Headlines News :
Home » » Kumpulan Cerita Dewasa | Kupuaskan Mbak Sherly Penganten Baru yang Kehausan

Kumpulan Cerita Dewasa | Kupuaskan Mbak Sherly Penganten Baru yang Kehausan

Written By Great Story on Kamis, 25 Agustus 2016 | 09.17

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot – Kupuaskan Mbak Sherly Penganten Baru yang Kehausan - Sore itu, aku terbangun. Kulihat jam di mejaku menunjukkan pukul 4.00 sore. Iseng aku memanjat dinding tembok pembatas kamarku, mau melihat aktivitas tetangga sebelahku.

Melalui ventilasi kulihat Mas Tono dan Mbak Sherly sedang tidur-tiduran sambil mengobrol di atas tempat tidur. Aku mengawasi terus, kulihat Mas Tono hanya memakai singlet, begitu juga Mbak Sherly yang hanya memakai baju dalam. Dasar pengantin baru, pasti mau main, ayo kapan mainnya ? pikirku mulai tak sabaran.

Kulihat Mas Tono dan Mbak Sherly berbicara sambil berpelukan, aku kurang bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Sesekali Mbak Sherly tertawa cekikikan. Beberapakali pula aku amati Mas Tono meremas payudara Mbak Sherly.Lama aku menunggu, hingga akhirnya yang aku harapkan terjadi juga.

Tiba-tiba MasTono membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mbak Sherly, menyuruh Mbak Sherlymemegang penis Mas Tono. Mbak Sherly kelihatannya menurut dan me-masukkan tangannya ke dalam celana Mas Tono, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mbak Sherly menolak.

Yaaa..... itu aja nggak mau, apalagi kalau disuruh karaoke desahku dalam hati kecewa.

Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Tono tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini ia hanya bercelana dalam dan bersinglet.

Kemudian serta merta ia memeluk Mbak Sherly. Aku tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya mengentot tampaknya akan terpenuhi.Tak lama, Mas Tono melepas pelukannya dan Mbak Sherlypun mulai melepas celananya.

Kini sama seperti suaminya, Mbak Sherly hanya bersinglet dan bercelana dalam. Kulihat pahanya, putih dan mulus sekali.Kemudian mendadak Mas Tono mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Kecil sekali, dibandingkan punyaku, kataku dalam hati melihat penis Mas Tono.

Mas Tonopun langsung meng-himpit Mbak Sherly, tampaknya Mas Tono akan mempenetrasiMbak Sherly. Kulihat Mbak Sherly memelorotkan celana dalamnya hanya sampai sebataspaha. Sejurus kemudian aku melihat pelan Mas Tono memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Mbak Sherly yang tertutup bulu jembut. Setelah penis Mas Tono masuk keseluruhannya ke dalam pepek Mbak Sherly,

Mas Tono langsung memeluk Mbak Sherly sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilakukan cukup lama.Aku sedikit keheranan kenapa Mas Tono tidak melakukan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya ?

Mas Tono hanya diam memeluk Mbak Sherly. Waaah.....ini pasti karena Mas Tono nggak tahan bermain lama, nggak seperti aku kataku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Tono.

Disinilah aku mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melakukan tumpangsari pada Mbak Sherly.Ditambah lagi, kejadian itu hanya berlangsung sangat singkat, sekitar 5 menit. Meskipun kulihat Mbak Sherly tetap bisa mencapai orgasmenya, tetapi cepat pula MasTono menyusulnya. Aku me-nangkap kekecewaan di muka Mbak Sherly, meski Mbak Sherly berusaha tersenyum setelah permainan itu, tapi aku yakin ia tidak puas dengan permainan Mas Tono.

Peristiwa observasi awal hari kemarin itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan aku menyetubuhi Mbak Sherly dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu akujuga akan menanam saham di tubuh Mbak Sherly !Itulah tekadku, aku mulai me-nyusun taktik.

Mas Tono itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mbak Sherly. Apalagi aku punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Toni.Siang ini aku menjumpai Toni di kantornya,

Hai Bud, apa kabar ? tanya Toni sambil menjabat tanganku.

Baik jawabku sambil ter-senyum.

Silahkan duduk

Setelah aku duduk di kursi kantornya yang empuk itu, aku mulai mengajukan permintaan,

Ton, aku butuh bantuanmu

Oh, itu semua bisa diatur, bantuan apa ?

Aku butuh pekerjaan

Bisa, bisa, kamu mau kerja di mana ? gaji berapa ?

Oh..nggak ! Maksudku bukan untuk diriku, tapi ini untuk orang lain

Hm memangnya untuk siapa ?

Untuk temanku, Mas Tono, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggakperlu tinggi-tinggi betul jabatannya

Aneh...tapi jika itu maumu, yaa tidak apa-apa

Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, beberapa kali

Oke, baik kalau gitu

Tapi...nanti jadwal wawanca-ranya aku yang tentuin

Terserah kamu

Maka mulailah aku menyusun jadwal wawancaranya, mulai lusa, hari rabu sampai jumat dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.Toni menyetujuinya, kemudian aku permisi pulang.

Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mbak Sherly itu.Sesampainya di kos-kosanku, aku langsung bertemu dengan Mas Tono di tempat cuci,tampak Mas Tono sedang menyuci bajunya.

Mas.......saya ingin bicara se-bentar kataku mulai membuka percakapan.Mas Tonopun menoleh dan menghentikan pekerjaannya.

Ada apa Bud ?

Begini.......saya dengar Mas Tono mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dianya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang jawabku panjang lebar menjelaskan. Sedikit berdebar-debar aku menunggu tanggapan, takut tawaranku ditolak.Lama Mas Tono kulihat terdiam, merenung, lalu

Hmmm....saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya ?!

Ya Maskataku dengan senyuman.Dalam hatiku, aku berpikir Habislah sudah kesempatanku !

Tapi setelah di dalam kamar, sekitar 2 jam kemudian aku yang tertidur, terbangunoleh ketukan di pintu. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela. Tampak Mas Tono berdiri menunggu. Akupun cepat-cepat membuka pintu. Wah..sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja

Mas Tono tiba-tiba permisi.

Eee....nggak..nggak koq Mas, saya sudah bangun nih kataku berusaha mencegah Mas Tono pergi.

Gangguin tidur kamu nggak ?

Ndak...ndak kok, masuk aja kataku mempersilahkan.Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku,

Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ?

Mas Tono bertanya.

Ooo...itu di Kaliurang km 7 nomor 14, nama perusahaannya DHL, nggak jauh kok

Syaratnya gimana ?

Saya kurang tau juga tuh, Mas Tono pergi saja ke sana. temui teman saya, Toni, katakan Mas butuh pekerjaan, tahunya dari Budi

Wah...kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja

Mas Tono sepertinya keberatan.

Enggak....nggak... koq, perusa-haannya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu kataku meya-kinkan Mas Tono.

Hmmm...baiklah, tak coba dulu, jam berapa ya ke sana ?


Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja kataku me-nyarankan.Mas Tono hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadaku. Aku hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai.

Hari ini selasa, sesuai pre-diksiku, Mas Tono pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.Aku menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu,

Assalamualaikum, aku mem-beri salam.

Waalaikumussalam, terdengar jawaban Mas Tono dari dalam kamarnya.Lama baru pintu dibuka, dan Mas Tono mempersilahkanku un-tuk masuk. Kulihat di dalam ka-marnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaku. Mbak Sherly tampak cantik sekali.

Bagaimana Mas, tadi ? ta-nyaku

Oh...nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara

Alhamdulillah, tak doain supa-ya berhasil

Terima kasih

Setelah berbasa - basi cukup lama, akupun permisi.

Eehh...nanti dulu, kamu khan belum minum, Mas Tono berusaha mencegahku.

Ayo Sherly buatkan air minumnya dong perintah Mas Tono me-nyuruh istrinya, Mbak Sherly.Aku menolak dengan halus, Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja koq, ada urusan

Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya

Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mbak Sherly tidak jadi membuat minuman. Akupun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi adikku akan bersarang dan menemukanpasangannya.

Hari ini rabu, Mas Tono sudah berangkat dan meninggalkan Mbak Sherly sendirian dikamarnya. Ren-cana mulai kulaksanakan. Aku membongkar beberapa koleksi Vcd pornoku, memilih salah satunya yang aku anggap paling bagus, Vcd porno dari Indonesiasendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.Kemudian sambil membawa bungkusan Vcd itu, aku menuju ke kamar tetanggaku, mengetuk pintu,

Assalamualaikum, aku mem-beri salam.Lama baru terdengar jawaban,

Waalaikumussalam, jawaban Mbak Sherly dari dalam kamar itu.Pintunyapun terbuka, kulihat Mbak Sherly melongokkan kepalanya yang berjilbab itudari celah pintu,

Ada apa ya ? tanyanya.

Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa kataku sambil menunjukkan bungkusan Vcd itu.

Oh, baiklah, kata Mbak Sherly sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.

Eee...tunggu dulu Mbak, ini isinya Vcd, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Mas Tono, kataku mengarang alasan.

Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mbak Sherly mempersi-lahkanku untuk masuk, aku yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer.Di dalam kamar, aku menghi-dupkan komputer dan mengope-rasikan program Vcd playernya, lalu kumasukkan Vcd-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Vcd itu berjalan bagus.

Mbak pingin nonton ? tanyaku sambil melihat Mbak Sherly yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.

Film apa sih ? tanya Mbak Sherly kepadaku.

Pokoknya bagusjawabku sambil kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mbak Sherly , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.Mbak Sherly hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mum-pung filmnya belum masuk ke bagian intinya.

Pintu kamar tetanggaku itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilakukan Mbak Sherly.Setelah di kamarku. melalui ven-tilasi kulihat Mbak Sherly menonton di depan komputer.

Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas aku menantikan reaksinya.Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mbak Sherly masih tetap menonton.

Aku senang berarti Mbak Sherly menyukainya.Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari aku harapkan, tangan Mbak Sherly pelan masukke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.

Hhh.....hhhh....oohhh.....oohhh,

suara Mbak Sherly mendesah-desah , tampaknya merasakankenikmatan.Aku kaget, Wah....hebat....dia masturbasi kataku dalam hati.Ingin aku masuk ke kamar Mbak Sherly, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses.

Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan penisku.Film di komputer itu terus berjalan...... hingga telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mbak Sherly kulihat sudah empat kali orgasme, luarbiasa.

Dan ketika filmnya berakhir, Mbak Sherly ternyata masih me-neruskan masturbasinya hingga menggenapi orgasmenya menjadi lima kali.

Akkkhhhhhhh........., Mbak Sherly terpekik pelan menandai orgasmenya.Sesaat setelah orgasme Mbak Sherly yang kelima akupun ejakulasi.

Oooorghhhh........., suara berat-ku mengiringi luapan sperma di tanganku.Aku senang sekali, berarti aku lebih tangguh dari Mas Tono dan bisa memuaskan Mbak Sherly nan-tinya karena bisa orgasme dan ejakulasi bersamaan.Kemudian Mbak Sherly sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Vcdnya dan mematikankomputer.

Setelah siang hari, Mas Tono baru pulang. Sedikit berdebar-debar aku menunggu perkem-bangan di kamar tetanggaku itu, takut kalau - kalau Mbak Sherly ngomong macam- macam soal Vcd itu, bisa berabe aku !

Tetapi lama.....kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali aku me-ngintip lewat ventilasi, apa yang terjadi di sebelah.Begitu aku mulai mengintip, aku kaget ! Karena kulihat Mbak Sherly dalam keadaan hampir bugil, hanya memakai celana dalam dihimpit oleh Mas Tono, mereka bersetubuh !

Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mbak Sherly kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai orgasme. Bahkan aku melihat Mbak Sherly seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika payudaranya diremas.

Ah...Mas Tono nggak pandai merangsang sih, pikirku.

Bagaimanapun aku senang, langkah keduaku berhasil, mem-buat Mbak Sherly tidak bisalagi men-capai orgasme dengan Mas Tono. Prediksiku, Mbak Sherly akan sangat tergantung pada Vcd itu untuk kepuasan orgasmenya, sedangkan cara menghidupkan Vcd itu hanya aku yang tahu, disinilah kesempatanku.

Kamis, pukul 08.00. Aku bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya, karena hari ini bisa jadi saat yang sangat bersejarah bagiku. Kemarin aku telah meng-intip Mbak Sherly dan Mas Tono seharian, mereka kemarin ber-setubuh hanya dua kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yang penting bagiku, Mbak Sherly tidak bisa orgasme.

Malam kemarin aku juga sudah bersiap-siap dengan minum se-gelas jamu kuat, yangbisa menambah kualitas spermaku.Pagi itu, setelah aku mandi, aku berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mbak Sherly yang sedang sendirian.

Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan,

Assalamualaikum, aku mem-beri salam.

Waalaikumussalam, suara lem-but Mbak Sherly menyahut dari dalam kamar.Mbak Sherlypun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak sepertikemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dia memakai jilbab pink dengan motif renda, manis sekali.

Oh ya, saya lupa membe-ritahukan cara menghidupkan Vcd kemarin kataku sambil tersenyum.Tiba-tiba raut muka Mbak Sherly menjadi sangat serius,

Kamu kurang ajar ya, masa ngasiin Vcd porno gituan ke Mbak, kata Mbak Sherly sedikit keras.

Aku kaget, ternyata ia marah, pikirku. Lalu cepat aku mengarang alasan,

Oh maaf Mbak, Vcdnya yang hadiah itu, isinya film soal riwayat Nabi-Nabi buatan TV3 Malaysia, maaf kalau tertukar, yah saya ambil saja lagi

Mbak Sherly masuk ke dalam kamarnya, ia tampak kecewa, aku senang berarti ia takutkehilangan Vcd itu. Lalu akupun masuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka.Mbak Sherly kaget, melihatku mengikuti langkahnya,

Eeeh...kamu kok ikut masuk juga ?! Sambil menutup pintu, tenang aku menjawab,

Alaa....Mbak jangan munafiklah, tokh Mbak juga menyukai Vcd porno itu, saya lihatMbak sampai masturbasi segala

Kurang ajar kamu ! Keluar ! Kalau tidak saya akan berteriak, bentak Mbak Sherly.

Mbak jangan marah dulu, coba Mbak pikirkan lagi, sejak menonton Vcd itu, Mbak tidak bisa lagi orgasme dengan Mas Tono khan kataku sambil merebut Vcd itu dan mematahkannya.Mbak Sherly terkejut, Kamu.....Tak sempat ia menyelesaikan kata-kata, aku memotongnya, Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mbak Sherly, saya jamin Mbak Sherly bisa orgasme bila main dengan saya. Kurang ajar ! Keluar kamu !

Eeee....tidak segampang itu, ayolah Mbak Sherly jangan marah, pi-kirkan dulu, sayasatu-satunya ke-sempatan, bila Mbak Sherly tidak me-makai saya, seumur-umur Mbak Sherly nggak akan pernah mencapai orgasme lagi, aku mulai meng-hasutnya.Mbak Sherly terdiam sebentar, aku senang dan berpikir ia mulai termakan rayuanku,tapi...

Tidak ! Kata Mbak tidaaak ! Sekarang keluar kamu !

Aku gemetar, tapi tetap ber-usaha.

Mbak sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mbak, saya satu-satunya kesempatan Mbak, kalau Mbak tidak mengambil kesempatan ini, Mbak akan rugi !

kataku sedikit tegas.

Lama kulihat Mbak Sherly terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Aku pura-pura mengalah...

Yah, sudahlah, jika Mbak tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mbak ! kataku sambil beranjak pergi.Tetapi kulihat Mbak Sherly hanya diam terduduk di ranjangnya, aku membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan aku mendekati Mbak Sherly, kulihat ia menangis, Mbak....jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak, kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Sherly dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang.

Ter-nyata Mbak Sherly hanya menurut saja, aku kesenangan, rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.Kemudian aku mulai membuka resleting celana panjangnya, ia tampaknya menolak, tetapi aku dengan santai menepis tangannya dan memasukkan tanganku ke dalam celananya.

Tanganku masuk kedalam kolornya, lalu langsung jariku menuju ke tengah lubang birahinya. Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubangitu berkali-kali.

Akhhh.....akhhh.......ahhhhhh,

desahan Mbak Sherly mengiringi setiap tusukan jemariku.Aku ingin membuatnya terang-sang dan mencapai orgasme. Lalu dengan cepat kutarikcelana pan-jang dan kolornya, sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, aku langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mbak Sherly dengan merata.

Akupun mengincar kelentit Mbak Sherly yang tersembul ke luar daribagian atas pepeknya.Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,

Elmm.....mmmm.......emmmm dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali,

Akhh....ooohhhh......aaahhhhh,

suara Mbak Sherly mendesah kuat tanda terangsang.Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk pepek Mbak Sherly dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yang berwarna merah jambu itu.Perlahan kubimbing Mbak Sherly mencapai puncaknya, hingga akhirnya......

Aaaaaaakkkhhhhhh............,

pekikan pelan Mbak Sherly mengiringi orgasmenya.Kulihat jemari tanganku basah, bukan karena liurku tetapi karena cairan vagina Mbak Sherly yang orgasme. Aku mencium vagina itu, tercium bau khas cairan vagina wanita yang orgasme.

Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Sherly mencapai orgasmenya.Tetapi aku tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah memelankan tusukan jariku, kini tusukan itu kembali kupercepat,

Ahhh....ahhhh....yaah.....yaahh,

suara Mbak Sherly mulai meracau.Sementara tangan kiriku beroperasi di vagina Mbak Sherly, tangan kananku mulai meremas blus Mbak Sherly, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah payudara Mbak Sherly yang indah membukit.Kemudian aku menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas payudara Mbak Sherly bergantian,

Slurrpp....slrrrrpp.....slluuurpp, aku menghisap puting Mbak Sherly, sementara desahan Mbak Sherly terdengar halus di telingaku,

Akhh....teruuss.....teruuusss. Sementara tangan kiriku tetap beraksi di vagina MbakSherly, dan vagina itu semakin becek,

Crrtt.....crrtt......slrrpp

Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mbak Sherly yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mbak Sherly sedikit kaget,

Ohhh....oomlmmm...elmmmm, Mbak Sherly tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, lidahnya kini bertemu dengan lidahku yang menari-nari.Aku memang berusaha mem-bimbing Mbak Sherly agar orgasme untuk kedua kalinya.

Agar di saat orgasmenya itu aku bisa me-masukkan penisku, mempenetrasi vaginanya. Karena aku sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran penisku lebih besardari punya Mas Tono yang biasa masuk.Sambil mencium dan merang-sang pepek Mbak Sherly, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan kolorku, lalu melem-parkannya ke lantai.

Tangan kananku mengelus-elus kontolku yang terasa mulai mengeras.Lama akhirnya Mbak Sherly mencapai orgasmenya yang kedua kali,

Ooorrggghhhhh...........

Mbak Sherly mengerang, tetapi belum selesai erangannya, aku langsung menusukkan penisku pelan-pelan ke dalam vaginanya.

Aaaaaahhhhh............

suara Mbak Sherly terpekik, matanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, aku tersenyum.Akupun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mbak Sherly dengan kedua tanganku, lalu kulakukan penetrasi kontolku pelan-pelan lama kelamaan men-jadi semakin cepat. Bunyi becekpun mulai terdengar,

Sllrrttt...cccrrttt....ccrrplpp,

suara becek itu terus berulang-ulang seiring dengan irama tusukanku.

Akhhh....yaaahh...terus...

suara desahan Mbak Sherly keenakan. Akupun semakin mempercepat tusukan, kini kedua kakinya ku-sandarkan di pundakku, pinggul Mbak Sherly sedikit kuangkat dan aku terus mendorong pinggulku ber-ulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mbak Sherly yang indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu.

Ahhh.....ahhh....aaahhh

Ohhh......ohhhh........hhhh

Suara desahanku dan Mbak Sherly terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.Setelah lama, aku mengubah posisi Mbak Sherly, badannya kutarik sehingga kini diaada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara penisku dan vaginanya masih menyatu.

Tanganku memegang pinggul Mbak Sherly, membantunya badannya untuk naik turun. Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang ber-senggayut dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua.

Langsung kubenamkan kepalaku ke dalam kedua payudara itu, menjilatnya dan menciumnya ber-gantian.Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama.....

Oooohhhhhhh.................

lenguhan panjang Mbak Sherly menandai orgasmenya, kepalanya terdongak menatap langit-langit kamarnya saat pelepasan itu terjadi.Aku senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat.

Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mbak Sherly dan Mbak Sherly juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh..indahnya.Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mbak Sherly ternyata menangis !

Kenapa Mbak Sherly ? saya me-nyakiti Mbak ya ?! tanyaku lembut penuh sesal.Masih terisak, Mbak Sherly menjawab,

Ah.....nggak, kamu justru telah membuat Mbak bahagia

Kami berdua tersenyum, ke-mudian pelan aku baringkan Mbak Sherly. Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali.Sambil meremas kedua payu-daranya, aku membolak-balikkan badan Mbak Sherly ke kiridan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,

Ahhh.....ahhh....aaahhh

Ohhh......ohhhh........hhhh

Terus....lama, hingga akhirnya aku mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan penisku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.Aku ingin melakukannya ber-sama dengan Mbak Sherly. Untuk itu aku memeluk Mbak Sherly, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahaku berhasil karena perlahan Mbak Sherly kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mbak Sherly,

Tahan......tahan.........Mbak, kita lakukan bersama-sama ya

Ohhh...ohhh....ohhhh.....aku su-dah tak tahan lagi desah Mbak Sherly, kulihat matanya terpejam kuat menahan orgasmenya.

Pelan.....pelan saja Mbak, kita lakukan serentak, kataku membisik sambil kupelankan tusukan penisku.Akhirnya yang kuinginkan ter-jadi, urat-urat syarafku menegang, penisku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga aku mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.

Akhhh....ooohhh....ohhh

suara Mbak Sherly mendesah. Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan penisku.

Lepaskan.....lepaskan......Mbak, sekarang ! suaraku mengiringi de-sahan Mbak Sherly,Mbak Sherly menuruti saranku, diapun akhirnya mele-paskan orgasmenya,

Aaaakkhhhhh............

Ooorggghhhhh.........

suara be-rat menandakan ejakulasiku, meng-iringi orgasme Mbak Sherly. Erat ku-peluk ia ketika pelepasan ejakulasi itu kulakukan.Setelah permainan itu, dalam keadaan bugil aku tiduran terlentang di samping MbakSherly yang juga telanjang. Mbak Sherly me-melukku dan mencium pipiku berkali-kaliseraya membisikkan sesuatu ke telingaku.

Terima kasih Bud. 


Mbak Sherly kulihat senang dan memeluk tubuhku erat, tertidur di atas dadaku. Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Aku sedih dan me-nyesal melakukan ini dengan Mbak Sherly, aku takut ia tidak akan pernah lagi mencapai orgasme selain de-ngan diriku, ini berarti aku me-nyengsarakan Mbak Sherly.

tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 

Copyright © 2016. Kumpulan Cerita Dewasa - All Rights Reserved