Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot - Sungguh sebelumnya Saya tidak menyangka bahwa Saya akan bercinta dengan adik saya sendiri yang bernama Indah. selisih umurku dengan adikku hanya terpaut dua setengah tahun dan saat itu dia masih duduk di kelas 1 SMA.
Kejadiannya ketika itu Saya baru pulang dari rumah temanku Anto pada siang hari, ketika sampai di rumah Saya mendapati adikku sedang asyik menonton serial telenovela di salah satu TV swasta. Saya pun langsung membuat kopi, merokok sambil berbaring di sofa.
Saat itu serial tersebut sedang menampilkan salah satu adegan ciuman yang hanya sebentar karena langsung terpotong oleh iklan. Setelah melihat adegan tersebut Saya menoleh kepada adikku yang ternyata tersipu malu karena ketahuan telah melihat adegan tadi.
“Pantesan betah nonton film gituan” ujarku.
“Ih, apaan sih” cetusnya sambil tersipu malu-malu.
Beberapa menit kemudian serial tersebut selesai jam tayangnya, dan adikku langsung pergi ke WC. Kudengar dari aktifitasnya, rupanya dia sedang mencuci piring. Karena acara di televisi tidak ada yang seru, maka Saya pun mematikan TV tersebut dan setelah itu Saya ke WC untuk buang air kecil. Mata Saya langsung tertuju pada belahan pantat adikku yang sedang berjongkok karena mencuci piring.
“Indah, ikut dulu sebentar pingin pipis nih” sahutku tak kuat menahan.
Setelah Saya selesai buang air kecil, pikiranku selalu terbayang pada bongkahan pantat adikku Indah. Saya sendiri tadinya tak mau berbuat macam-macam karena kupikir dia adalah adikku sendiri, apalgi adikku ini orangnya lugu dan pendiam.
Tetapi dasar setan telah menggoyahkan pikiranku, maka Saya berpikir bagaimana caranya agar dapat mencumbu adikku ini. Saya seringkali mencuri pandang melihat adikku yang sedang mencuci, dan entah mengapa Saya tak mengerti, Saya langsung saja berjalan menghampiri adikku dan memeluk tubuhnya dari belakang sambil mencium tengkuknya.
Mendapat serangan yang mendadak tersebut adikku hanya bisa menjerit terkejut dan berusaha melepaskan diri dari dekapanku. Saya sendiri lalu tersadar. Astaga, apa yang telah Saya lakukankan terhadap adikku. Saya malu dibuatnya, dan kulihat adikku sedang menangis sesenggukan dan lalu dia lari ke kamarnya. Melihat hal itu Saya langsung mengejar ke kamarnya.
Sebelum dia menutup pintu Saya sudah berhasil ikut masuk dan mencoba untuk menjelaskan perihal peristiwa tadi.
Sebelum dia menutup pintu Saya sudah berhasil ikut masuk dan mencoba untuk menjelaskan perihal peristiwa tadi.
“Maafkan.. Aa Indah, Aa tadi salah”
“Terus terang, Aa nggak tahu kenapa bisa sampai begitu”
Adikku hanya bisa menangis sambil telungkup di tempat tidurnya. Saya mendekati dia dan duduk di tepi ranjang.
“Indah, maafin Aa yah. Jangan dilaporin sama Ibu” Kata Saya agak.takut.
“Aa jahat” jawab adikku sambil menangis.
“Indah maafin Aa. Aa berbuat demikian tadi karena Aa nggak sengaja lihat belahan pantat kamu, jadinya Aa nafsu, lagian kan Aa sudah seminggu ini putus ama Teh Tiwi” Kata Saya.
“Apa hubungannya putus ama Teh Tiwi dengan meluk Indah” jawab adikku lagi.
“Yah, Aa nggak kuat aja pingin bercumbu”
“Kenapa sama Indah” jawabnya.
Setelah itu Saya tidak bisa berbicara lagi hingga keadaan di kamar adikku begitu sunyi karena kami hanya terdiam. Dan rupanya di luar mulai terdengar gemericik air hujan. Di tengah kesunyian tersebut lalu Saya mencoba untuk memecah keheningan itu.
“Indah, biarin atuh Aa meluk kamu, kan nggak akan ada yang lihat ini” Adikku tidak menjawab hanya bisa diam, mengetahui hal itu Saya mencoba membalikkan tubuhnya dan kuajak bicara.
“Indah, lagian kan Indah pingin ciuman kayak di film tadi kan?” bujukku.
“Tapi Aa, kita kan adik kakak?” jawabnya.
“Nggak apa-apa atuh Indah, sekalian ini mah belajar, supaya entar kalo pacaran nggak canggung”.
Entah mengapa setelah Saya bicara begitu dia jadi terdiam. Wah bisa nih, gumanku dalam hati hingga Saya pun tak membuang kesempatan ini. Saya mencoba untuk ikut berbaring bersamanya dan mencoba untuk meraih pinggangnya. Saya harus melakukan dengan perlahan. Belum sempat Saya berpikir, Indah lalu berkata..
“Aa, Indah Pengen”
“Maksudnya Pengen Apa, Say?” Kata Saya.
“Lah pakai kata sayang – sayang segala” katanya.
“Hehehe, Yak kan panggil sayang ama siapa? Ama Aa? Aa mah nggak bakalan gigit kok”, rayuku.
“Bukan tapi Indah takut nanti ibu tau” jawabnya.
Setelah mendengar perkataannya, Saya bukannya memberi alasan melainkan bibirku langsung mendarat di bibir ranum adikku yang satu ini. Mendapat perlakuanku seperti itu, tampak kulihat adikku terkejut sekali, karena baru pertama kalinya bibir yang seksi tanpa lipstick ini dicumbu oleh seorang laki-laki yang tak lain adalah kakaknya sendiri.
Adikku pun langsung mencoba untuk menggeserkan tubuhnya ke belakang. Tetapi Saya mencoba untuk menarik dan mendekapkan lebih erat ke dalam pelukanku.
“Mmhh, mmhh.., Aa udah dong” pintanya.
Saya menghentikan pagutanku, dan kini kupandangi wajah adikku dan rasanya Saya sangat puas meskipun Saya hanya berhasil menikmati bibir adikku yang begitu merah dan tipis ini.
“Indah, makasih yah, kamu begitu pengertian ama Aa” Kata Saya.
“Kalau saja Indah bukan adik Aa, udah akan Aa..” belum sempat Saya habis bicara..
“Udah akan Aa apain” bisiknya sambil tersenyum.
Saya semakin geregetan saja dibuatnya melihat wajah cantik dan polos adikku ini.
“Udah akan Aa jadiin pacar atuh. Eh Indah, Indah mau kan jadi pacar Aa”, Kata Saya lagi.
Mendengar hal demikian adikku lalu terdiam dan beberapa saat kemudian ia bicara..
“Tapi pacarannya nggak beneran kan” Katanya sedikit ragu.
“Ya nggak atuh Say, kita pacarannya kalo di rumah aja dan ini rahasia kita berdua aja, jangan sampai temen kamu tau, apalagi sama Ibu” jawabku meyakinkannya.
Setelah itu kulihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukan jam 4 sore.
“Udah jam 4 tuh, sebentar lagi Ibu pulang. Aa mandi dulu yah”, Kata Saya kemudian.
Maka Saya pun bangkit dan segera pergi meninggalkan kamar adikku. Setelah kejadian tadi siang Saya sempat tidak habis pikir, apakah benar yang Saya alami tadi. Di tengah lamunanku, Saya dikejutkan oleh suara Ibuku.
“Hayoo ngelamun aja, Indah mana udah pada makan belum?” kata Ibuku.
“Ada tuh, emang bawa apaan tuh Bu?”
Saya melihat Ibuku membawa bungkusan. Setelah Saya lihat ternyata Ibu membeli bakso, kemudian Ibuku memangil Indah dan kami bersama-sama menyantap Baso itu. Untungnya setelah kejadian tadi siang kami dapat bersikap wajar, seolah tidak terjadi apa-apa sehingga Ibuku tidak curiga sedikit pun.
Malamnya Saya sempat termenung di kamar dan mulai merencanakan sesuatu, nanti subuh setelah Ibu pergi ke pasar Saya ingin sekali mengulangi percumbuan dengan adikku sekalian ingin tidur sambil mendekap tubuh adikku yang montok. Keesokannya rupanya setan telah menguasaiku sehingga Saya terbangun ketika Ibu berpamitan kepada adikku sambil menyuruhnya untuk mengunci pintu depan. Setelah itu Saya mendekati adikku yang akan bergegas masuk kamar kembali.
“Ehmm, ehmm, bebas nih”, ujarku.
Adikku orangnya tidak banyak bicara. Mengetahui keberadaanku dia seolah tahu apa yang ingin Saya lakukan, tetapi dia tidak bicara sepatah kata pun.
Karena Saya sudah tidak kuat lagi menahan nafsu, maka Saya langsung melabrak adikku, memeluk tubuh adikku yang sedang membelakangiku. Kali ini dia diam saja sewaktu Saya memeluk dan menciumi tengkuknya.
Dinginnya udara subuh itu tak terasa lagi karena kehangatan tubuh adikku telah mengalahkan hawa dingin kamar ini. Kontolku yang mulai ngaceng Saya gesek-gesekkan tepat di bongkahan pantatnya.
“Say, Aa pingin bobo di sini boleh kan?” pinta saya.
“Idih, Aa genit ah, jangan Aa, entar..”
“Entar kenapa?” timpalku.
Belum sempat dia bicara lagi, Saya langsung membalikkan tubuhnya dan langsung Saya pagut bibir yang telah sejak tadi siang membuat pikiranku melayang. Saya kemudian langsung mendorongnya ke arah dinding dan menghimpit hangat tubuhnya agar melekat erat dengan tubuhku.
Saya mencoba untuk menyingkap dasternya dan kucoba untuk meraba paha dan pantatnya. Walaupun dia menyambut ciumanku, tetapi tangannya berusaha untuk mencegah apa yang sedang kulakukan.
Tetapi Saya tersadar bahwa ciumannya kali ini lain daripada yang tadi siang, ciuman ini terasa lebih hot dan mengairahkan karena kurasakan adikku kini pun menikmatinya dan mencoba menggerakkan lidahnya untuk menari dengan lidahku.
Saya tertegun karena ternyata diam-diam adikku juga memiliki nafsu yang begitu besar, atau mungkin juga ini karena selama ini adikku belum pernah merasakan nikmatnya bercumbu dengan lawan jenis. Kini tanpa ragu lagi Saya mulai mencoba untuk menyelinapkan tanganku untuk kembali meraba pahanya hingga tubuhku terasa berdebar-debar dan denyut nadiku terasa sangat cepat, karena ini adalah untuk pertama kalinya Saya meraba paha perempuan.
Sebelumnya dengan pacarku Saya belum pernah melakukan ini, karena Tiwi pacarku lebih sering memakai celana jeans. Dengan Tiwi kami hanya sebatas berciuman.
Kini yang ada dalam pikiranku hanyalah satu, yaitu Saya ingin sekali meraba, menikmati yang namanya heunceut (vagina dalam bahasa Sunda) wanita hingga Saya mulai mengarahkan jemariku untuk menyelinap di antara sisi-sisi celana dalamnya.
Belum juga sempat menyelipkan jariku di antara heunceutnya, Indah melepaskan pagutannya dan mulutnya seperti ikan mas koki yang megap-megap dan memeluk erat tubuhku kemudian menyilangkan kedua kakinya di antara pantatku sambil menekan-nekan pinggulnya dengan kuat. Ternyata Indah telah mengalami orgasme.
“Aa.. aah, eghh, eghh” rintih Indah yang dibarengi dengan hentakan pinggulnya.
Sesaat setelah itu Indah menjatuhkan kepalanya di atas bahuku. Saya belai rambutnya karena Saya pun sangat menyayanginya, kemudian Saya bopong tubuh yang telah lunglai ini ke atas tempat tidur dan kukecup keningnya.
“Gimana Sayang, enak?” bisikku. Saya hanya bisa melihat wajah memerah adikku ini yang malu dan tersipu, selintas kulihat wajah adikku ini manisnya seperti Nafa Urbach.
“Gimana rasanya, Sayang?” Kata Saya lagi.
“Aa, yang tadi itu apa yang namanya orgasme?” Eh, malah ganti bertanya adikku tersayang ini.
“Iya Sayang, gimana, enak?” jawabku sambil bertanya lagi.
“He-eh, enakk banget” jawabnya sambil tersipu.
Entah mengapa demi melihat kebahagian di wajahnya, Saya kini hanya ingin memandangi wajahnya dan tidak terpikir lagi untuk melanjutkan aksiku untuk mengarungi lembah belukar yang terdapat di kemaluannya hingga sesaat kemudian karena kulihat matanya yang mulai sayu dan mengantuk akibat orgasme tadi.
Maka Saya mengajaknya untuk tidur. Kami pun terus tertidur dengan posisi saling berpelukan dan kakiku kusilangkan di antara kedua pahanya. Hangat tubuh adikku kurasakan begitu nikmat sekali. Yang ada dalam pikiranku adalah betapa nikmatnya jika Saya menikah nanti,
Pantas saja di jaman sekarang banyak yang kawin entah itu sudah resmi atau belum. Tanpa terasa Saya pun sadar dan terbangun dari tidurku, dan kulihat jam di kamar adikku telah menunjukkan jam 9 lewat dan adikku belum juga bangun dari tidurnya. Wah gawat, berarti dia hari ini tidak sekolah, pikirku.
“Indah, bangun kamu nggak sekolah?” Kata Saya membangunkannya.
Indah pun mulai terbangun dan matanya langsung tertuju pada jam dinding. Dia terkejut karena waktu telah berlalu begitu cepat, sehingga dia sadar bahwa hari ini dia tidak mungkin lagi pergi ke sekolah.
“Aahh, Aa jahat kenapa nggak bangunin Indah” rajuknya manja.
“Gimana mau bangunin, Aa juga baru bangun” Kata Saya membela diri.
“Gimana dong kalo Ibu tahu, Indah bisa dimarahin nih, ini semua gara-gara Aa”
“Loo kok Aa yang disalahin sih, lagian Ibu nggak bakalan tahu kalau Aa nggak ngomongin kan” jawabku untuk menghiburnya.
“Bener yah, Indah jangan dibilangin kalau hari ini bolos”
“Iyaa, iyaa” jawabku.
Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk mandi bareng. Wah ini kesempatan emas, alasan tidak memberitahu Ibu bahwa dia nggak masuk sekolah bisa kujadikan senjata agar Saya bisa mandi bersama adikku.
“Eh, ada tapinya loh, Aa nggak bakalan bilang ama Ibu asal Indah mau mandi bareng ama Aa” Kata Saya sambil mengedipkan mata.
“Nggak mau. Aa jahat, lagian udah gede kan malu masak mau mandi aja musti barengan”
“Ya udah kalo nggak mau sih terserah” ancamku.
Singkat cerita karena Saya paksa dan dia tidak ingin ketahuan oleh Ibu maka adikku menyetujuinya.
“Tapi Aa jangan macem-macem yah” pintanya.
“Emangnya kalo macem-macem gimana?” Kata Saya.
“Pokoknya nggak mau, mendingan biarin ketahuan Ibu, lagian juga itu kan gara-gara Aa, Indah bilangin Aa udah ciumin Indah” balasnya mengancam balik.
Jika kupikir-pikir ternyata benar juga, bisa berabe urusannya, seorang kakak bukannya menjaga adik dari ulah nakal laki-laki lain, eh malah kakaknya sendiri yang nakal. Maka untuk melancarkan keinginanku untuk bisa mandi dengannya, Saya pun menyetujuinya.
Kami berdua akhirnya bangun dari tidur dan setelah berbenah kamar, kami berdua pun pergi menuju kamar mandi. Sesampai di kamar mandi kami hanya saling diam dan kulihat adikku agak ragu untuk melepaskan pakaiannya.
“Aa balik dulu ke belakang, Indah malu nih” pintanya.
“Apa nggak sebaiknya Aa yang bukain punya Indah, dan Indah bukain punya Aa”
Tanpa pikir panjang Saya menghampiri adikku dan Saya cium bibirnya. Agar dia tidak malu dan canggung untuk membuka pakaiannya, Saya genggam tangannya dan Saya tuntun untuk membuka bajuku. Tanpa dikomando dia membuka bajuku setelah itu kutuntun lagi untuk membuka celana basket yang Saya kenakan.
Setelah keadaanku bugil dan hanya memakai celana dalam saja kulihat adikku tegang, sesekali dia melirik ke arah selangkanganku dimana kontolku sudah dalam keadaan siaga satu.
Kini giliranku menanggalkan daster yang ia kenakan. Begitu Saya buka, Saya terbeliak dibuatnya karena ternyata tubuh adikku begitu bohai (body aduhai). Dia lalu berusaha menutupi selangkangannya. Lalu dengan sengaja kucolek payudaranya hingga adikku melotot dan menutupinya. Kemudian Saya pun balik mencolek memeknya, hehehe..
“Idihh, Aa nggak jadi ah mandinya, malu”, rajuknya.
Adikku lalu mengambil handuk dan melilitkan handuk tersebut kemudian melangkah keluar kamar mandi, tetapi karena Saya tidak mau kesempatan emas ini kabur maka Saya pegang tangannya dan terus Saya peluk sambil kukecup bibirnya, karena ternyata adikku sangat merasa nyaman bila bibirnya Saya cium.
Saya lalu menarik handuknya hingga terlepas dan jatuh ke lantai, dan Saya pepet tubuhnya ke arah bak air lalu gayung kuambil dan langsung kusiramkan ke tubuh kami berdua. Merasakan tubuhnya telah basah oleh siraman air, adikku berusaha untuk melepaskan ciuman dan desakan yang Saya lakukan, tapi usahanya sia-sia karena Saya semakin bernafsu menyirami tubuh kami sambil kontolku Saya tekan-tekan ke arah selangkangannya. Setelah tubuh kami benar-benar basah, Saya bagai kemasukan setan. Selain menyedot bibirnya dengan ganas Saya pun langsung mencoba untuk melepaskan celananya.
Setelah celana dalamnya terlepas dari sarangnya hingga ke tepi lutut, Saya pun menariknya ke bawah dengan kakiku hingga benar-benar terlepas. Sadar bahwa Saya akan berbuat nekat, Indah semakin berusaha untuk melepaskan tubuhnya. Sebelum usahanya membuahkan hasil Saya melepas pagutannya.
“Aa, stop please” rengeknya sambil menangis.
“Indah, tolong Aa dong. Indah tadi subuh kan udah ngalami orgasme, Aa belum..” pinta Saya.
Dan tanpa menunggu waktu lagi di saat tenaganya melemah, Saya kangkangkan pahanya sambil kukecup bibirnya kembali sehingga dia tidak bisa menolaknya. Di saat itu Saya meraih burungku dari CD-ku dan mencoba mencari sarang yang sudah lama ini ingin kurasakan.
Dalam sekejap kontolku sudah berada tepat di celah pintu heunceut adikku, dan siap untuk segera menjebol keperawanannya. Merasa telah tepat sasaran maka Saya pun menghentakkan pinggulku.
Dan Saya seperti benar-benar merasakan sesuatu yang baru dan nikmat melanda seluruh organ tubuhku dan kudengar adikku meringis kesakitan tapi tidak berusaha untuk menjerit. Melihat hal itu Saya mencoba untuk mengontrol diriku dan mencoba menenangkan perasaan yang membuatku semakin tak karuan, karena Saya merasa diriku dalam keadaan kacau tetapi nikmat hingga sulit untuk diuraikan dengan kata-kata.
Saya mencoba hanya membenamkan penisku untuk beberapa saat, karena Saya tak kuasa melihat penderitaan yang adikku rasakan. Kini pandangan Saya alihkan pada kedua payudara adikku yang masih diselimuti BH-nya. Saya mencoba untuk melepaskannya tapi mendapat kesulitan karena belum pernah sekalipun Saya membukanya hingga Saya hanya bisa menarik BH yang menutupi payudara adikku dengan menariknya ke atas dan tiba-tiba dua bongkah surabi daging yang kenyal menyembul setelah BH itu Saya tarik.
Melihat keindahan payudara adikku yang mengkal dan putingnya yang bersemu coklat kemerahan, Saya pun tak kuasa untuk segera menjilat dan menyedotnya senikmat mungkin.
“Aa, ahh, sakit” rintih adikku.
Seiring dengan kumainkannya kedua buah payudara adikku silih berganti maka kini Saya pun mencoba untuk menggerakkan pinggulku maju mundur, walau Saya juga merasakan perih karena begitu sempitnya lubang heunceut adikku ini.
Badan kami kini bergumul satu sama lain dan kini adikku pun mulai menikmati apa yang Saya lakukan. Itu dapat Saya lihat karena kini adikku tidak lagi meringis tetapi dia hanya mengeluarkan suara mendesah.
“Eenngghh, acchh, enngg, aacchh”
“Gimana, enakk?” Saya mencoba memastikan perasaan adikku.
Dia tidak menjawab bahkan kini justru tangannya meraih kepalaku dan memapahnya kembali mencium mulutnya. Karena Saya tidak ingin egois maka Saya pun menuruti kehendaknya.
Saya kulum bibirnya dan lidah kami pun ikut berpelukan menikmati sensasi yang tiada tara ini. Tanganku kugunakan untuk meremas payudaranya. Gila, kenikmatan ini sungguh luar biasa, kini Saya pun mencoba untuk menirukan gaya-gaya di film BF yang pernah kulihat.
Adikku kuminta menungging dan tangannya memegang bak mandi. Saya berbalik arah dan mencoba untuk segera memasukan kembali kontolku ke dalam memeknya, belum sempat niat ini terlaksana Saya segera mengurungkan niatku, karena kini Saya dapat melihat dengan jelas bahwa heunceut adikku merekah merah dan sangat indah.
Karena gemas Saya pun lalu berjongkok dan mencoba mengamati bentuk heunceut adikku ini hingga Saya melongo dibuatnya. Mengetahui Saya sampai melongo karena melihat keindahan heunceutnya, adikku berlagak sedikit genit, dia goyangkan pantatnya bak penyanyi dangdut sambil terkikik cengengesan.
Merasa dikerjai oleh adikku dan juga karena malu, untuk mebalasnya Saya langsung saja membenamkan wajahku dan kuciumi heunceut adikku ini, hingga kembali dia hanya bisa mendesah..
“Aahh, Aa mau ngapain.., ochh, enngghh” desahnya sambil mengambil nafas panjang. Mmhh, ssrruupp, cupp, ceepp, suara mulutku menyedot dan menjilati heunceut adikku ini.
Saya perhatikan ada bagian dari heunceut adikku ini yang aneh, mirip kacang mungkin ini yang namanya itil, maka Saya pun mencoba untuk memainkan lidahku di sekitar benda tersebut.
“Acchh, Aa, nnggeehh, iihh, uuhh, gelii”, erangnya saat Saya memainkan itilnya tersebut.
Karena mendengar erangannya yang menggoda Saya pun tak kuasa menahannya dan segera bangkit untuk memeluk adikku dan memasukannya kembali dengan cepat kontolku agar bersemayam pada heunceut adikku ini.
Baru beberapa kocokan kontolku di memeknya, adikku seakan blingsatan menikmati kenikmatan ini hingga dia pun meracau tak karuan lalu..
“Aa, Indahh, eenngghh, aahh..”
Rupanya adikku baru saja mengalami orgasme yang hebat karena Saya rasakan di dalam memeknya seperti banjir bandang karena ada semburan lava hangat yang datang secara tiba-tiba.
Kini Saya merasakan kenikmatan yang lain karena cairan tersebut bagai pelumas yang mempermudah kocokanku dalam heunceutnya. Setelah itu adikku kini lunglai tak bertenaga, yang ia rasakan hanya menikmati sisa-sisa dari orgasmenya dan seperti pasrah membiarkan tubuhnya Saya entot terus dari belakang.
Mengetahui hal itu Saya pun kini mengerayangi setiap lekuk tubuh adikku sambil terus mengentotnya, mulai dari mencium rambutnya, menggarap payudaranya sampai-sampai Saya seperti merasakan ada yang lain dari tubuhku, ada perasaan seperti kontolku ini ingin pipis tapi tubuh ini terasa sangat-sangat nikmat.
“Aa, udah.. Aa, Indah udah lemess..” kata adikku.
“Tunggu Sayangg, Aa maauu nyampai nih, oohh”
Kurasakan seluruh tubuhku bagai tersengat listrik dan sesuatu cairan yang cukup kental Saya rasakan menyembur dengan cepat mengisi rahim adikku ini. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang luar biasa ini Saya memegang pantat adikku dan Saya hentakkan pinggulku dengan keras membantu kontolku untuk mencapai rongga rahim adikku lebih dalam.
Kami berdua kini hanya bisa bernafas seperti orang yang baru saja berlari-lari mengejar bis kota. Setelah persetubuhan yang terlarang ini kami pun akhirnya mandi, dan setelah itu karena tubuhku lemas maka Saya tiduran di sofa sambil menikmati acara televisi dan adikku kulihat kembali melakukan aktifitasnya membereskan rumah meskipun tubuhnya jauh lebih lemas.
tags #Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !