rok bagian belakang Haryanti membuat Fian meloncat dari peraduan.

“Apakah hanya itu yang dilakukannya padamu,” sela Fian sambil perlahan menarik Haryanti hingga kembali duduk disampingnya. Entah mengapa Fian begitu penasaran dengan noda yang dilihatnya.

“Ya,,,Setelah tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya pada bagian bawah tubuhku, tangan yang dipenuhi bulu itu menghiba kepadaku untuk bisa merasakan sedikit kepadatan payudaraku,”
Fian mendengarkan cerita istrinya dengan jantung yang mulai berdegub kencang, meski ada rasa cemburu disana tapi tak ada sebersitpun gelora amarah, entah mengapa?.

“Selama dia melakukannya dari luar blezerku kupikir tak mengapa, dan bisa kau tebak bagaikan anak kecil yang mendapat mainan baru, tangannya bergerak cepat meraba, meremas dan terkadang mencubit dengan kuat hingga membuatku sedikit menjerit.

Tapi tak lama kemudian Pak Egar mengeluhkan blazerku yang terlalu tebal dan memintaku untuk melepas beberapa kancing yang tersisa. Aku teringat akan pesanmu tadi pagi untuk memberikan sedikit tontonan pada orang tua yang sudah hampir pensiun itu, jadi biarlah dirinya mendapatkan sedikit keindahan dari tubuhku, toh aku masih mengenakan blus yang menutupi tubuhku” Suara Haryanti semakin berat, matanya menerawang mencoba mengingat kejadian tadi siang.

“Lalu?” Tanya Fian dengan suara tercekat.
“Yaaa,, aku mempersilahkan tangan gemuknya itu masuk kedalam blazerku, tohhh masih ada blus yg menutupi tubuhku,”

“Dan Mungkin hari itu memang hari keberuntungan baginya, karena aku mengenakan bra yang terlalu tipis, jadi sangat mungkin jemarinya dapat merasakan kedua puting payudaraku yang mengeras karena godaannya. Tapi bukan Pak Egar jika tidak melakukan berbagai kejutan-kejutan,”

“Kejutan? Apakah dia mencoba memperkosamu?”
“Tidak,tidak,,, kukira dia tidak akan berani melakukan itu, dia hanya menyerang bibirku dan berusaha memasukkan lidahnya yang basah kedalam untuk merasakan lidahku. Bibirku yang tertutup rapat dan terus menolak justru membuat wajahku basah oleh jilatannya, karenanya aku membuka sedikit bibirku agar pria itu tidak melakukan tindakan yang menjijikkan itu.

Bagai orang yang haus, lidahnya berusaha menarik bibirku untuk bertandang ke dalam mulutnya, bahkan berulangkali menyedot ludahku, aku tak kuasa menolak undangan itu, dan tau kah kau sayang?,,,ternyata lidahnya begitu panas, mengait dan menghisap lidahku yang akhirnya ikut menari-nari dalam mulutnya,” Tanpa sadar Fian meneguk liurnya.

“Namun justru di situ kesalahanku, di saat lidahnya beraksi dengan nakal dan harus kuakui aku terbuai, tanpa kusadari tangannya berhasil membuka beberapa kancing atas blus-ku dan terus menyelusup kedalam bra, dan akhirnya dia berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, kedua payudaraku diremasnya bergantian, sesekali mulutku menjerit tertahan dalam pagutan bibir tebalnya ketika tangannya meremas terlalu keras.”

Fian tak mampu menahan tangannya untuk tidak bertandang kedalam blus Haryanti yang telah melepas blezernya, seakan tak ingin kalah dengan cerita istrinya Fian meremas kedua bukit kembar itu dengan kuat, membuat Haryanti memekik. Haryanti mencoba mengangkat pantatnya mencoba membantu Fian yang kini berusaha menyingsingkan rok ketat itu ke pinggulnya.

Haryanti sangat paham dengan tingkah suaminya yang sedang birahi. Sesaat Fian memandangi dua paha mulus yang bertemu pada kuncup selangkangan yang begitu indah. Stocking yang masih melekat pada kaki Haryanti membuat bagian bawah Haryanti semakin menggoda.

Fian membaui vagina istrinya yang basah. Tanpa menunggu persetujuan Haryanti, Fian yang sudah melepas celana kolornya berusaha melolosi celana dalam putih yang menutupi kemaluan yang ditumbuhi semak hitam. Haryanti hanya bisa pasrah ketika kakinya semakin terbuka, mengangkang, menyambut hujaman batang milik suami tercinta,

“Uuuummhhhh,,, milikmu masih yang terbaik sayaaaang,,,,” dengusnya saat batang itu memenuhi rongga yang semakin basah. beberapa saat Fian menggoyangkan pantatnya dengan pelan.
“Lalu, apakah bibirnya berhasil mencicipi dua payudaramu ini?” Tanya Fian dengan suara bergemuruh.

“Oooohhh,,, tidak sayaaang,,, diaa justru memaksa bibirku untuk menerima penisnya, yang entah sejak kapan sudah terpampang di depan wajahku, dengan sedikit ancaman akan membatalkan izin cuti untukku, dan lagi-lagi dia berhasil mendapatkan yang diinginkannya, memasukkan penis hitam ituuu,, ke dalam mulutkuuuu,” Suara Haryanti terengah-engah, disatu sisi dirinya harus jujur dan menceritakan semua yang telah terjadi, di sisi lain vaginanya yang terus mendapat hujaman-hujaman keras dari batang Fian memberikan stimulan kenikmatan ke otaknya, membuatnya tak mampu lagi menyortir apa dan bagian mana dari pengalaman gilanya yang harus disembunyikan.

“Apakah miliknya panjang dan sebesar milikku?” keegoan sebagai seorang lelaki muncul dihati. Fian semakin cepat mengobok-obok vagina yang menganga pasrah.
“Tidak sayang, miliknya jauh lebih pendek dari milikmu, hanya saja batang itu begitu gemuk, mulutku sempat kewalahan meladeni goyangannya yang semakin cepat, dan akhirnyaaaaaa,,,”

“Mampukah mulutmu ini memasukkan semua batang penisnya,” dengus Fian, pantatnya menghantam selangkangan Haryanti bagai orang kesurupan. Dirasakan orgasme hampir menyapanya.
“Yaaa,,, bahkan aku dapat merasakan bagaimana batang itu berkedut,” Haryanti yang terbawa permainan Fian juga bersiap menyambut orgasmenya. Dengan kuat Haryanti membelitkan kaki indahnya dipinggang Fian, membuat penis Fian semakin terjepit.

“Aaaapa diaaa,,, berhasil menyiramkan speeermanya dimulutmuuu,,,,,” teriak Fian bersamaan dengan semprotan pertama yang menghambur keluar.
“Tidaaakkk,,, sayaaaang dia menyemprotkan spermanya tepat dilubang anuuussskuuuu,,, Aaaahhh,,aahh,,”

Badan Haryanti berkelojotan ketika tak mampu lagi membendung orgasme, pantat nya terangkat keatas agar penis suaminya itu menohok semakin dalam. Pengakuan terakhir yang keluar dari bibir Haryanti memberikan jawaban akan noda yang mEngering pada roknya, justru membuat orgasme Fian semakin dahsyat.

Batang besar itu menghujam semakin dalam, dan terus menghentak kasar dengan sperma yang terus menghambur keluar. Tapi bagaimana itu bisa terjadi?, bukankah Haryanti tidak pernah bersedia melakukan anal seks?

“Aaaahhh,,,, Eeemmhhh,,,Aaaarrgghhh,” keberingasan Fian membuat kenikmatan yang diterima Haryanti semakin sempurna. Seakan tak ingin kehilangan vagina itu terus mengemut dengan kuat mencari-cari kenikmatan yang tersisa.

Sesaat keduanya mengatur nafas, pergumulan mereka memang selalu menghantarkan pada kenikmatan yang dahsyat, tapi kali ini ada sensasi yang berbeda. Membuat ego Fian memuncak untuk membuktikan dirinyalah yang terbaik, dan memaksa Haryanti untuk berimajinasi dengan liar atas pengalaman yang didapatnya hari ini.

“Eee,,,Apakah kau marah padaku?,” Tanya Haryanti ragu-ragu disisa gemuruh nafasnya, walau bagaimanapun Fian adalah suaminya, dan Haryanti sangat takut kehilangan orang yang disayanginya itu.
“Aku telah berusaha untuk jujur meskipun itu pahit, aku,,, akuu,, mengakui semua kesalahanku membiarkannya terus bermain dengan tubuhku,” tambahnya, mencoba menghiba.

Fian merasa kasihan dengan posisi Haryanti yang merasa bersalah, ingin sekali Fian mengerjai Haryanti dengan berpura-pura marah, namun hatinya tak tega, dan lagi-lagi entah mengapa, sungguh,,, tak ada rasa amarah di dada, hanya cemburu membara yang justru membangkitkan libido untuk bercinta.

“Kurasa tergantung bagaimana kondisimu saat itu, jadi ceritakanlah semuanya,” ucap Fian sambil memainkan payudara Haryanti yang penuh dengan tanda merah. Seingatnya, cerita Haryanti tidak pernah menyinggung tentang permainan bibir atau sedotan pada payudara yang membuat tanda merah, hanya remasan-remasan nakal dari lelaki tua itu.
“Ku berharap kau tidak menyesal mendengar kejujuran ku ini, dan berjanjilah untuk tidak marah sayang, karena aku melakukan ini semua untukmu,” lirih Haryanti dengan wajah serius
sekaligus memelas.

II
Fian yang asyik menambahkan beberapa tanda merah di dada istrinya itu akhirnya terdiam, “Kenapa aku harus menyesal dan marah, apakah dia bertindak kasar terhadapmu,” selidiknya. “Seperti yang kukatakan tadi, mulut ku cukup kewalahan untuk melayani penis kecilnya, aku tak tau bagaimana mungkin batangnya dapat bertahan begitu lama, dan aku merasa kasihan dengan wajahnya yang mulai kelelahan dengan keringat yang mengalir deras dikulit putih pucatnya,” Penis Fian menggeliat manja didalam selimut vagina Haryanti.

“Lalu apa yang kau lakukan untuk membantunya?,” Tanya Fian, dirasakannya batang itu mulai terjaga, menggelitik dinding vagina Haryanti dengan nakal.
“Ya, akhirnya aku mencoba sedikit menarik rokku, dan dia membaca apa yang ingin kutawarkan untuk menyelesaikan permainan ini. Seakan takut aku menarik tawaranku, dengan sigap tangannya menarik rok ku semakin keatas dan menyibak celana dalamku.

Kau pasti tau sayang aku sangat ingin mnyelesaikan permainan itu secepatnya, agar tidak terlalu merasa berdosa kepadamu, tapi aku juga tak mampu menolak ketika kepalanya dengan cepat menghilang di selangkanganku dan lagi-lagi aku merasakaaa,,n lidahnya yang panas menjilat, mengusap dan menyedot klitoris ku yang sudah sangat basaaah,, Aaahhh,,,”

Mata Haryanti terpejam, bayangan akan kejadian tadi siang ditambah vaginanya yang kembali menerima sodokan pelan membuat wanita itu kembali melayang mengejar kenikmatan. “Aku harus mengakui permainan lidahnya begitu nikmat, dan aku tak mampu menolak orgasme yang menyerang diriku, kulihat Pak Egar menyeringai tersenyum dengan kumis dipenuhi selai putih milikku.

Meski baruuu,, saja mendapatkan orgasme, birahiku memaksa tanganku untuk kembali membenamkan wajahnya di selangkanganku dan berharap lidahnya memasuki liaaa,,angku sekali lagiii,,,. Aku ingin lidahnya menggelitik dinding-dinding vaginaku, menggigiiiitt,, klirotiskuuu,,,.

Dan memang, akhirnya lagi-lagi aku menyerah pada orgasme yang begitu nikmaaat,” Rambut kemaluan Haryanti yang begitu lebat membuat Fian jarang memainkan lidahnya pada selangkangan istrinya, dan dirinya tidak menyangka jika istrinya justru sangat menyukai itu, dan kini istrinya telah mendapatkan kenikmatan itu dari pria lain.

Cerita Haryanti bagaikan dongeng mesum yang menghantarkan pada persetubuhan yang sedikit berbeda, penisnya kembali menyodok dengan mantap. Sementara Haryanti berkali-kali mendesah dalam keasyikannya bercerita. “Setelah membiarkanku beristirahat beberapa saat, Pak Egar menawarkan padaku sebuah kesepakatan.

Bila aku bersedia menerima penisnya pada vaginaku maka dirinya akan mempromosikan sebuah jabatan baru yang selama ini memang kuinginkan.” “Lalu, apa kau menyetejuinya?” seru Fian cepat, penisnya semakin mengeras menghentak selangkangan istrinya. “Yaaa,,, dirinya telah melihat semua bagian intim tubuhku, lagipula penis miliknya begitu kecil, jadi kupikir tak apalah jika penis itu beberapa saat mencari kenikmatan di kemaluanku.

Sekali merangkuh dayung dua pulau terlampaui, itulah pikirku, dengan memenuhi keinginannya aku bisa mendapatkan cutiku dan jabatan yang baru,”

“Aku membuka kedua pahaku dengan lebar, mempersilahkan tubuhnya yang tambun untuk merapat di selangkanganku dan melakukan penetrasi di kemaluanku. Awalnya dia memintaku untuk melepas rok dan seluruh pakaian atasku, tapi aku malu, tapi kurasa cukup dengan melepas celana dalam dan mengangkat rokku hingga ke pinggul, dia dapat dengan bebas menyetubuhiku dan melakukan apapun yang dimaunya dengan selangkanganku,”

“Seperti yang kuduga, dengan mudah batang itu berhasil memasuki vaginaku, dan menggoyang selangkanganku dengan kasar. Namun aku harus kecewa, perutnya yang buncit ditambah penisnya yang begitu pendek membuat batang itu berkali-kali terlepas dari vaginaku, dan Pak Egar menangkap kekecewaanku,”

“Agar dia dapat menuntaskan nafsunya dengan cepat Aku mencoba membuka blus dan bra ku, dan membiarkan bibirnya bertandang didadaku, namun apa yang dilakukannya itu justru membuatku semakin terangsang, lidahnya menjilat dan menggigiti putingku ini.

Namun usahaku tak juga membuahkan hasil, penisnya tidak menunjukkan tanda-tanda akan selesai,” “Akhirnya, aku harus pasrah ketika Pak Egar memintaku mengangkat kedua lenganku untuk melepas blus ketat ini, tapi dia agak kesulitan ketika harus melepas rokku yang telalu ketat, sehingga aku harus melakukannya sendiri dengan berdiri membelakanginya, tapi belum sempat rok ini jatuh menyentuh lantai aku merasakan lidah yang basah berusaha menyelusup dibelahan pantatku,”

“Ooowwgghhh,,, sayaaang itu benar-benar suatu pengalaman yang sangat menggairahkan, seorang atasan yang memiliki wajah galak dan selalu menggerutu kepada semua staf bawahanya, tengah mendengus penuh nafsu menjilati lubang anusku.

Aku membungkukkan badanku mencoba memberi ruang untuk lidahnya yang menjelajah anus dan vaginaku, dan entah kenapa aku marasa sangat puas ketika melihat matanya diantara belahan pantatku memohon sedikit kenikmatan dari tubuh istrimu ini sayang,”

“Pak Egar mencoba posisi yang lain, dia memintaku untuk menduduki penisnya dengan cara membelakangi tubuhnya, Ooohhh,, tahukah kau sayang? aku sangat malu dengan kondisi dan apa yang sedang kulakukan saat itu, aku merasa bagaikan seorang pelacur yang bersedia melayani apapun yang diinginkan pelanggannya.

Tapi posisi itu tetap saja sulit, penis itu selalu terlepas dari vaginaku, bahkan beberapa kali penis itu menusuk-nusuk liang anusku karena salah sasaran.” “Lalu Pak Egar kembali menanyakan keinginanku akan jabatan baru yang ditawarkannya, dia telah berhasil membuatku telanjang di hadapannya bahkan penisnya telah menjajal vaginaku tentu saja aku tidak ingin rugi, karenanya aku mengangguk dengan cepat,”

“Tapi lagi-lagi Pak Egar membuat kejutan, yang sebenarnya lebih cocok dengan mencurangi diriku,,” erang Haryanti. “Mencurangimu?, memang apa yang dilakukannya?” kening Fian berkerut. “Ya,,, dengan sedikit kasar dia menghentak tubuhku ke belakang, penis nya yang tepat berada dibawah liang anusku menumbuk dengan keras, aku berusaha untuk menghindar tapi karena tak mampu menjaga keseimbangan tubuh, penisnya yang sudah sangat basah oleh cairanku justru semakin tenggelam dalam anuskuuu,,,”

“Dan lagi-lagi dia berhasil mendapatkan yang diinginkannya, dengan sedikit hentakan anusku menelan semua batang itu, tapi yang membuatku heran aku tidak merasakan sakit sedikitpun, eeentah karena penisnya yang terlalu kecil atau mungkin juga nafsu yang telah menguaaasaiii,,kuuu,,,,”

“Dan sungguh tak kuduga aku sangat menikmati posisi itu. Aku menggoyang tubuhku mengikuti irama hentakan penisnya yang semakin dalam, aku mencoba mencari orgasme ku sendiri, tapi aku lagi-lagi harus kecewa saat penis itu menyembur dengan cepat, membasahi liang anuskuuu,, aku hampir tertawa ketika tangannya memeluk tubuhku dengan kuat dan memantapkan posisinya penisnya yang menghamburkan bibit benihnya di anusku, dia mengaku kalah dan mengakui kehebatan jepitan kedua lubangku”

“Aaawww,,,pelan sayaaang,” cerita Haryanti terpotong oleh jeritannya sendiri, ketika Fian kembali menghentak dengan kasar, menggedor dinding rahimnya dengan keras. “Berarti kau telah melayaninya dengan anusmu, Apakah kau menikmatinyaaa sayaaaaang,,,” Tanya Fian dengan suara mendengus bagai banteng.

“Maafkan aku sayaaang,,, tapi itu benar-benar nikmat, aku bahkan menunggu penisnya kembali mengeras dan rela memasukkan penis itu kedalam mulutku agar kembali mengeras, dengan sedikit memaksa untuk menusuk anusku lagi, dan rasanya sungguh nikmaaaat, berkali-kali aku merasakan orgasme dan berkali-kali pula Pak Egar memuji lubangku ini, katanya diriku adalah tubuh ternikmat yang pernah disetubuhinya,”

“Mungkin kau juga perlu mencoba pintu belakangku iniii,,” tawar Haryanti, masih subur diingatannya bagaimana eforia kenikmatan saat dirinya mengayuh penis kecil pak Egar pada liang anusnya, dan kini dirinya ingin kembali menikmati hal itu dengan batang yang lebih besar, milik suaminya.

Fian menghentikan pompaannya, dan mencabut penis yang diselimuti selai putih. Haryanti mengangkat paha jenjangnya dan memeluk lututnya hingga menyentuh payudaranya. Dan tampaklah vagina yang merekah basah, dirembesi sperma dari orgasme Fian sebelumnya yang mencoba keluar dari lorong sempit vagina, namun bukan vagina itu yang menjadi perhatian Fian saat ini, tapi lubang mungil yang mengerucut imut yang ada tepat dibelakang vagina itulah yang menjadi perhatiannya.

Fian tidak yakin penis besarnya dapat menerobos lubang yang masih tertutup rapat itu. “Ayolah Saaayaa,,ang,” erang Haryanti merayu. Fian mencoba memasukkan telunjuknya untuk sedikit membuka, telunjuk itu bermain-main keluar masuk dengan lembut, dan kini jari tengahnya ikut ambil bagian, terdengar desahan Haryanti yang semakin keras.

“Saayyyaaaannng,, lakukanlah sekarang, ceeepaaattt,,,” teriak Haryanti yang semakin erat memeluk lututnya membuat lubang pantatnya begitu menantang untuk dihujam. “Aaaarrrgghhh,,,aarggmmhhhh,,,” Fian mengejangkan otot penisnya agar dapat memasuki lubang sempit itu. “Eeeemmhhhh,,, Iyaaaa,,,yaa,, yeeeaaahhh,,” batang yang perlahan namun pasti mulai tenggelam dan terus memenuhi setiap rongga anal Haryanti. Istrinya menggeram, menjerit dan berteriak dengan keras.

Tidak seperti yang dirasakannya saat menerima penis Pak Egar tadi siang, batang milik Fian jauh lebih panjang dan besar. Dan kini batang itu terus masuk semakin dalam membuat analnya begitu penuh. Setelah dirasakan penisnya menyentuh pangkal bagian terdalam, Fian menghentikan hujamannya, dirasakannya dinding anus yang tergencet oleh batangnya berkedut-kedut.

“Aaaahhh,,, sayaaang,,, ini jauh lebih nikmaaat, mulailah mengayuh tubuhku.” “Yaaa,,, ini sangat sempiiit,,, sangaaatt nikmaaat,,,” sahut Fian dengan nafas mendengus liar. Fian mencoba mengayun penisnya namun lubang itu bukannya melebar tapi semakin menyempit akibat kontraksi birahi yang terjadi pada otot anal.

Dan itu benar-benar menghasilkan sebuah kenikmatan. Sofa kecil yang menampung dua tubuh manusia itu mulai berderit ketika Fian mengayuh semakin cepat. Haryanti tidak lagi memeluk lututnya, selangkangannya telah terbuka lebar. Sementara jemarinya kini aktif mengusap dan menusuk-nusuk liang vaginanya yang kosong. Tampaknya vaginanya yang melompong menuntut pula untuk diisi, meski hanya dengan jemari Haryanti.

Sempat terbesit diotaknya, membayangkan kenikmatan bila kedua lubangnya itu diisi oleh dua penis sekaligus, tak peduli penis siapapun itu. “Aaaahhh,,,,” gara-gara fantasinya Haryanti jadi semakin liar, jemarinya mengobok-obok vaginanya dengan cepat. Fian mencoba mengimbangi dengan mengayun batangnya dengan lebih cepat.

Seluruh otot vagina dan anal Haryanti berkontraksi dengan dahsyat dan,,,,,, “Aaaaggrrrgghhhh,,, aaahh,,,” vagina Haryanti menghambur kalenjar cintanya, membanjiri telapak tangannya yang masih menstimulasi dinding vagina, sebuah orgasme yang begitu dahsyat. “Yeeeaaahhhh,,, saaayyyaaaa,,,anng,,,

” penis Fian berkedut dengan cepat menghantar bermili-mili sperma. Penisnya berkali-kali menghentak hingga keujung lorong. Tak lama, tubuhnya ambruk menindih sang istri tercinta.

Bersahutan nafas mereka memburu udara sekitar, paru-paru mereka memaksa untuk diisi setelah dibiarkan kosong saat mereka terus mengejan menghamburkan cairan cinta. “ini jauh dari yang aku bayangkan selama ini,” bisik Haryanti. “Ya,, milikmu memang selalu nikmat,” sambung Fian. “Jadi, kau tidak marah aku melakukan itu?” Fian terdiam, Fian dirinya sebagai seorang suami tengah dipertanyakan oleh sang istri. “Hhhmm... Mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi, aku marahpun takkan berguna karena aku sadar kau melakukannya demi kita,” ucap Fian, berusaha untuk tersenyum.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus
 

Copyright © 2016. Kumpulan Cerita Dewasa - All Rights Reserved